30 : Enggak terima kata TIDAK

646 61 2
                                    

Alya bingung harus apa, berhadapan dengan Arga seperti itu membuat rasa canggung. Alhasil Alya mengalihkannya dengan bermain ponsel atau sesekali menatap layar televisi yang menyala.

" Al. " panggilan itu sukses membuat Alya menoleh menatap Arga.

" Hmm? "

" Masih berhak gue dapet maaf dari lo? " tanya Arga. Alya hanya terdiam menatapnya. Bingung harus jawab apa. Selama ini Alya selalu saja dengan mudah memaafkan Arga. Tapi kali ini? Apa harus?

" Emang lo salah apa? Sampe harus minta maaf? " tanya Alya. Arga berdiri dari duduknya. Melipat kedua tangannya menghadap Alya.

" Gue tahu lo pasti marah karena kemarin, " ucap Arga tenang.

" Emang kemarin kenapa? Gue enggak inget, " ucap Alya pura-pura tak tahu. Alya hanya tak ingin membahas perihal kemarin.

Arga berdecak, " Kemarin gue ninggalin lo tiba-tiba karena Ananti, dan gue juga batalin ngajak lo pulang bareng. "

" Oh! Iya baru inget, " jawab Alya. " Santai aja lagi. Kan Ananti itu prioritas lo, jadi gue bisa apa. " entah mengapa Arga tertohok mendengar itu.

" Gue minta maaf, " ucap Arga tulus.

" Ga. Enggak ada yang perlu dimaafin ataupun lo harus minta maaf. Enggak ada yang salah. Lo lebih mentingin Ananti itu wajar. Yang enggak wajar lo mentingin gue. Enggak ada yang salah kan? " ucap Alya mengungkap fakta.

Arga terdiam. Pria itu kini berjalan mengarah Alya. Duduk di tepian ranjang gadis itu. Alya menatapnya, tetapi justru Arga memalingkan wajah seolah berpikir.

" Al, gue— "

" Muka lo kenapa? " tanya Alya. Sedari tadi Alya tak menyadari jika Arga terluka, barulah saat seperti ini Alya mengetahuinya. Ada lebam di pelipis Arga dan sudut bibirnya.

" Ini? " Arga memegang pelipisnya. " Jatuh tadi, " jawab Arga, bohong.

Awalnya Alya hanya mengiyakan, sedetik kemudian menyadari semuanya.

" Lo berantem sama Nicho?! " tanya Alya curiga.

" Eng— "

" Kenapa sih, Ga. Nicho pasti lebih parah dari lo! Iya kan? Kenapa harus berantem segala?! "

" Lo lebih mentingin Nicho? Lebih khawatir sama Nicho? Tanpa tahu kenapa gue lakuin itu! " Alya terdiam.

" Kenapa? " tanya Alya pelan.

" Al. Dia mancing emosi gue! Dengan bilang kalo gue selalu ngasih harapan sama lo. Kalo gue berlaku enggak baik sama lo! Dan dia nuduh gue mau ngapa-ngapain lo! "

" Ga. Tapi apa yang salah dari perkataan Nicho? " Arga terdiam lama mendengar ucapan Alya. Di sini sungguh Arga yang selalu bersalah.

Arga tersenyum kecut. " Iya. Gue emang selalu salah, " jawab Arga membuat Alya merasa bersalah atas ucapannya tadi.

" Bukan gitu maksud gue, " ucap Alya.

" Gue tahu maksud lo, Al. Gue tahu, " lirih Arga.

" Bibi!!! " teriak Alya, lalu muncullah wanita paruh baya menghampiri.

" Iya. Kenapa, Non? "

" Boleh minta tolong? Bawaain air anget sama kotak P3K, " pinta Alya diangguki wanita itu.

" Iya, Non. "

" Gue enggak pa-pa, " ucap Arga.

" Enggak usah jadi sok jagoan! " ucap Alya membuat Arga terdiam.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang