54 : awal tingkatan akhir

479 46 0
                                    

* sedikit aku percepat waktunya

----------

1 Tahun kemudian.

Hari ini seluruh siswa siswi SMA Megantara, baik kelas 10, 11 maupun kelas 12 berada di lapangan untuk mendengarkan pidato kepala sekolah.

Tahun pelajaran baru, dimana saat ini kepala sekolah memberikan amanatnya pada seluruh siswa siswi terutama yang baru saja menaiki kelas 12.

" ——— dan ingat selalu pesan Bapak ini! Terutama untuk kelas 12, jangan banyak bermain-main. Kalian sudah berada di tingkatan akhir, kalau mau lulus harus sungguh-sungguh! Kurangi kegiatan yang tidak penting di luar sekolah dan belajar yang giat untuk menghadapi ujian yang akan datang! " ucap kepala sekolah yang mendapat sahutan dari para murid.

" Sekian pidato dari Bapak, kurang lebihnya Bapak mohon maaf. Selamat pagi, " ucap kepala sekolah mengakhiri.

Setelah kepala sekolah turun dan bergeser maka giliran sang ketua osis yang berhadapan dengan para siswa siswi.

" Semuanya! Setelah ini kalian di beri waktu 30 menit untuk beristirahat, lalu kembali ke kelas untuk melaksanakan pembelajaran. Sekian terima kasih. Selamat pagi, " ujar ketua osis.

Setelahnya apel di bubarkan dan para murid berbondong-bondong meninggalkan lapangan.

Ketahuilah hanya beberapa murid saja yang menganggap amanat kepala sekolah tadi penting, selebihnya kemungkinan hanya angin lalu bagi mereka.

" Hari ini Alya enggak masuk? " tanya Nicho pada Ananti dan Dinda ketika berada di kantin.

" Enggak, " jeda Dinda sembari menyeruput es jeruknya. " Katanya sih tadi dia bilang nganter Papa-nya ke bandara, " lanjutnya.

" Dio juga hari ini enggak sekolah, " sahut Mamat.

" Iya, itu anak kenapa? Sakit? " tanya Jefri.

" Tanpa keterangan. Gue chat enggak di bales, kayaknya gue curiga dia abis putus cinta deh, " jawab Mamat.

" Putus cinta dari mana? Jelas-jelas selama ini dia enggak deket sama siapa-siapa, " sahut Nicho.

" Kalian enggak tau kabarnya? " tanya Mamat mendapat gelengan kepala yang lainnya.

" Si Dio itu rumornya lagi deket sama Juju sebulan yang lalu, " ucap Dio.

" Apaan sih, Mat. Rumor apa coba itu! Jelas-jelas aja Juju anaknya pendiem dan enggak mau berurusan sama cowok. Gue nih udah sering duduk sama dia, " timpal Dinda.

" Anak pendiem juga butuh kisah cinta kali, Din, " sahut Jefri.

" Nah betul tuh, " sambung Mamat menyetujui.

" Tapi kalo iya kan Dio pasti bilang ke kita, " ucap Nicho.

" Privasi mungkin, " sahut Mamat, lalu Nicho mengangkat bahunya acuh.

" Eh btw udah ada yang tau kah nomor terbaru Arga? " tanya Mamat mengubah topik.

" Belum, Mat. Udah setahun kita enggak tau kabar Arga, kecuali Nicho yang mungkin sering komunikasi, " jawab Ananti.

" Gue? Gue juga jarang komunikasi sama Arga, palingan tante Arin yang sering kasih kabar. Arga juga kayaknya enggak mau di ganggu, " ucap Nicho.

" Gue udah sering kirim email ke Arga tapi enggak di bales juga, " ucap Ananti membuat yang lain menatapnya.

" Kalo ada Dio nih, dia pasti bilang gini. Ekhem—— Nan! Ada cowok lo di samping lo tapi lo malah bahas Arga. Nah gitu tuh, " ucap Mamat membuat Ananti memutar bola matanya.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang