21 : Latihan

610 65 0
                                    

Arga kini sudah berada di ambang pintu rooftop membawa perban dan obat merah. Tadinya ia tidak akan membolos seperti yang diucapkan Ananti, tetapi kala tahu gadis ini sedang tidak baik dan mereka juga belum sempat bicara maka jadilah Arga membolos.

Arga dapat melihat Alya yang berdiri membelakanginya, kemudian Arga mendekat. Tetapi Alya tak kunjung berbalik walau Arga yakin ia tahu jika ada yang datang.

" Balik badan, " perintah Arga, tetapi ucapannya bagai angin lalu membuat Arga menggeram.

Dengan kesal Arga membuat Alya berbalik, tetapi lagi gadis itu hanya diam. Arga mulai bertekuk lutut membuat Alya terkejut sesaat.

Alya hanya memandangi Arga yang dengan telaten mengobati lukanya.

" Aksss, perih, " ringis Alya membuat Arga mendongak.

" Makanya, kalo jalan itu hati-hati! " ucap Arga sembari menekan kuat luka Alya.

" Aaaa, Arga!! Kalo enggak ikhlas obatin ya enggak usah! "

Arga berdiri menghadap Alya setelah usai mengobati luka Alya.

" Bilang apa? " ucap Arga seperti orang tua memberitahu anaknya. Alya berdecak kesal.

" Makasih, " ucap Alya masih kesal membuat Arga terkekeh.

" Lo cepet banget sehatnya. " kini keduanya sama-sama menghadap ke arah belakang sekolah yang menyepi.

" Berkat.... "

" Ananti? " potong Alya membuat Arga terkekeh.

" Berkat lo lah, kan lo yang bawa makanan, lo yang bawa obat, sayang bukan lo yang ngobatin. " Alya tersenyum mendengarnya. Benarkah Arga mengharapkan Alya yang mengobatinya?

" Kenapa? " tanya Arga.

" Apa? Tentang Ananti? " Arga menggeleng.

" Tentang lo, kenapa jadi sensian sama Nicho. Biasanya akrab-akrab aja. "

" Lagi enggak mood aja, Nicho juga salah ngapain dia ganggu gue yang lagi bad mood. "

" Tapi kok sampe ke perasaan segala sih. " Alya hanya mengangkat bahunya tak tahu.

" Nicho suka sama lo. " Alya menoleh menatap Arga yang juga tengah menatapnya.

" Mungkin, " balas Alya singkat, sebenarnya ia tak ingin membahas ini.

" Enggak ada niatan bales perasaannya? " Alya yang mendengar itu hanya membalas dengan tatapan datarnya.

" Tadi gue denger lo ngomong kalo lo itu suka sama seseorang tapi bukan Nicho. Emang siapa? " Alya tergugup, bagaimana bisa Arga bertanya seperti itu, dan bagaimana Alya menjawabnya.

" Enggak usah di jawab kalo enggak mau, " ucap Arga yang tahu jika Alya tak ingin membahas masalah ini.

" Lo mau bahas apa tentang Ananti? " ucap Arga mengalihkan pembicaraan.

" Oh itu, gue udah tahu caranya gimana lo nyatain perasaan ke Ananti. "

" Gue males, nanti aja. "

" Enggak ada penundaan. Kalo enggak gitu si Jefri malah berada satu langkah dari lo. "

" Ya udah gimana? " tanya Arga malas.

" Tunggu dulu, lo dapet undangan dari Della enggak? "

" Udah kemarin, " jawab Arga membuat Alya terkejut.

" Kok bisa? Bukannya dia ngebagiinnya hari ini? "

" Kan gue orang spesial buat dia. " Alya memutar bola matanya malas.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang