28 : kecewa lagi

644 61 5
                                    

" Jawaban lo itu sangat memengaruhi, Al, " ucap Arga menatap lekat Alya. " Iya atau enggaknya itu berpengaruh buat gue. "

Gue harus jawab apa Arga? Enggak mungkin bilang iya kan?  Batin Alya.

" Kalo iya apa? Kalo enggak juga apa? " tanya Alya.

Arga mendekatkan kursinya pada brankar Alya. Menatapnya lekat membuat Alya sedikit takut akan tatapan tajam itu.

" Kalo jawaban lo enggak, lo bisa jauh dari gue. Seolah-olah kita enggak kenal. " Alya tertegun mendengarnya, mana mungkin bisa ia seolah tak mengenal Arga.

" Kalo iya? " tanya Alya was-was.

" Kalo iya— " Arga menggantung ucapannya, kala mendapat satu panggilan masuk dari Ananti.

" Halo, kenapa, Nan? " tanya Arga.

" Arga tolongin gue. Hiks, gue di kunci di gudang belakang sekolah. Gelap, Ga. Gue takut. "

" Tunggu!! Gue ke sana sekarang. "

" Kenapa? " tanya Alya.

" Ananti, ada yang jahilin, " jawab Arga.

" Harus lo yang kesana? " tanya Alya seolah tak ingin Arga pergi.

" Iyalah! Dia butuhin gue! " jawab Arga menyentak.

" Tapi Ananti punya pacar, " cicit Alya.

" Al, gue harus cepet. Bukan waktunya lo nanya-nanya, " ucap Arga lalu pria itu benar-benar pergi meninggalkan Alya sendiri.

" Cih. Lo masih ada rasa sama Ananti, Ga. Tapi kenapa lo buat gue selalu berharap, " lirih Alya, gadis itu memejamkan matanya, sampai air matanya harus keluar tanpa diminta.

*****
Arga berjalan cepat menuju gudang belakang. Gudang yang sungguh tak terpakai, bahkan tak ada yang berani ke tempat itu.

Tempatnya sepi, tak ada murid yang berlalu lalang. Arga menggedor-gedor pintu itu, terkunci dari luar.

" Ananti!! " panggil Arga.

" Arga!! Gue di sini! Gue di dalam! " teriak Ananti.

" Minggir, biar gue dobrak, " perintah Arga. Pria itu mengambil ancang-ancang, sedikit menjauh dari pintu lalu dengan sekali hantam pintu terbuka.

Dapat terlihat Ananti yang terisak ketakutan. Arga mendekat membuat Ananti memeluknya erat. Arga hanya diam, perlahan membalas pelukan Ananti. Mencoba menenangkannya.

" Kenapa bisa, Nan? " tanya Arga. Ananti melepas pelukannya, menatap Arga.

" Tadi gue dengar ada yang minta tolong dari gudang ini, pintunya enggak ke kunci. Gue masuk tapi ternyata enggak ada orang. Pas mau balik lagi tiba-tiba gue di kunci dari luar, " jelas Ananti.

" Jefri lagi di luar sekolah, gue enggak mungkin hubungin dia. Maafin gue, Ga. "

" Buat apa? " tanya Arga.

" Gue nyusahin lo. Ganggu waktu lo sama Alya. "

" Kenapa ngomong gitu? Gue sama Alya itu enggak ada hubungan lebih. Udah semestinya gue nolong lo, mungkin sebagai sahabat. "

" Hmm, sahabat. Jadi kita sahabat? " tanya Ananti tersenyum.

" Mau hal lebih juga enggak bisa kan? " Ananti terkekeh mendengarnya.

" Lo harus janji kalo gitu, " ucap Ananti.

" Apa? "

" Selalu ada buat gue ya kalo gue butuh bantuan lo, kalo gue butuh seseorang. "

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang