45. Engagement

1.5K 145 2
                                    

Pukul 17.05 di apartemen Ennik, gadis itu tampak sedang sibuk berkemas karena nanti jam 21.00 malam ia akan kembali ke Kanada bersama Haechan dan kedua orang tua lelaki itu.
Rencananya lusa setelah mereka sampai Kanada, mereka akan mengadakan acara lamaran.

Saat ia selesai mengunci koper nya ia dikejutkan dengan suara bel apartemen. Ia pun tampak melihat siapa yg datang lewat layar intercom. Ternyata, yg datang adalah Haechan yg sudah berdandan rapi sambil membawa sebuah koper besar.

"Kamu kok udah kesini ?" Tanya Ennik

"Sengaja, biar bisa makan malem bareng kamu dulu" jawab Haechan

"Terus mama sama papa kamu gimana ? "

"Ya nggak gimana-gimana, mama sama papa nanti berangkat sendiri ke bandara"

"Astaga Chan, kenapa nggak sekalian kamu berangkat bareng aja sih ? Ngapain harus kesini dulu ?"

"Udah kangen yang, udah nggak bisa ditahan. Seharian nggak ketemu"

"Lebay..."

Setelah mengatakan itu Ennik pun masuk ke kamar. Ia ingin mandi karena badan nya terasa gerah.
30 menit sudah ia ada dikamar mandi, Setelah selesai ia pun langsung berganti baju dan memoles wajahnya dengan sedikit make up.
Ennik keluar kamar dan mendapati Haechan sudah tertidur di sofa apartemen nya. Ennik pun mengambil bantal dan juga selimut dari dalam kamar untuk diberikan pada Haechan.

Pukul 20.00 malam Haechan masih belum juga bangun, Ennik pun memutuskan untuk membangun kan lelaki itu.

"Chan, bangun Chan. Sebentar lagi kita berangkat ke bandara" Ucap Ennik pelan. Haechan pun hanya menggeliat dan kembali tidur.

"Ohh kamu nggak mau bangun, yaudah aku tinggal aja kalau gitu. Acara lamaran nya batal deh" ucap Ennik sedikit kencang.
Ajaib setelah mengatakan itu ia bisa melihat Haechan yg langsung bangun dan duduk diatas sofa.

"Nggak... Nggak ada batal-batal. Udah di depan mata ini, Masa batal sih " gerutu Haechan

"Astaga, udah jam delapan aja. Buruan yang, kita ke bandara sekarang" heboh Haechan

"Kamu nggak makan dulu ?" Tanya Ennik

"Nggak usah, makan mah gampang. Yg penting kita harus cepet berangkat ke Bandara biar nggak ketinggalan pesawat"  jawab Haechan

Ennik dan Haechan pun berangkat menggunakan taksi menuju ke bandara. Hampir sepanjang jalan Haechan tidak berhenti mengomel. bagaimana tidak, jalanan cukup padat dan dia terjebak lampu merah beberapa kali. Hampir saja malam itu Haechan dan Ennik terlambat, tapi untung saja mereka sudah sampai 15 menit sebelum pesawat take off.

Saat di dalam pesawat Haechan dan Ennik sudah ditunggu oleh kedua orang tua Haechan. Ibunya langsung memukul Haechan bahkan sebelum Haechan sampai di tempat duduknya.

"Kamu ini gimana sih ? Hampir telat tau nggak" omel ibunya

"Ya maaf ma, tadi Haechan ketiduran di tempat Ennik" jawab Haechan

"Tadi mama bilang juga apa ? Kita berangkat bareng aja, terus jemput Ennik lalu ke Bandara. Kamu sih ngeyel banget. Untung aja belum telat, coba kalau telat gimana ? Nggak jadi lamaran dong kamu?" Lanjut ibunya masih mengomel

"Mah, udah. Marahin dia nya nanti aja kalau udah sampai. Nggak enak diliatin orang banyak" sahut papa Haechan

"Tau tuh mama, dimana-mana marah-marah terus. Inget darah tinggi ma" kini giliran Haechan yg menyahut

Ibu Haechan pun diam dan langsung memalingkan wajahnya. Ennik yg melihatnya tampak tersenyum canggung

Setelah perjalanan 2 jam, perut Haechan terasa lapar. Ia pun membangunkan Ennik yg ada di sebelahnya.

Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang