Malam, pukul 23.40. Sedari tadi Alya hanya menatap jam di nakas. Jantungnya seakan berpacu lebih cepat, entah apa yang membuatnya seperti itu.
Alya sebenarnya mengharapkan sesuatu terjadi. Semoga saja.
Sunyi. Hanya detak jarum jam yang terdengar, dan beberapa suara hewan entah dari mana. Alya kembali menatap jam di atas nakasnya, kemudian memejamkam matanya.
Tiga menit lagi.
Bosan, tentu saja. Membuat Alya menghidupkan ponselnya. Tetapi tidak ada yang mengiriminya pesan membuat Alya mendengus.
00.00. Happy birthday Alya.
Alya memejamkan matanya kembali, meminta sesuatu pada Tuhan. Hanya dirinya dan Tuhan yang tahu apa yang diminta.
Tok! Tok! Tok!
Suara geduran pintu membuat Alya tersenyum bahagia. Dengan cepat ia beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu.
" Happy birthday, sayang. "
" Thank you, " ucap Alya kemudian memeluk orang di hadapannya.
" Jadi anak yang baik, yang membanggakan, sehat terus baik di luar maupun dalam. Mama enggak mau kamu sakit sayang, sakit di luar ataupun di dalam sini, " ucap Cintia menunjuk dada Alya.
" Makasih, Ma. Aku sayang Mama. "
" Papa nelpon. "
" Oh ya?! Mana?! Aku kangen Papa! " ucap Alya antusias.
" Happy birthday sayang! Papa akan berdoa yang terbaik untuk kamu, Nak. "
" Thank you, Pa. Cepat pulang. " Alya mulai menangis.
" Kenapa menangis? Papa bakal cepat pulang. Setelah ini Papa akan menetap di Indonesia, bersama kalian. "
" Promise? "
" Ya. Oh ya, di lemari nakas paling bawah itu ada sesuatu. Hadiah buat kamu, semoga suka. "
" Itu bukan hadiah utama. Papa tau kan apa yang aku mau. "
" Bersabar Alya. "
" Em, di sana juga sudah malam. Istirahatlah, sayang besok kamu bakal kerja kan? " kini Cintia berbicara.
" Iya. Alya, Papa sayang kamu. Ma, aku juga sayang kamu. Papa sayang kalian, jaga diri baik-baik di sana. Jaga kesehatan, Papa akan cepat pulang. Alya? Tengah malam nanti lakukan lah sesuatu yang amat bermanfaat, Nak. "
" Okay, Pa. "
" Bye, kamu juga jaga diri baik-baik di negeri orang. "
" Iya, miss you. Bye. "
Panggilan terputus.
" Aku pikir bakal ada kue, lilin, nyanyian, " ucap Alya membuat Cintia terkekeh.
" Ayo ke bawah, Bibi udah nyiapin semuanya, " ajak Cintia diikuti Alya.
Lantai bawah sungguh gelap. Perlahan Alya menuruni tangga bersama Cintia. Lalu Cintia berjalan ke ujung ruangan, hendak menghidupkan lampu.
" Cepet, Ma, " ucap Alya karena Cintia tak kunjung menghidupkan lampunya.
" Ma! " teriak Alya mulai, takut.
" Happy birthday!!! " Alya terkejut. Lampu di ruangan hidup, dan ruangan juga telah di dekor sederhana. Alya berkaca-kaca melihat kehadiran teman-temannya, yang merelakan waktu mereka untuk Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...