" Lo tau, Al? Ada suatu hal penting yang bakal gua bilang. Dan rencananya cuma lo orang pertama yang tau, cuma lo yang bakal gue kasih tau. " Arga menatap lekat Alya. " Tapi gue rasa lo enggak pantes buat gue kasih tahu setelah kejadian tadi. "" Kenapa diem aja? " tanya Arga, lagi.
" Gue harus apa? Ngemis-ngemis di depan lo supaya lo percaya sama gue? Apa gue harus bacot dulu di depan lo panjang lebar supaya lo kasian sama gue? Semua yang gue lakuin itu enggak akan ngubah apa yang udah ada di dalem hati lo. Kalo niat awal lo lebih bela Ananti, seberapa usaha gue buat bela diri itu enggak berguna, Ga. Gue udah capek, ngadepin lo yang susah dimengerti. Dan sekarang gue harus berantem sama Ananti, sahabat gue, " jawab Alya, melemah. " Gue enggak tau siapa yang salah tapi-"
" Lo yang salah, " sergah Arga.
" Gue? Dimananya, Ga? " tanya Alya.
" Kalo lo mau berduaan sama Jefri kenapa harus di tempat terbuka, " ucap Arga sukses membuat Alya terkejut.
" Lo bisa pergi ke mana gitu? Biar Ananti enggak liat, dan semua pertengkaran ini enggak akan terjadi, " lanjutnya.
" Ternyata lo juga enggak percaya sama gue? Lo lebih percaya sama apa yang lo liat dari belakang? " tanya Alya.
" Al, walau kalian enggak ngelakuin apa-apa. Tapi tetep aja kan, lo itu enggak deket sama Jefri dan tiba-tiba kalian bisa akrab secepet itu. Apa itu enggak bisa di curigain? "
" Ga. Apa lo tau? Della ngejambak rambut gue, dia nyeburin muka gue ke wastafel, terus dia mau lukain gue. Jefri dateng, ngentiin semua itu. Asal lo tau, di dalem hati gue. Gue berharap lo dateng nolongin gue. Tapi apa? Justru orang lain. " Alya kembali meneteskan air matanya.
" Lo enggak bisa selalu ada saat gue butuhin. Waktu itu juga, tapi yang dateng Nicho. Tapi kenapa lo selalu ada buat Ananti? Gue tau Ananti itu cinta pertama lo, dan enggak mudah buat lupain itu dalam sekejap. Tapi kalo lo belum siap ngelepas dia kenapa lo harus cari yang baru? Kenapa harus lo lampiasin ke orang lain? Dan kenapa orang itu harus gue? " Alya menangis, lemah.
" Al-"
" Lo enggak pernah ada rasa kan sama gue? Ucapan lo yang kemarin itu bohong kan? "
" Bukan gitu-"
" Iya. Gue tau sekarang. Kalo lo suka sama gue, harusnya lo selalu ada buat gue, harusnya lo bela gue, yang lebih penting. Harusnya lo percaya sama gue. Tapi sedikit pun lo enggak bisa percaya sama gue. kemarin lo yang nyuruh gue buat percaya sama lo? Tapi justru lo yang enggak bisa percaya sama gue. Lo egois kan? "
Arga diam menatap Alya. Hatinya ikut sakit kala Alya mengatakan semua itu. Terlebih lagi kala ia tahu Alya di perlukan tidak baik oleh Della.
Arga mendekatkan dirinya pada Alya, memeluk gadis itu yang tengah sesegukan. Harusnya Arga sadar bahwa ia sudah kelewatan pada Alya. Harusnya Arga menyadari sejak lama bahwa ia tak ingin kehilangan gadisnya. Tapi semua yang Arga lakukan justru membuat Alya hendak menjauh.
" Maaf. Maafin gue, Al, " ucap Arga membuat Alya melepaskan dekapan Arga.
" Ini udah yang keberapa kali? Apa perlu untuk kali ini gue maafin lo lagi? Lo enggak akan bisa berubah, Ga. Setelah gue maafin lo, gue lupain semua ini, lo pasti ngulang perbuatan yang sama. " Alya menyeka air matanya. " Nyakitin gue, " lanjutnya.
" Selama ujian ini berlangsung gue minta lo jangan deketin gue ya. Gue enggak bisa konsentrasi. Dan gue rasa ini cara terbaik buat kita menjauh sejenak, " ucap Alya. Lalu pergi meninggalkan Arga sendiri.
" Al. Gue takut terlambat lagi buat ngomong ini. Hal yang harus lo tau, " lirih Arga.
*****
Hubungan Alya dan Ananti merenggang hanya karena kesalahpahaman. Tapi siapa yang salah? Alya kah? Atau Ananti?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...