Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Para murid juga sudah mulai meninggalkan sekolah.
Kini Alya sendiri di kelas, mencatat materi yang ada di papan tulis karena ia terlambat memasuki kelas.
Dinda sudah pulang duluan, Alya yang menyuruhnya. Padahal Alya hendak menebeng perempuan itu karena hari ini Alya tak membawa kendaraan. Tetapi rasanya tidak enak dengan Mamat yang hendak mengajak Dinda makan di luar.
Sedangkan Ananti pun sama, dia sudah di jemput Jefri. Sebenarnya Alya mencurigai Ananti, bahwasanya perempuan itulah yang menjadi mata-mata Arga. Dan tidak mungkin Dio apagi Dinda. Tetapi Alya tak ingin bertengkar terus, bisa-bisa Arga bertambah marah. Saat ini pun Alya bingung bagaimana membujuk Arga agar mau mendengarkannya.
Setelah selesai menyelesaikan catetan, Alya membereskan barang-barangnya lalu keluar dari kelas. Koridor sudah menyepi, hanya ada beberapa siswa yang masih di sekolah sembari bermain basket.
Alya bingung hari ini ia akan pulang naik apa. Dio pasti sudah sedari tadi pulang, dan juga Alya tak ingin merepotkan pria itu terus.
Ketika berjalan hampir sampai parkiran, Alya dapat melihat Zelvin baru saja memasuki kawasan parkiran. Alya teringat perkataan Zelvin tadi bahwa ibunya menginginkan kue nanas. Bukankah ini kesempatan bagus jika Alya menebeng dengannya?
Alya sedikit berlari menghampiri Zelvin dengan beberapa harga diri yang harus terenyah.
" Zelvin!! " panggil Alya membuat Zelvin menoleh.
" Lo jadi enggak beliin kue nanas buat nyokap lo? Mama gue jual kue loh, " ucap Alya berusaha membaik. Zelvin kini menaiki motornya, lalu menatap Alya.
" Ada mau kan lo? " tanya Zelvin membuat Alya berdecak kesal.
" Ya udah cepet naik! " ucap Zelvin membuat Alya tersenyum bahagia.
Zelvin memakai helm fullface nya, sedangkan Alya hendak menaiki motor itu sampai ia menyadari sesuatu. Alya menatap lekat motor itu beserta pemiliknya.
" Kenapa? Gue tinggal ini! " ucap Zelvin membuat Alya dengan cepat menaiki motor itu.
Alya hanya dapat memegang tas pria itu agar dirinya tidak jatuh, karena Zelvin sungguh tak berperasaan.
Ya Allah hamba belum ingin mati. Setan macam apa yang ada di dekat Zelvin!!
Setelah menunjukkan arah jalan menuju toko Cintia, akhirnya mereka sampai. Walau Alya merasa mual saat turun dari motor.
" Lo kenapa enggak daftar jadi pembalap aja sih!! " ucap Alya sembari membenarkan rambutnya yang acak-acakan.
" Gue enggak mau ngabisin waktu dengan ngeladenin pertanyaan lo itu! " ucap Zelvin membuat Alya memutar bola matanya. Kemudian Alya mengajak Zelvin untuk masuk, memperkenalkannya pada Cintia.
" Mama!! " panggil Alya lalu memeluk wanita itu.
" Udah pulang? Kok ke sini bukannya pulang ke rumah? " tanya Cintia.
" Eh, ini kenalin temen aku. Dia mau beli kue nanas ter-ter-ter-enak, buatan Mama! "
" Oh, siapa namanya? " tanya Cintia ramah. Zelvin menghampiri Cintia dan mencium punggung tangan wanita itu.
" Zelvin tante, " ucapnya membuat Cintia tersenyum.
" Ouuu! Temen apa—"
" Ma, Zelvin harus buru-buru jadi tolong kuenya, " ucap Alya menghentikan Cintia sebelum berucap yang aneh-aneh. Cintia mengangguk, lalu berlalu meninggalkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...