17 : Di rooftop

626 72 2
                                    

Alya berjalan menuju rooftop kala mendapatkan pesan singkat dari Arga yang menyuruhnya untuk menemuinya. Alya selalu menerka mengapa Arga memanggilnya, sedangkan beberapa hari ini pria itu terlalu asyik dengan Ananti sampai melupakan dirinya.

Karena ini jam istirahat, dan berhubung Dinda sudah mengetahui yang sebenarnya, maka Alya tadi sempat mengirimi Dinda pesan dan untungnya wanita itu pengertian, jadilah Dinda dan Ananti yang pergi ke kantin.

Alya membuka pintu rooftop, alasan mengapa ini menjadi tempat favoritnya, karena semilir angin selalu menerpa walau cuaca panas sekalipun. Alya menatap Arga yang kini tengah bersandar pada tembok pembatas itu sembari memejamkan matanya.

Alya tersenyum, ia berdiri tepat di depan pria tampan itu, tak tega membangunkan.

" Ekehm. " dehem Alya tak membuat Arga membuka matanya, membuat Alya memutar bola matanya malas.

" Ya udah gue pergi. " ancam Alya sanggup membuat si wajah datar terbangun.

Alya ikut duduk di samping Arga, menyender pada tembok merasakan punggungnya dingin.

" Why you call me? Haha, " ucap Alya terkekeh. Alya melirik Arga yang hanya diam.

" Kenapa Arga? Butuh bantuan? Ada yang ingin dibicarakan? Atau ingin curhat? " tanya Alya beruntun, kesal dengan tingkah Arga.

" Gue mau nyatain perasaan gue ke Ananti. " 7 kata yang mampu membuat raut wajah Alya berubah. Mengapa ia harus mendengar ini? Mengapa ia kembali merasakan sakit? Bodoh, sekali.

" Denger enggak? " tanya Arga membuyarkan lamunan Alya.

" Iya, " jawab Alya singkat, moodnya hancur kali ini.

" Gimana menurut lo? " tanya Arga menatap Alya.

" Emangnya keputusan gue penting? " Alya berbalik nanya.

" Ya iya siapa tahu menginspirasi, walaupun lo itu bodoh. " Alya tersenyum kecut, bukan karena perkataan Arga barusan melainkan karena hatinya.

" Kalo gue bilang, gue enggak setuju lo nyatain perasaan ke Ananti? Gimana? " tanya Alya, entah mengapa ia bertanya seperti itu.

Arga menatapnya lama. " Enggak mungkin kan lo kayak gitu ? " tanya Arga dibalas senyum Alya, senyum rasa sakitnya.

" Kira-kira waktu yang tepat kapan? " Arga kembali bertanya.

" Emm, terserah lo, " balas Alya membuat Arga berdecak.

" Ais, lo belum makan ya? Tumben lesu kalo bahas ginian. " Alya hanya menggeleng.

" Waktu yang tepat? Emm, nanti deh gue pikirin. Kalo pun iya nanti gue bantuin nyusun rencana yang terbaik, " ucap Alya dibalas senyuman tulus Arga, Alya sedikit terkejut, kapan lagi bisa melihat keajaiban ini.

" Enggak usah terpana, gue tahu gue ganteng, " ucap Arga menyombong sukses mendapatkan tinjuan kecil di lengannya.

" Tipe lo itu gimana sih? " tanya Alya tiba-tiba.

" Serius lo nanya gua itu? "

" Haha, aneh ya? Harusnya gue udah tahu, tipe lo jelas Ananti, " ucap Alya, Arga hanya memandangnya, tatapan yang Alya tak tahu artinya.

Alya mengalihkan pandangannya dari Arga, seperti ini terasa canggung.

" Emm, bukannya waktu itu kencan lo sama Ananti gagal ya? "

" Karena lo, " balas Arga membuat Alya mengerucutkan bibirnya.

" Iya gue tahu. Maka dari itu gue punya ide, gimana kalo lo ajak Ananti kencan lagi, " ucap Alya, " Tanpa gue, " sambungnya.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang