58 : berusaha sabar

492 46 4
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa saat yang lalu. Sekolah pun sudah mulai menyepi.

Namun perempuan ini tetap berdiri di depan gerbang, menunggu seseorang.

" Eh? Maaf, kamu nunggu lama ya? " tanya seorang pria menghampiri.

" Enggak kok. Aku mau bicara sama kamu, " ucap perempuan itu.

" Ngomong apa? Tumbenan. "

" Aku mau kita putus, " ucap perempuan itu membuat pria di hadapannya terdiam.

" Ananti? Kamu bercanda kan? " tanya Jefri.

" Aku serius, Jef, " jawab Ananti.

" Aku enggak mau, " ucap Jefri membuat Ananti berdecak.

" Kita enggak bisa lanjutin ini, Jef. "

" Kenapa? Aku butuh alasan, " ucap Jefri.

" Karena——ya, kita kurang cocok, " jawab Ananti.

" Kurang cocok? Kita udah pacaran hampir tiga tahun, Nan. Dan tiba-tiba kamu bilang mau putus, dengan alasan kurang cocok? Ckk, aku enggak percaya alasan itu, " sergah Jefri.

" Ini tentang perasaan, Jef! Perasaan itu bisa aja berubah! Ini juga keputusan gue, lo harus hargai! " ucap Ananti keras, beruntung sekolah sudah menyepi membuat keduanya tak jadi bahan tontonan.

" Tapi alasan lo enggak masuk akal! Gue enggak mau putus dari lo, Nan! Gue cinta sama lo, " ucap Jefri.

" Tapi gue udah enggak cinta lagi sama lo! " ketus Ananti.

" Kenapa? Apa karena ada orang baru? Apa Arga? " tanya Jefri, membuat Ananti terdiam.

" Jawab!! " gertak Jefri.

" Iya! Gue cinta sama Arga! Dan gue nyesel udah nerima lo dan ngabaikan Arga! Gue nyesel! " jawab Ananti.

" Gila lo, Nan! Arga udah punya pacar! "

" Gue enggak peduli! Pokoknya gue mau kita putus! " kekeh Ananti.

" Setelahnya? Menghancurkan hubungan Alya sama Arga yang udah berjalan setengah tahun lebih? " tanya Jefri tak percaya.

" Itu bukan urusan lo, Jef! Sekarang, kita putus, " ucap Ananti, kemudian hendak pergi namun terhenti karena Jefri meraih lengan Ananti.

" Lepas! " berontak Ananti. Sedangkan Jefri menarik Ananti kasar menuju mobilnya.

" Gue enggak mau ikut lo! " teriak Ananti.

" Gue akan buat lo menyesal, Nan karena berani berlaku seperti itu sama gue! " teriak Jefri.

" Gue enggak peduli! Lepasin gue! Atau gue kasih tau Arga! " teriak Ananti mencoba melepas genggaman Jefri.

" Cih! Arga? Lo siapanya Arga hah?! Arga enggak selalu ada buat lo! "

Ananti menangis, tangannya sakit karena Jefri menggenggamnya begitu kuat.

Jefri mendekatkan wajahnya dengan Ananti, menatap lekat wajah perempuan di hadapannya itu.

" Kita pergi sekarang? " tanya Jefri, licik.

" Lo mau bawa gue ke mana? " tanya Ananti takut.

" Ke mana aja, Nan. Ke mana pun, " jawab Jefri tersenyum.

" Please lepasin gue! Arga, tolong gue!!

*****

Saat ini Alya dan Dinda berada di dalam kelas, beberapa menit lagi bel masuk sekolah. Sedangkan Ananti sudah tiga hari tak masuk sekolah, tanpa memberitahu kedua temannya. Walau tertera keterangan sakit di dalam suratnya, tapi tetap saja tak ada ucapan pada Alya ataupun Dinda.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang