Siang ini tidak seperti hari-hari sebelumnya. Jika pada siang hari, biasanya Jeno masih berada di restoran dan Siyeon masih mengajar di sekolah, maka untuk hari ini mereka berdua sudah berada di sebuah rumah sakit karena semalam Siyeon mengeluh perutnya sakit dan sepertinya hendak melahirkan.
Dari semalam baik Siyeon maupun Jeno sama-sama tidak bisa tidur. Siyeon tidak bisa tidur karena perutnya terus-menerus terasa mulas sedangkan Jeno tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan Siyeon.
Dokter bilang bila pembukaan Siyeon masih belum lengkap, untuk itu dokter meminta keduanya untuk menunggu. Siyeon sudah terlihat pucat karena menahan sakit dari semalam, ia berusaha menenangkan dirinya dan juga terus berdoa semoga bayi nya bisa segera lahir.
Tepat pukul 15.05 sore, Siyeon kembali merasakan kontraksi yg begitu hebat. Ia sudah tidak bisa menahan nya. Jeno yg selalu setia berada di sampingnya juga tampak begitu cemas, lelaki itu berusaha menenangkan Siyeon dengan mengelus-elus punggung istrinya itu.
Jeno sudah memanggil dokter dan dokter menyuruhnya untuk menunggu sebentar lagi.Setengah jam kemudian dokter sudah masuk ruangan Siyeon dan memeriksanya. Dokter mengatakan bahwa Siyeon sudah siap untuk melahirkan.
Jeno yg mendengar nya langsung berdebar. Rasa takut, cemas dan bahagia karena sebentar lagi akan bertemu anaknya bercampur jadi satu. Jeno tampak berusaha kuat menemani Siyeon yg kini sedang berjuang melahirkan anak mereka.Dan tak sampai satu jam, suara tangisan seorang bayi sudah terdengar menggema di dalam ruangan.
Jeno segera menghembuskan nafas nya lega, begitu pula dengan Siyeon. Wanita itu bahkan terlihat menangis saat dokter meletakkan bayi laki-laki itu di atas dadanya.Siyeon dan Jeno sama-sama memandang wajah bayi mereka, perasaan bahagia langsung mendominasi hati mereka berdua saat tau bayi nya terlahir dengan sehat dan sempurna.
Malam hari tampak pasangan Renjun dan Nakyung sudah berada di dalam kamar rawat Siyeon untuk menjenguknya.
Renjun sedari tadi terus memandang Jeno yg sedang menggendong bayinya."Adonan nya bagus Jen, jadinya bisa pas gitu. Ada mirip Lo ada mirip Siyeon juga" canda Renjun
"Lo pikir anak gue kue apa ? Pakai adonan segala" jawab Jeno dan Renjun pun hanya tersenyum menanggapi nya
"Btw Lo dari tadi gendong dia terus nggak capek apa ?" Tanya Renjun
"Nggak lah" jawab Jeno
"Biasa Jun, papa baru" sahut Siyeon dari atas ranjang
Nakyung pun sedari tadi hanya tersenyum menanggapi percakapan Renjun dengan sepasang suami istri itu.
Siyeon tampak mengelus tangan Nakyung yg saat itu duduk di samping ranjang nya."Kamu nggak mau coba konsultasi sama dokter aku Na ?" Tanya Siyeon hati-hati
"Aku masih berusaha nyiapin diri aku Yeon" jawab Nakyung
"Jangan ditunda lama-lama Na, aku yakin pasti masih ada kesempatan. Setidaknya nyoba dulu nggak ada salahnya" nasehat Siyeon
"Iya Yeon, aku bakal segera ngomongin ini sama Renjun" jawab Nakyung, lalu ia pun berjalan mendekati Jeno dan Renjun. Ia nampak tersenyum saat melihat Renjun menggendong bayi Jeno.
"Udah cocok yang" kata Nakyung, Renjun pun tersenyum menanggapi perkataan Nakyung
"Keponakan kita nambah satu lagi yang" kata Renjun
"Iya" balas Nakyung
"Kamu pengen punya juga ?" Tanya Nakyung
"Apasih yang ?" Tanya balik Renjun
Suasana menjadi hening sesaat, tak lama terdengar suara seseorang membuka pintu dan masuk dengan tergesa-gesa.
"Keponakan gue..." Teriak perempuan itu dari depan pintu
"Ennik" ucap Siyeon dan Jeno bersamaan
"Loh...Haechan mana ?" Tanya Jeno
"Masih dibelakang, gue tinggal soalnya jalan nya kelamaan" jawab Ennik
Tak lama pintu kembali terbuka dan menampakkan sosok Haechan yg masuk dengan nafas terengah-engah.
"Minta Minum dong gue" pinta Haechan. Jeno pun langsung berdiri dan mengambil kan sebotol air mineral untuk Haechan
"Kenapa Lo ngos-ngosan kayak gitu ?" Tanya Jeno
"gue ngejar Ennik, astaga... Jantung gue hampir copot rasanya" keluh Haechan
"Payah kamu, cuma lari segitu aja jantung nya hampir copot" sahut Ennik
"Bukan masalah lari nya yang, kamu inget nggak sih ? kamu itu lagi hamil tiga bulan. Kandungan kamu masih rawan, malah main lari-larian aja" kesal Haechan
"Ya maaf, yg penting kan bayi nya nggak apa-apa. Lagian dia juga seneng diajak mami nya lari-larian" jawab Ennik
"Seneng apa nya ? Yg ada dia pusing di dalam sana" balas Haechan
Ennik pun langsung diam dan tidak menanggapi ucapan Haechan barusan. Ia lalu mendekat ke arah Renjun dan terlihat mengelus pipi bayi yg ada digendongnya pelan.
"Ganteng nya" ucap Ennik
"Makasih Tante Ennik" jawab Siyeon
"Nama nya Siapa Yeon ?" Tanya nya lagi
"Lee Rowon" jawab Siyeon
"Keren loh namanya" ucap Ennik
"gue boleh gendong ?" Tanya Ennik lagi
"Boleh kok" jawab Siyeon lagi
"Hati-hati yang... Anak orang itu" Peringat Haechan
"Iya tau" jawab Ennik
Renjun dan Jeno tampak tersenyum melihat pasangan ini. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana rame nya rumah mereka tiap hari, Ennik yg sedikit bar-bar dan Haechan yg suaranya tidak pernah bisa pelan. Semoga para tetangga mereka tidak terganggu dengan pasangan ini.Tak berselang lama, datang lagi satu pasangan dan seorang anak berusia satu tahun.
Si perempuan tampak masuk terlebih dahulu sambil menggendong anaknya sedangkan si lelaki tampak mengikuti dibelakangnya. Si perempuan tampak menatap sang suami sinis sebelum akhirnya mendekat ke arah Siyeon."Kenapa Jin ?" Tanya Siyeon
"Anak aku hampir ketinggalan di dalam lift tau nggak ?" Kata Heejin
"Kok bisa sih ?" Tanya Renjun dan Jeno barengan
"Tadi di lift Daeun minta minum, aku mau ambilin susu nya di dalem tas terus aku suruh Jaemin gandeng tangan nya. Bilang nya iya-iya, eh pas keluar tangan orang malah yg di gandeng diajak keluar. Untung aja aku cepetan nyadar kalau yg digandeng bukan Daeun, kalau nggak udah dibawa orang kali anaknya" kesal Heejin
"Ya maaf yang, tadi kan nggak fokus" ucap Jaemin
"Maaf... Maaf gampang banget kamu ngomong maaf. Kamu hampir bikin anak aku ilang tau nggak ?" Marah Heejin
"Anak aku juga kali yang. Aku kan Nggak sengaja, lain kali janji nggak gitu lagi. Maafin ya" mohon Jaemin
Heejin tidak menanggapi, ia malah melengos karena masih kesal. Jaemin pun segera mengambil Daeun dari gendongan Heejin.
"Eh...eh...mau ngapain kamu ?" Tanya Heejin
"Ya mau gendong lah. sini Daeun sayang, digendong papa aja ya" ucap Jaemin
Walaupun masih kesal, Heejin tetap memberikan Daeun pada Jaemin.
"Jaga baik-baik, jangan teledor lagi" peringat Heejin
Belum 5 menit Heejin selesai bicara. Sudah terdengar tangisan Daeun karena kepalanya terantuk sandaran kursi. Nampak nya Jaemin tidak menyadari jika sandaran kursi nya tinggi, hingga saat ia duduk dengan posisi menggendong Daeun sandaran kursi itu langsung mengenai kening anaknya.
"Kamu apain lagi sih Jaemin ?" Tanya Heejin sambil menahan amarahnya
Semua orang yg ada disana tampak bergidik ngeri. Heejin yg dulu mereka kenal sabar dan tenang kini berubah menjadi sangat galak saat sudah menjadi ibu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fiksi Penggemar~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...