Alya keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang sudah basah. Ia menatap jam di atas nakas yang sudah diperbaiki, kemungkinan asisten rumah tangganya lah yang mengganti jam itu. Jarum jam masih berada di angka 9, malam. Tetapi Alya belum mengantuk.
Ia berjalan menuju meja belajarnya, untuk kali ini ia akan mengabaikan ponselnya itu. Niat Alya ingin mengerjakan tugas yang belum selesai dikerjakannya, tetapi ia urungkan kala melihat buku sketsa yang beberapa hari lalu ia belinya.
Alya mengambilnya, membuka lembaran kosong itu.
" Arga, banyak hal yang ingin gue tau tentang lo, " lirih Alya, lalu ia menaruh buku itu.
Kemudian ia mengambil ponselnya, menekan salah satu kontak yang ada.
" Kenapa?! " ucap seseorang di seberang sana. Alya tetap diam, menahan senyumnya.
" Halo! "
" Bisu tah?! "
" Kalo enggak ada yang mau diomingin, gue patiin. "
Alya tetap diam, menunggu pria itu berbicara kembali.
" Udah, gue patiin. Lo ganggu waktu gue sama Ananti! "
Deg, sambungan dipatikan sepihak. Bukan karena pria itu mematikannya, tapi karena perkataannya. Menggangu dia bersama Ananti?
Emang Arga lagi bareng Ananti? Malem-malem gini? Atau cuma chatan doang? Mungkin telfonan? Segitu pentingnya Ananti kah.
Alya mendengus. Ada apa dengannya? Kenapa dadanya bergemuruh, seolah ia tak terima di perlakukan seperti ini. Alya menggelengkan kepalanya kuat.
" Enggak mungkin, " lirihnya.
*****
Bel istirahat berbunyi, membuat para siswa siswi berbondong-bondong menuju surganya sekolah. Tetapi tidak dengan Alya, ia hanya menenggelamkan kepalanya di atas meja." Al, enggak ke kantin? " tanya Ananti, Alya hanya menggelengkan kepalanya tanpa menoleh pada wanita itu.
" Lo sakit Al? Atau kenapa? Bilang sama kita. " kini giliran Dinda yang menyahut. Lagi, Alya hanya menggelengkan kepalanya. Keduanya mendengus pasrah, lalu pergi meninggalkan Alya sendiri.
Alya menegakkan badannya, ia akan bosan jika di kelas saja. Lalu ia melangkahkan kaki keluar kelas, menuju rooftop. Karena menurutnya tempat itu adalah tempat yang tenang dari bisingnya suara yang ada.
Alya berfikir, mungkin pria itu juga ada di sana dan ia akan memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Akhir-akhir ini seperti ada yang aneh, maka ia akan memastikannya.
Alya membuka pintu rooftop, awalnya ia tersenyum ketika melihat seseorang yang tengah ia carinya kini berdiri membelakanginya, tetapi perlahan senyum itu memudar kala ia menapakkan kaki di tempat itu melihat bahwa pria itu tak sendiri.
" Alya, " panggil Ananti. Ya, Ananti lah orang yang bersama Arga, kini Arga membalikkan tubuhnya menghadap Alya.
" Kenapa, Al? " tanya Ananti lagi.
" Lo bukannya ke kantin sama Dinda? " Alya bertanya.
" Iya, tapi pas gue liat Arga ngarah ke rooftop enggak jadi deh, terus gue ikutin Arga, " ucap Ananti memperlihatkan senyum manisnya itu.
" Terus lo ngapain ke sini Al? Ada yang mau lo cari? " tanya Ananti.
" Itu.. Gue gu-gue, nyari Nicho. Haha, ya dari tadi itu anak dicari enggak ketemu-temu. " bohong Alya, sekilas Alya dapat melihat tatapan dingin Arga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...