Alya berlari tergesa di koridor yang masih terbilang sepi. Bahkan beberapa murid menatapnya aneh, pagi-pagi seperti orang gila.
" Dio!!! Budek amat dah!! Tunggu Dio!! " teriak Alya sambil berlari mengejar Dio yang berjalan santai. Pria itu menggunakan earphone membuat teriakan Alya tak terdengar.
Alya menarik earphone yang menyumbat telinga Dio membuat Dio berhenti melangkah.
" Eh, Al? "
" Parah lo ngebiarin gue lari-lari ngejer lo, " ucap Alya sembari mengatur deru napasnya.
" Maaf enggak denger. Kenapa ngejer gue? Ou gue tau nih. Jangan-jangan lo—"
" Dio jawab jujur! " sergah Alya.
" Jujur apa? " tanya Dio bingung.
" Arga tau kalo kaki gue terkilir. Pasti lo kan yang ngasih tau? "
" Hah? Gue aja belum chatan sama Arga, Al dari kemarin, " jawab Dio.
" Dio! Udah deh enggak usah ngeles! Arga tuh kayaknya marah deh gara-gara gue nutupin ini semua. Tapi, maksud gue itu kan supaya dia enggak khawatir gitu lo!! "
" Tapi, Al—"
" Lain kali jangan lakuin lagi Dio!! Gue bisa kasih tau ke Arga sendiri. Kan lo enggak di suruh Arga jadi mata-mata buat awasin gue!! Jangan gitu lagi, ah! " ucap Alya membuat Dio terdiam.
" Gue duluan! " setelahnya Alya melangkah pergi mendahulukan Dio yang masih terdiam.
" Enggak bisa dibiarin ini. "
*****
Alya memasuki toilet wanita. Nampaknya tempat ini hanya ada dirinya saja. Lagi pula ini masih jam pelajaran.Setelah keluar dari bilik, kini Alya menuju wastafel. Mencuci tangannya sembari bercermin.
" Ya ampun ternyata gue cantik juga. Eh—" Alya memegangi wajahnya dan mendekatkan dirinya pada cermin.
" Ini jerawat? Ihh iya ini jerawat! Parah banget sih, enggak cuci muka satu kali aja langsung berjerawat, " gerutu Alya. Gadis itu mematikan keran air, mengeringkan tangannya lalu pergi menuju kelasnya. Tetapi langkahnya terhenti membuatnya tetap berada di dalam toilet.
" Halo? Kenapa? " ucap seseorang yang sepertinya berada di dekat pintu toilet wanita. Alya tetap menempelkan telinganya pada dinding.
" Kue nanas? Ckk, punya kaki kan? Pergi lah sendiri!! " Alya menutup mulutnya mendengar kata kasar itu.
" Denger ya. Anda punya suami, suruh aja dia. Saya bukan babu anda yang seenaknya nelepon saya di jam pelajaran cuma nyuruh beliin kue nanas! "
Alya berdecak kesal. Bisa-bisanya ada pria yang sekejam itu pada—mungkin ibunya.
" Saya tutup, " ucap pria itu mengakhiri. Saat ini Alya masih stay di tempatnya, ia akan pergi jika pria itu juga pergi.
Dirasa sudah tidak ada lagi suara, Alya memberanikan diri keluar dari toilet.
" Nguping kan lo? " Alya terkejut kala seseorang itu berdiri tepat di dekat pintu toilet membuat Alya tertegun olehnya.
" Ap-apaan? Gue en-enggak denger tuh, " ucap Alya terbata. Entah mengapa jika melihatnya membuat Alya takut.
" Enggak sopan! " makinya membuat Alya menatap pria itu kesal.
" Eh! Oke iya gue nguping! Tapi enggak sengaja! Dan—lo itu enggak diajarin tata kerama apa gimana hah?! Sampe ngomong kasar kayak gitu! " teriak Alya.
" Gue udah bilang. Jangan. Urusin. Hidup. Gue, " ucapnya penuh penekanan.
" Gue sebenarnya enggak mau peduli! Tapi lo itu jahat sama orang tua! Itu pasti orang tua lo kan? "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...