22 : Kebun belakang toko

573 67 1
                                    

Hari ini sekolah nampak berjalan seperti biasanya, ya hanya saja sedikit terjadi kericuhan di kantin, siapa lagi kalau bukan si ratu sekolah elok nan cantik itu penyebabnya. Della.

Hanya karena ada seorang siswi yang tak sengaja menyenggolnya, bayangkan hanya menyenggol tetapi wanita itu malah memperbesarnya. Alhasil, siswi yang diketahui masih kelas sepuluh itu tak jadi di undang oleh Della. Sungguh wanita angkuh.

" Ihh jijik banget gue ngeliat tingkah Della tadi, sebenernya gue itu males dateng ke acara dia, " ucap Dinda kala bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa saat yang lalu, dan kini di kelas hanya ada Alya, Dinda dan Ananti.

" Hmm, dia kan emang kayak gitu. Angkuh, gue aja jijik banget liatnya. Gue juga sama, enggak mau dateng tapi ya gimana lagi terpaksa. " kini giliran Alya yang menyahut.

" Kalo enggak mau dateng ya udah enggak usah dateng dari pada mood kalian ancur, " timpal Ananti.

" Enggak bisa nolak, Nan. You Know dia kan orang kaya, pasti hidangan yang disajiin mewah-mewah. Jangan menolak rezeki. " Alya yang mendengar penuturan Dinda pun memutar bola matanya.

" Ye, dasar ngincer makanannya doang, " cibir Alya.

" Lah emang apa lagi coba? Gue yakin 99% orang yang diundang Della itu dateng cuma mau numpang makan doang bukan mau ikutin jalannya acara yang membosankan itu! "

" Dan gue bukan termasuk ke dalam 99% itu, " timpal Alya.

Ananti mengangguk menyetujui. " Gue juga. "

" Hais, sudahlah. Intinya gue enggak sabar buat besok, " ucap Dinda senang.

" Gue juga. " kini Alya tersenyum membayangkan rencananya nanti.

" Apa yang membuat lo senang Al? Katanya lo enggak suka sama Della dan males dateng ke acara itu, " ucap Ananti membuat Alya bingung harus menjawab apa.

" Ah, itu.. Ya gue. Arga? " baik Ananti maupun Dinda menatap arah mata Alya, di depan kelas mereka nampak Arga dan kedua temannya.

" Hai Dinda sayangnya Mamat, luv luv nya Mamat, calon istri Mamat, calon ibu anak-anak Mamat. Aamiin. " Dinda memutar bola matanya malas mendengar penuturan Mamat.

" Apa sih, Mat?  Mau banget, " ucap Dinda kesal.

" Ya iyalah, kan Mamat aamiin in tadi. Itu adalah doa Dinda. "

" Udah sih, Mat. Anak orang lo paksa mulu dah, " timpal Dio yang kesal melihat tingkah Mamat.

" Yah, sirik aja. "

" Ekhem. " Arga berdehem membuat semuanya terdiam.

" Besok gue jemput lo, berangkat bareng ke acara Della, " ucap Arga membuat ketiganya bingung, lebih tepatnya Ananti dan Alya. Siapa yang dimaksud Arga? Ananti atau Alya? Sebab keduanya berdiri sebelahan.

" Ananti, " sambung Arga seolah tahu raut kebingungan wanita itu, lalu Arga melangkah pergi sebelum mendapat jawaban dari Ananti sendiri.

" Dadah ayang beb. " Mamat melambaikan tangannya dan memberi kiss bye membuat Dinda mual. Sontak saja Dio memiting leher Mamat agar segera pergi.

" Tumben Arga gerak cepet, " titah Ananti membuat Alya dan Dinda menoleh.

" Serba salah emang, gerak cepet di bilang tumben giliran gerak lama ngedumel, " timpal Dinda membuat Ananti terkekeh.

" Pulang yuk, kayaknya ini sekolah udah bener-bener sepi, " ajak Dinda diangguki keduanya.

*****
Alya keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah. Ia melirik sekilas ke arah jam yang berada di atas nakas, masih menunjukkan pukul 8 malam.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang