END

1.3K 73 8
                                    

Kalau kamu mau kita bisa batalin pernikahan kita, Al.

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Alya. Alya bingung, sudah hampir dua tahun Alya menjalin hubungan dengan Zelvin, dan tinggal hitung hari pun pernikahan akan dilaksanakan. Mengapa di saat seperti ini dia datang? Seseorang itu datang? Seseorang yang membuat Alya ragu. Tidak mungkin juga Alya mengecewakan Zelvin, walau Alya tak tahu apakah Zelvin mencintainya atau tidak. Karena pada dasarnya, Alya lah yang meminta untuk Zelvin menikahinya.

Sedari tadi Alya terus mundar mandir di kamarnya, sesekali menggigiti kukunya. Jantungnya berdetak lebih cepat lagi kali ini. Apakah tepat jika ia menemui Arga? Tapi untuk apa?

Walau Alya tak bisa berbohong. Dalam hati Alya memang hanya ada Arga seorang. Arga yang tak pernah hilang dari pikirannya. Arga yang selalu Alya harapkan. Bahkan dalam doa, rencana untuk mengucap nama Arga tidak ada, tetapi mengapa namanya selalu terucap?

Alya kembali menangis. Ia dilema kali ini.

Cklek!

Alya menoleh cepat. Seorang pria berjalan mengarahnya membuat Alya semakin terisak entah karena apa.

" Hp kamu, ada yang nelpon. " ucapnya memberitahu Alya, membuat Alya berlari kecil mengambil ponselnya.

Dinda.

" Halo? "

" Arga bakal pergi. Mamat bilang Arga lagi ngarah ke stasiun Hall. Al, gue enggak tau kenapa, tapi? Lo cinta kan sama Arga? Lo masih cinta kan sama dia? Arga udah tau, Al lo mau nikah. Dia pergi mungkin karena itu. Kalau lo cinta sama dia, kejar, Al. Jangan biarin kisah kalian berhenti di sini. "

Alya menangis tersedu, bahkan ia tak bisa menjawab Dinda.

" Al? "

" Zelvin. "

" Kamu masih cinta sama Arga? " tanya Zelvin serius menatap Alya tetapi Alya tak menjawab.

" Jawab, Al!! " sentak Zelvin.

" Iya! Aku—aku cinta sama dia, Vin. Aku—aku masih berharap sama dia, Vin. " ucap Alya tersedu. Alya terduduk di depan Zelvin yang berdiri. Ia menunduk dan menangis.

" Aku mohon, aku mohon Vin. Boleh kan aku ngejar Arga? Boleh kan aku ubah semuanya? " ucap Alya memohon.

Zelvin ikut berlutut, memegang bahu Alya menyuruhnya untuk bertatap.

" Aku dari awal udah tau, Al. Ini pasti terjadi. Aku enggak mau kamu mohon sama aku. Tapi—apa pun yang bisa buat kamu bahagia, aku bakal lakuin, Al. Aku enggak mungkin biarin cinta kalian berakhir. Aku enggak mau kamu sedih karena kehilangan dia, Al. "

Alya memeluk Zelvin erat, menangis di pelukannya.

" Sekarang kita ke sana. " ucap Zelvin berdiri diikuti Alya.

" Tapi acaranya? Mama? Papa? Mereka bakal malu kalau acaranya di batalin, Vin. "

" Acara ini enggak akan batal, Al. Kita bisa ubah aktornya. Karena sebenarnya aku cuma aktor pengganti, yang sesungguhnya—Arga pemeran utamanya, Al. " Zelvin menatap Alya lekat, " Sekarang, Al. Kita pergi. " Zelvin menarik lengan Alya. Keduanya berlari.

Para kerabat yang berada di rumah Alya kebingungan, tetapi tak dihiraukan oleh keduanya. Alya dan Zelvin menaiki mobil, kali ini terpaksa Zelvin harus mengendarai mobil dengan kecepatan yang tentu melanggar lalu lintas.

" Arga, please. " lirih Alya.

" Dio? Dio pasti tau nomor Arga? " ucap Alya dengan cepat meminta nomor ponsel Arga pada Dio.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang