24 : Ke taman kota

569 67 4
                                    

" Enggak. "

" Hah? Maksudnya? Enggak ada yang mau di ucapin? " Arga terdiam, banyak orang penasaran dengannya. Alya yang mendengar itu langsung berbalik arah hendak meninggalkan tempat itu.

" Alya, " panggilan itu sukses membuat Alya berhenti melangkah.

" Gue cuma mau ngasih bunga ini ke Alya, karena gue.enggak ngeliat dia jadi gue ke sini biar dia denger. " Alya masih terdiam tak berbalik, bahkan kini orang-oranga memusatkan pandangannya pada Alya.

Arga berbohong, Alya tak suka itu. Alya lebih baik tak mendapatkan bunga itu daripada mendapatkan bekas.

" Ou, Alya mau enggak bunganya? " tanya sang MC tetapi Alya tetap diam.

" Enggak perlu, gue aja yang nyamperin. Acaranya dilanjutin aja, " ucap Arga lalu ia turun dari panggung, keadaan kembali normal, Alya melangkah menjauh meninggalkan kerumunan itu.

" Sialan, gue udah seneng-seneng Ananti nerima Jefri, tapi sekarang? Justru Alya yang deket sama Arga. Emang Alya bener-bener musuh gue dari awal ketemu. " Della, menggeram.

Kini Alya berjalan di sekitaran halaman depan yang nampak sepi. Harusnya Alya senang kala Arga menyebut namanya di hadapan orang ramai, bahkan memberikan bunga. Tetapi tetap saja Alya tak suka cara Arga.

Apa kata Arga tadi? Ingin memberi bunga pada Alya karena tak dapat melihat Alya maka ia harus mengumumkannya. Segitunya kah harus menghindar dari kenyataan?

" Alya, " panggilan Arga membuat Alya berhenti dan berbalik.

" Lo kenapa? " tanya Arga.

" Enggak kenapa-napa, " balas Alya yang memulai langkah kecilnya entah ke mana tujuannya.

" Bohong, lo kecewa kan sama gue ? "

Alya mengangkat bahunya, acuh.

" Kecewa karena apa? " tanya Alya.

" Karena gue enggak jadian sama Ananti? " Alya terkekeh mendengar itu, untuk apa Alya kecewa soal itu, bukankah itu justru membuat peluang baginya?

" Ya, lumayan lah.." bohong Alya. " Lo kelamaan geh, keburu si Jefri kan yang dapetin. "

" Tapi gue enggak nyesel, " ucap Arga.

Keduanya duduk di taman kompleks tak jauh dari tempat Della, hanya cahaya temaram yang menemani mereka.

" Kenapa? " tanya Alya bingung.

" Karena-" Arga menatap Alya, membuat Alya sedikit bingung. " Waktunya belum pas, lo terlalu cepet buat rencana. "

" Ya gue kira lo emang beneran suka dan mau serius, dan pada waktu itu juga yang gue mau kan cepet kelar ini urusan. "

" Oh, waktu itu. Kalo sekarang? Masih mau ngejauh dari gue? " pertanyaan itu membuat Alya salah tingkah.

" Ya.. Ya gitu deh. " Arga terkekeh mendengarnya.

" Al, " panggil Arga lembut membuat Alya luluh menatapnya, seketika saja rasa kesalnya hilang. Sihir apa yang Arga gunakan?

" Kenapa, Ga ? " tanya Alya sembari menetralisir degub jantungnya.

" Ada hal yang mau gue sampaein ke lo. "

" Apa? " tanya Alya tak sabaran, Arga semakin menatap Alya lekat.

" Gue... Gue. " Alya semakin gugup menunggu jawaban Arga.

" Gue laper, Al. Belum makan. " Alya menatap Arga tak percaya, apa itu tadi? Hanya seperti itu saja dapat membuatnya gugup.

" Ish, kirain apa. Ya udah ayok balik lagi. "

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang