51 : back

487 52 5
                                    

Hari ini Alya sudah siap dengan dress yang membalutinya. Sebenarnya ini kali pertama Alya mengikuti acara rekan bisnis papa nya, karena selama ini juga papa nya selalu berada di Singapura.

Tampil seperti biasa, make up yang tak terlalu tebal, dan sepatu hak setinggi lima senti meter melengkapi penampilannya kali ini.

Setelah siap dengan semuanya, kini Alya berjalan menuruni anak tangga. Di lantai dasar belum nampak kedua orang tua nya membuat Alya mendengus. Mengapa orang tua lebih lama dalam berias diri?

Sembari menunggu kedua orang tua nya, Alya duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi. Dilihatnya ada bi Surti juga yang tengah menyaksikan sinetron sembari meminum segelas teh hangat.

" Nonton apa, Bi? " tanya Alya.

" Biasa nih, sinetron, " jawab bi Surti membuat Alya menggeleng.

" Mending nih ya, Bi. Nontonnya drama Korea aja, lebih keren dan lebih nyambung alurnya, " ucap Alya.

" Cintailah produk lokal, " jawab bi Surti membuat Alya tersenyum paksa. Berbicara dengan orang yang lebih tua memang sedikit merepotkan.

Bosan dengan adegan di televisi membuat Alya mengalihkannya pada ponsel. Tetapi terhenti kala kedua orang tua nya menuruni tangga sembari bergandengan mesra. Miris sekali nasib Alya.

" Mesra-mesraan di depan anak sendiri, " gerutu Alya kesal.

" Ih iri aja deh. Makanya sana cari, kayaknya Mama perhatiin kamu gandeng cowok ganteng terus deh, " ujar Cintia membuat Alya memutar bola matanya malas.

" Apaan deh, Ma, " balas Alya.

" Sudah-sudah. Ayo kita berangkat, nanti terlambat, " ucap Al, diangguki sang istri.

" Bi kita pergi dulu ya, pintu-pintu di kunci aja, " pesan Cintia.

" Siap, Bu. "

Cintia dan Al tetap bergandengan keluar rumah, sedangkan Alya mengekori dari belakang. Bagaimana nasibnya nanti di acara rekan bisnis papa nya itu. Tidak ada teman, tahu begitu Alya menolak saja.

Setelah memasuki mobil, Al langsung menjalankannya menuju tempat acara.

Di dalam mobil Al dan Cintia sibuk bercerita, sampai lupa bahwa ada seseorang juga di belakang. Mendengus kesal akhirnya Alya hanya menscrol sosial media, bosan.

Sampai akhirnya mereka tiba di tempat itu. Sebuah mansion yang sudah berjejer mobil para tamu.

Alya selalu mengikuti langkah orang tua nya yang kini memasuki mansion itu. Di dalam sudah ramai para tamu yang datang, memakai setelan jas yang rapi juga didampingi pasangan mereka yang memakai gaun cantik. Tak lupa juga terdapat beberapa remaja yang ikut serta, yang merupakan anak dari para pebisnis itu.

Karena kesal yang selalu diacuhkan Al dan Cintia akhirnya Alya berjalan sedikit menjauh dari kedua orang tua nya. Sedangkan Al dan Cintia sibuk berbicara dengan rekan bisnis mereka.

Sesekali Alya memperhatikan sekitar. Banyak para remaja seusianya yang nampak akrab dengan yang lainnya. Apakah tidak ada yang hendak mengajak Alya bicara?

Alya mendengus. Lalu ia merasakan seseorang memegang bahunya membuat Alya menoleh dan sedikit terkejut.

" Di sini juga, Al? " tanyanya membuat Alya mengangguk.

" Biasa ngikut Papa, eh lo tumben ikut beginian? " ucap Alya.

" Gue mah sering ngikut acara kayak gini. Lo aja yang enggak tau, " jawabnya.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang