49 : notifikasi Ananti

530 48 1
                                    

Beberapa bulan sudah terlewatkan bagi Alya tanpa melihat Arga. Selama itu juga Alya tak dapat menghubungi pria itu. Berulang kali Alya mencoba untuk menelepon bahkan mengiriminya chat, tapi hasilnya nihil.

Semua sosial media Arga selalu Alya pantau, tetapi pria itu terlalu malas untuk mengunggah keseharian di sosmed.

Terakhir berkomunikasi saat Arga mengatakan setelah hari ini, jangan hubungi gue lagi. Dan benar saja pria itu menghilang bagai di telan bumi. Alya sempat menanyai Dio, apakah Arga menghubunginya.

Dan Dio menjawab, terkadang Arga sering chatan dengannya. Lalu Alya menanyai Mamat, sama halnya dengan Dio. Mereka semua adalah sahabat Arga, tentu saja tidak berhenti berkomunikasi. Tetapi mengapa Arga melakukan itu padanya.

Sebenarnya satu orang lagi yang perlu Alya tanya. Yaitu Ananti, tetapi belum sempat Alya bicara padanya. Jika sampai Ananti dan Arga sering berkomunikasi, maka Alya akan berpikiran negatif.

Alya mendengus, memikirkan beberapa bulan ini membuatnya frustrasi. Saat ini Alya hanya melamun sembari mengaduk-aduk minuman yang di pesannya.

" Lo kenapa sih, Al? Galau mulu deh, " tegur Dinda yang sedari tadi memerhatikan Alya. Bahkan beberapa bulan ini Dinda selalu memperhatikan Alya yang selalu nampak murung.

" Cerita, Al ada apa. Biar lega gitu, " timpal Ananti.

" Enggak pa-pa. Gue tiba-tiba kangen Papa, " jawab Alya.

" Pinter banget sih cari alesan, " sindir Dinda membuat Alya memutar bola matanya.

Saat ini ketiganya tengah berada di kantin. Tetapi kantin tidak begitu ramai karena sebenarnya jam istirahat masih beberapa menit lagi. Hanya saja mereka boleh keluar karena telah menyelesaikan ulangan harian.

" Bilang aja, Al kalo kangen Arga. " Alya menatap Dinda, walau ia ingin berkata bahwa iya Alya merindukannya, tetapi tidak bisa terucap.

" Atau jangan-jangan malah rindu Zelvin, " timpal Ananti membuat Alya berdecak. Akhir-akhir ini Alya menjadi bahan gosip seantero sekolah. Hanya karena sering berkomunikasi dengan Zelvin. Tapi siapa yang tahu jika keduanya bertemu ada saja hal yang diributkan.

" Enggak tau nih! Awas lo berpaling. Kasian noh Arga, " ucap Dinda.

" Tapi Arga enggak kasian sama gue! Berbulan-bulan enggak kasih kabar! Segitunya dia marah sama gue, " gerutu Alya.

" Jangan-jangan nomor lo di blokir, " ucap Dinda membuat Alya mengerutkan dahinya.

" Jahat banget kalo kayak gitu, " ucap Alya.

" Usaha, Al. Hubungi terus, " timpal Ananti membuat Alya mendengus. Usaha seperti apa? Mencoba menghubunginya?

" Eh, gue bayar dulu deh makanannya. Kalian tunggu di sini ya, " ucap Ananti diangguki Alya dan Dinda.

" Di tunggu aja, Al. Palingan juga sebulan lagi Arga udah balik ke Indonesia. Positif thinking, kali aja dia nyiapin kejutan buat lo, " ucap Dinda memberi semangat.

" Semoga, " balas Alya.

Saat keduanya tengah terdiam, tiba-tiba saja ponsel Ananti bergetar. Alya yang berada dekat dengan ponselnya pun tak sengaja melihat notifikasi masuk di ponsel Ananti.

Bukan Alya lancang atau apa. Tetapi sungguh ia tidak sengaja, dan ketidaksengajaan itu pula yang bisa membuat Alya terdiam cukup lama melihat ponsel Ananti. Sampai ponsel itu kembali mati.

Ananti sudah kembali, lalu terduduk.

" Hp lo bunyi tuh tadi, kayaknya ada notifikasi, " ucap Alya membuat Ananti langsung mengecek ponselnya.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang