32 : timpukan bola kasti

574 57 2
                                    

Alya dan Arga berjalan beriringan memasuki sekolah. Pagi-pagi sekali Arga sudah berada di rumah Alya, padahal Alya belum bersiap. Alhasil Arga harus menunggu Alya sedikit lama.

Entah mengapa Arga berjalan amat santai. Seolah sengaja membiarkan orang-orang melihat mereka berdua. Hal itu membuat Alya terkadang tersenyum sendiri. Ia akan membayangkan jika hari ini Arga adalah pacarnya.

" Ga. Jalannya buruan ngapa? Enggak enak kan diliatin gitu, " ucap Alya.

" Anggap aja enggak ada orang, " jawab Arga santai.

Perlahan mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Banyak para siswa yang nongkrong di pinggiran tangga, mungkin hendak menggoda siswi yang lewat.

" Gue itu mikirin lo. Lo pasti enggak suka kan diliatin banyak orang, " ucap Alya.

" Gue kan udah bilang, jangan telat. Kita berangkat pagi. Siapa yang salah? Lo kan? " ucap Arga membuat Alya memutar bola matanya.

" Iya! Gue yang salah! Lain kali enggak usah berangkat bareng! " ucap Alya kesal, lalu perempuan itu berjalan lebih cepat dari Arga.

Arga ikut mempercepat langkahnya, mencoba mensejajarkan dirinya. Arga meraih tangan Alya membuat Alya berhenti melangkah. Bahkan kini para mata menatap mereka berdua. Seolah ingin tahu.

" Apaan sih, Ga, " ucap Alya berusaha melepas genggaman Arga.

" Gue ngajakin lo bareng ke sekolah bukan buat di tinggalin, " ucap Arga. Kini Arga berjalan, bergandengan dengan Alya.

Sebisa mungkin Alya menahan senyumannya. Mengatur degub jantung yang tak keruan.

" Kenapa harus gandengan? " tanya Alya.

" Biar enggak ilang, " jawab Arga membuat Alya terkekeh.

" Udah, masuk sana, " ucap Alya kala mereka sudah berada di depan kelas 10 IPA-1.

" Gue anterin sampe kelas lo, " ucap Arga membawa Alya kembali melangkah.

" Ihh enggak usah. " tolak Alya.

" Kenapa? Malu? "

" Eng—enggak gitu. Cuma kan, lo enggak perlu lakuin ini, " ucap Alya membuat Arga melepas genggaman tangannya pada gadis itu. Alya tentu heran mengapa Arga melakukan itu.

" Ya udah sana! " ketus Arga, lalu pria itu berbalik memasuki kelasnya.

Alya terdiam lama. Apakah ia salah? Alya menatap ke sekeliling. Banyak murid yang menatapnya aneh. Dengan cepat Alya berjalan menuju kelasnya. 10 IPA-5.

****
Hari ini berlangsung pelajaran penjas untuk kelas 10 IPA-5. Dan guru yang mengajar pun memilih lapangan outdoor.

Seperti saat ini para murid bergegas menuju lapangan yang biasa dipakai untuk upacara. Untuk hari ini hanya kelas 10 IPA-5 yang melakukan olahraga berbarengan dengan kelas 12 IPA-1, kakak tingkat mereka.

" Ayok cepat! Baris yang rapih!! Lakukan pemanasan! " teriak pria berkumis itu.

Para murid mengikuti arahan ketua kelas untuk melakukan pemanasan. Suara mereka menggema di lapangan, menghitung berbarengan. Dan semakin ramai lagi kala kelas 12 juga tak ingin kalah.

" Hari ini Bapak akan mengambil nilai permainan bola kasti! " ucap guru itu, berteriak.

" Bagi kelompok! Perempuan laki-laki main bersama! Jangan ada yang tidak mengikuti! Paham! "

" PAHAM!!! " teriak para murid bersamaan.

Satu kelas terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari 15 orang.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang