Light Cafe, Seoul
Terdengar lonceng pada pintu Cafe berbunyi, menandakan ada orang yg masuk ke cafe tersebut. Si penjaga cafe yg sedang berdiri di belakang mesin kasir pun lantas tersenyum melihat dua orang yg memasuki cafenya.
"Oh... kalian sudah datang ? Dimana Nakyung ?" Tanya si penjaga Cafe
"Dia tidak bisa ikut hari ini, entah kenapa Renjun tiba-tiba menelfon nya dan mengatakan bahwa ia sangat membutuhkan Nakyung sekarang" jawab salah satu orang tersebut yg tak lain adalah Heejin
"Oke baiklah...kalian pesan apa ?"
"Satu ice Americano..."
"Satu Greentea Latte "
"Baiklah, satu ice Americano untuk Ennik dan satu Greentea Latte untuk Heejin ada tambahan lagi ?"
"Gue tambah satu slice Cheese cake ya Yeon..."
"Oke, Ennik tambah satu Slice Cheescake. Kalian cari tempat duduk aja nanti makanan nya gue bawain"
Lantas kedua gadis itu pun berbalik untuk mencari tempat duduk.
Saat Ennik menyusuri Cafe untuk mencari tempat duduk tak sengaja pandangannya menangkap sosok pemuda yg sudah berhasil membuat jantung nya berdetak kencang walau hanya melihatnya. Disana ia melihat Haechan dan kedua temannya, Jaemin dan Jeno sedang duduk santai sambil memainkan game di ponsel masing-masing oh... Dan jangan lupakan lintingan rokok yg terampit di jari mereka. Masih menggunakan seragam, nongkrong di Cafe sambil merokok. Benar-benar definisi pelajar yg buruk.
Heejin pun segera menjauh saat ia tahu jika ada Jaemin di tempat itu juga. Ia tak ingin acaranya sore hari ini diganggu oleh Jaemin. Mood nya sedang sangat baik dan ia tak ingin menjadi badmood karena harus berhadapan dengan Jaemin dan segala tingkah lakunya.
Sambil menyeret tangan Ennik, Heejin memutuskan untuk duduk di bangku paling pojok. Ennik yg masih clueless hanya mengikuti arah langkah Heejin. Saat hendak duduk Ennik menyempatkan untuk melirik Haechan yg sialnya saat itu Haechan juga sedang meliriknya, lagi-lagi detak jantungnya berpacu sangat cepat. Bahkan ia mengabaikan rasa malu nya saat matanya bertemu dengan tatapan Haechan tadi.
"Kau benar-benar sudah gila karena tak bisa melepaskan tatapan mu darinya Ennik..." gumam nya pada dirinya sendiri.
20 menit kemudian Siyeon datang sambil membawa pesanan mereka. Siyeon duduk di sebelah Heejin dan mereka pun saling mengobrol setelahnya.
"Ennik... Gimana sekolahnya ? Betah kan sekolah disini sama kita-kita ?"
"gue betah banget tau...punya temen-temen cewek kayak kalian itu benar-benar menyenangkan, di Kanada dulu temen gue cowok semua"
"Kenapa ngk mau cari temen cewek Lo ? Nggak ada yg mau temenan sama Lo ?" Ujar Heejin diselingi tawa
"ya bukan kek gitu... entahlah waktu itu gue terlalu sibuk sama dunia gue sendiri sampai jadi orang no life hehehe..."
Saat sedang seru ngobrol ketiga cewek itu dikejutkan dengan kedatangan seorang cowok yg tiba-tiba duduk di sebelah Siyeon.
"Yeon...Lo beneran ngk bisa temenin gue beli kado ? Plisss lah...bantuin gue..."
"Nggak Jeno, gue harus ngomong berapa kali sih? Kak Rena lagi ngk masuk, ngk ada yg jaga kalo gue temenin lo"
"Bentaran doang elah... Titip ke mereka dulu aja" kata Jeno sambil menatap Heejin dan juga Ennik.
"Ngawur Lo...mereka itu tamu, ngk sopan banget sih"
"Biar ditemenin tuh... sama temen-temen gue. Mereka kan pengangguran pasti bisa bantuin jaga cafe Lo. Pliss ya...ya...ya..." Mohon Jeno dengan eyesmile nya.
"Nggak bis ~..." Belum selesai Siyeon menjawab, Jeno sudah memanggil dua temen nya, Haechan dan Jaemin untuk mendekat.
"Ehh... kalian berdua sini bentaran" panggil Jeno.
Jaemin yg semula masih sibuk dengan ponsel nya segera mengarahkan pandangannya pada Jeno. Senyum nya langsung mengembang saat melihat Heejin yg duduk satu meja dengan Jeno, ia lantas langsung berdiri dan berjalan ke arah sumber suara. Sedangkan Haechan hanya memandangnya acuh namun tetap melangkah kan kaki nya ke meja yg saat ini ditempati Jeno.
"Ehh...ada ayang Heejin ternyata" kata Jaemin sambil senyum-senyum nggak jelas. Heejin yg melihatnya langsung memalingkan wajahnya karena merasa muak dengan panggilan itu. Bukan muak sebenarnya, namun lebih ke perasaan takut, jika pertahanan nya runtuh. Tidak boleh... Jaemin adalah seorang playboy, dan ia tak boleh termakan oleh rayuan nya atau ia akan berakhir dicampakkan seperti mantan-mantan Jaemin sebelumnya.
"Jeno...gue ngk enak sama temen-temen gue, mereka kesini pengen ngobrol sama gue malah gue tinggal pergi..."
"Bentar doang Siyeon...Heejin, Ennik gue pinjam Siyeon bentar kalian ngk keberatan kan?" Tanya Jeno dengan wajah mengintimidasi
"I...iya silahkan" jawab Ennik terbata dan juga diangguki oleh Heejin
"tuh kan, temen Lo aja bolehin... Ngk ada alasan lagi. Cepet Lo ambil jaket ke dalem gue tungguin sini..."
"Ish...maksa banget sih jadi orang" kesal Siyeon namun segera melangkah untuk menuruti perkataan Jeno.
Di sebuah Mall di Kota Seoul
"Lo mau beli kado buat siapa sih Jen ?"
"Buat pacar gue ?"
"Pacar, bukan nya Minggu lalu udah putus ? Apa jangan-jangan?"
"yaelah Yeon... Pacar baru gue lah"
"Waahhh... Masih belum berubah juga ya kelakuan Lo"
"Mumpung masih muda, dipuasin senang-senang nya"
"Terserah Lo Jen... Gue udah ingetin berkali-kali" yang hanya disahuti kekehan oleh seorang Lee Jeno
"Enak nya dibeliin apa ya Yeon ? Kalung, boneka atau jepit rambut ? Atau baju couple pasti lucu"
"Lah mana gue tau, emang cewek lu suka apaan?" Dan Jeno hanya mengangkat bahunya pertanda dia juga tidak tahu. Siyeon pun menghela nafasnya. Entahlah semua seakan rumit jika sudah berhubungan dengan Jeno, termasuk perasaannya.
"Dengerin gue ya Jen, kali ini gue bener-bener serius... Tolong berhenti, jangan kayak gini. Balapan liar, gonta-ganti perempuan gue khawatir sama hidup Lo. Kita ngk tau kedepannya bakal kayak gimana. Tapi plisss...Lo ilangin kebiasaan ngk baik Lo itu. Kalo Lo emang sayang sama cewek Lo yg sekarang tolong Lo yg serius, berhenti sakitin cewek. Mereka juga sama kayak Lo, punya hati punya perasaan. pikirkan perasaan mereka juga sebagai perempuan, jangan jadikan perpisahan kedua orang tua Lo itu sebagai alasan Lo jadi kayak gini. Cewek-cewek Lo itu ngk tahu menahu soal itu, jadi Lo ngk boleh lampiasin itu semua ke mereka." Diam sejenak
"Emang nggak ada orang yg tahu selain lo yeon. bahkan bagaimana gue, Lo lebih ngerti dari siapapun termasuk diri gue sendiri" ucap Jeno lalu pergi meninggalkan Siyeon, tanpa menunggu Siyeon membalas ucapannya.
Tbc
03.03.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...