9 : Coklat untuk Ananti

677 77 4
                                    

Pagi ini seluruh siswa siswi berkumpul menjadi satu di lapangan SMA Megantara untuk mengikuti jalannya upacara. Mungkin kegiatan ini adalah hal yang membosankan untuk para murid, pasalnya mendengarkan amanah yang panjang itu membuat mereka harus betah terjemur di panasnya matahari pagi.

Tetapi tidak untuk hari ini. Mungkin ini adalah hal yang dinanti-nanti para siswi membuat mereka betah di terjang sinar matahari. Ya, pasalnya hari ini kelas 10 IPA-1 menjadi petugas upacara di tambah lagi Arga yang harus menjadi pemimpin. Bukankah itu bonus untuk para siswi?

Upacara sudah berlangsung, bisik-bisik terdengar para siswi yang sibuk membicarakan Arga.

" Ah gila emang, Arga ganteng banget!! "

" Mukanya itu loh keliatan tegas. "

" Arga please jadi pacar gue. "

" Arga di kasih makan apa sih, kok gantengnya luar biasa. "

Ya begitulah kira-kira yang diucapkan para siswi, terpesona akan visual Arga. Sedangkan di sisi lain ada Alya yang memutar bola matanya malas mendengar ocehan para siswi itu. Ya, dia akui Arga tampan, tapi bukankah Alya lebih beruntung dari pada mereka yang berangan-angan itu? Secara kan Alya lah yang lebih sering bersama dengan Arga.

" Ckk, " decak Alya, bosan.

" Apa dah Al? " tanya Dinda bingung yang berada di sebelah Alya.

" Huh!! Gue mau ke toilet lah, bosen dengerin amanah itu guru, enggak kelar-kelar perasaan, " gerutu Alya.

" Yee, awas kualat lo, " balas Dinda.

" Bodo amat, dah ah lo mau ikut enggak? " tanya Alya, membuat Dinda menggeleng.

" Jangan menyia-nyiakan pemandangan yang ada,  " timpal Dinda membuat Alya memutar bola matanya lalu keluar dari kerumunan itu menuju toilet.

Semua begitu sepi, sebenarnya upacara akan berlalu sebentar lagi. Tapi tetap saja jika amanahnya saja berjam-jam bagaimana mau selesai. Bahkan Alya sempat melihat banyak para murid yang sudah mulai bosan. Ada yang mengantuk, pura-pura pingsan, sok-sokan nunjukin muka pucat, dan sebagainya.

Alya keluar dari toilet itu, hendak kembali ke lapangan.

" Ngapain gue ke sana lagi coba, ke tempat favorit ah. " kemudian Alya mulai menaiki tangga menuju rooftop, membuka pintu itu dan merasakan udara segar masuk. Alya menghirup udara yang ada, ia tersenyum lalu berjalan ke arah tembok pembatas itu. Dilihatnya jalanan belakang sekolah yang tak begitu ramai.

Alya berjalan mengitari tempat kosong itu, tak ada apapun di tempat itu, bahkan sebuah kursi bekas saja tak ada. Kemudian ia mendengar bahwa upacara sudah pada tahap terakhir, tetapi tak membuatnya beranjak dari tempat itu.

Alya berjalan ke ujung, menemukan beberapa kapur di sana. Lalu ide muncul dalam pikirannya. Alya mulai mencoret tembok dekat pintu, menuliskan sedikit kata-kata.

A, asik orannya.
L, liat asik kan orangnya.
Y, ya ampun asik banget orangnya.
A, asik lah pokoknya.

Alya terkekeh memandangi tulisan itu, menurutnya itu lucu

" Siapa lagi ya? " ia mulai berfikir " Arga? Kan dia juga yang pernah ke sini, " lanjutnya.

" Tapi kalo Arga apa? " ucapnya bingung.

" Apa? " Alya menoleh mendengar suara berat itu. Dilihatnya Arga sudah berada di dekatnya dengan dahi yang bercucuran keringat membuat Alya terpana sesaat.

" Ngapain lo ke sini?! tanya Alya tak santai.

" Suka-suka gue. Lo ngapain nyebut-nyebut nama gue? " tanya Arga membuat Alya diam.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang