Hari ini Alya sengaja mengulur waktu ke sekolah. Ia berjalan santai memasuki sekolah padahal bel sudah berbunyi. Alasannya, hanya tak ingin bertemu dengan seseorang yang memang tak ingin ditemuinya, setidaknya untuk saat ini.
Sepanjang berjalan di koridor Alya dapat melihat para murid sudah berada di dalam kelasnya. Menggunakan seragam baru, tas baru, sepatu baru, semua serba baru. Untuk sesaat ia jadi mengingat awal ia bersekolah di tempat ini, sama halnya dengan mereka.
Saat sudah menaiki tangga Alya sedikit mempercepat langkahnya, bahkan setengah berlari ketika melewati kelas 11 IPA-1.
Di sekolah ini tidak ada kelas acak maupun muridnya. Maksudnya adalah, ketika mereka memasuki sebuah kelas maka itu akan menjadi kelas mereka sampai tingkatan akhir.
Alya memasuki kelasnya, di mana sudah ramai para siswa siswi yang sibuk masing-masing. Bahkan kehadiran Alya pun mereka tak memperhatikan.
Kini Alya duduk di bangkunya, sedangkan di sebelahnya ada-
" Alya!! Gue kangen banget! " teriak Dinda ketika Alya sudah duduk.
" Lebay deh, ah, " gerutu Alya.
" Ihh, masa enggak kangen sama gue sih? " tanya Dinda.
" Enggak. Ngapain juga, " balas Alya membuat Dinda mendengus.
" Iya tau gue mah hanya ada Arga seorang yang lo kangenin. Iya kan? " Alya terdiam mendengar penuturan Dinda. Sejak hari itu, di mana Alya dan Arga tengah-katakan saja bertengkar, Alya sengaja tidak memberitahu pada sahabatnya. Kemungkinan hanya Nicho yang tahu.
Alya tak menjawab pertanyaan Dinda, kini ia justru mengeluarkan ponselnya, memainkannya sampai guru hadir nanti.
" Yah, kenapa semuanya pada main hp sih!! Enggak Alya enggak Ananti sama aja! Lo ngapain dah, Nan? " tanya Dinda pada Ananti.
" Nunggu chat dari Arga. Dari kita pembagian lapor kenaikan kelas, Arga belum ngasih kabar ke gue, " jawab Ananti, tanpa disadari Alya menatapnya. Entah apa yang dirasakan Alya saat ini, kecewa? Marah? Kesal?
Dinda pun menyadari dan langsung menatap Alya.
" Segitunya lo perhatian. Alya yang doi nya aja kayaknya santai-santai aja, " ucap Dinda membuat Ananti menatapnya, lalu beralih menatap Alya.
" Eh-maaf, Al. Maksud gue enggak gitu. Gue-"
" Iya, " sahut Alya memotong ucapan Ananti agar tak berkepanjangan. Setelahnya guru memasuki kelas membuat aktivitas murid terhenti.
" Al, are you oke? " tanya Dinda berbisik, membuat Alya menatapnya dan tersenyum. Kemudian menggelengkan kepalanya.
*****
" Ada berita terbaru apa guys? " tanya Mamat pada Dio yang duduk di sebelahnya." Si Dody enggak naik kelas, Mat, " jawab Dio.
" Yang bener lo? Wah pantes aja gue enggak liat itu anak! "
" Abisnya udah SMA baca aja enggak lancar, " sahut Dio.
" Jangan gitu, dia lagi berjuang. Bantu nyemangatin lah. "
" Tumben bijak? Biasanya lo nomor satu kalo bully anak orang, " ucap Dio.
" Tobat woi! Udah semakin dewasa ini, dan lagi Dinda yang ngajarin gue buat saling menghargai, " jawab Mamat membuat Dio memutar bola matanya.
" Eh btw Arga apa kabar? " tanya Mamat pada Dio.
" Kurang lebih selama liburan gue enggak komunikasi sama dia sih. Terakhir chatan tuh dia bilang mau pulang ke Indonesia tapi di suruh rahasiain. Eh kok nyampe sekarang gue belum dapet kabar lagi kalo dia udah pulang, " ujar Dio.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...