Hari ini, hari yang sangat dinantikan oleh para siswa siswi yang ada di SMA Megantara. Pasalnya beberapa jam lagi bazar diadakan. Ya, bel pulang sudah berbunyi. Sebagian siswa siswi pulang ke rumahnya masing-masing, tetapi tak sedikit pula yang tetap berada di sekolah karena mereka membawa salinan.
Sama hal nya dengan Alya, Ananti dan Dinda. Kini mereka sudah bersiap dengan pakaian bebas yang dikenakan.
Harusnya ini tidak perlu, berhubung bazar dilakukan sampai malam mau tak mau harus berganti pakaian.
" Gimana? Kok kayaknya gue paling antusias sih? " ucap Dinda yang sudah bersiap.
" Ya emang iya, dari kemaren malahan, " sambung Alya.
" Bagus sih osis sekolah ini ngadain bazar, padahal tahun ajaran baru juga baru berjalan beberapa minggu, " ucap Ananti.
" Yang gue denger-denger sih, ini sekolah emang sering ngadain event, kadang per semester. Apalagi kalo mereka ngundang artis, " timpal Dinda.
" Pantesan ini sekolah bayaran mahal, " ucap Alya di angguki keduanya tanda setuju, " Kapan sih di mulainya? " tanya Alya.
" Katanya sih jam 5-an, ini udah jam 5 kurang 15, " jawab Ananti.
Lalu mereka keluar dari kelas untuk melihat suasana lapangan. Benar saja, lapangan sekolah ini sudah ramai dipadati para murid.
" Ke bawah yuk, " ajak Dinda.
" Ya udah, lagian udah rame juga, " tambah Ananti.
Ketiganya turun menuju lapangan yang sudah ramai itu. Ada intruksi juga bahwa bazar sudah di mulai. Seketika stan yang ada di datangi para murid.
" Beli apa nih? " tanya Dinda.
" Gue mau ke sana, " tunjuk Ananti pada stan buku.
" Pas banget Nan, gue juga mau ke sebelahnya, " ucap Dinda semangat.
" Lo gimana Al? " tanya Ananti pada Alya. Alya bingung ingin kemana, tetapi tujuannya adalah alat musik bukan?
" Kalian duluan aja deh, gue mau ke sana dulu liat-liat, " ucap Alya di angguki keduanya.
Kini Alya berjalan menuju stan alat musik, dia terpana dengan bazar kali ini. Satu bazar tetapi mencakup segala hal.
Alya melihat sebuah gitar yang sangat indah menurutnya, tetapi ada saja orang yang duluan membeli, ternyata Alya kalah cepat. Sebenarnya ada beberapa jenis gitar yang ada, tetapi Alya hanya ingin yang dilihatnya pertama kali.
Langkahnya kini menuju stan makanan dan minuman, tiba-tiba saja haus melandanya. Di stan itu cukup ramai, bahkan harus dorong-dorongan agar cepat mendapatkan.
Alya menunggu sampai tempat itu sedikit sepi barulah ia akan maju.Burr
Alya terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Bajunya kini basah tersiram minuman yang di bawa seseorang.
" Owww, sorry gue enggak sengaja,." ucapnya. Alya mengelap bajunya dengan tangan agar dapat membuatnya kering. Lalu matanya kini menatap orang itu. Perempuan yang nampak familiar baginya.
" Emm baju lo jadi basah, gimana kalo gue beliin baju yang paling bagus di sini, " ucapnya sedikit angkuh.
" Enggak usah, makasih tawarannya, " jawab Alya.
" Ayolah, kapan lagi lo dapet baju gratis dari gue. Tapi... Kalo lo bener mau baju yang terbaik yang di jual di sini gue beliin. Asal lo gabung ke geng gue, gimana? " ucap Della, ya siapa lagi orang sepertinya di sekolah ini.
Alya tersenyum kecut, " Gue juga bisa beli baju terbaik yang ada di sini, bahkan merk terkenal sekalipun gue masih mampu. Gue enggak butuh gratisan dari lo, dan tawaran lo tadi itu..., " Alya menggeleng, " Kayaknya gue enggak pantes deh masuk ke geng yang berisi cewek cantik-cantik semua, " ucap Alya sukses membuat Della geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...