33. Soon to be...

1.6K 170 3
                                    

Di Minggu pagi jam 10.05, Siyeon sudah terlihat duduk manis di dalam restoran milik Jeno, gadis itu tampak duduk tenang sambil sesekali melihat ke arah luar dari balik jendela di sebelah tempat duduknya.
Sedangkan Jeno saat ini sedang berbicara dengan beberapa pegawai nya di lantai atas. Siyeon masih setia menunggu lelaki itu walaupun sudah hampir 1 jam ia duduk seorang diri. Hari ini Jeno memintanya datang untuk menemani lelaki itu berbelanja beberapa perabot Baru untuk rumah barunya. 

15 menit berlalu akhirnya Jeno pun turun dan menemui Siyeon. Lelaki itu tampak merasa bersalah karena sudah membuat Siyeon menunggu lama.

"Maaf ya, briefing nya molor. Kamu pasti udah nunggu lama banget"

"Nggak apa-apa, nggak lama banget juga"

"Jaemin tadi ngirim pesan, katanya dia mau ke butik dulu buat fitting baju. Jadi kita berangkat duluan aja nggak apa-apa kan ?"

"Nggak apa-apa"

"Baiklah kalau gitu, yuk berangkat" ajak Jeno sambil mengulurkan tangan kanannya. Siyeon tampak tak mengerti sampai akhirnya Jeno meraih tangan gadis itu untuk ia genggam.

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di sebuah pusat perbelanjaan di kota tersebut. Jeno dan Siyeon tampak berjalan beriringan dengan tangan yg saling bertautan menuju ke sebuah toko yg menjual berbagai perabot rumah tangga.

Jeno tampak memilih sofa sedangkan Siyeon tampak sibuk memilih beberapa perabot dapur.

"Siyeon, sini dulu" panggil Jeno

"Ada apa ?" Tanya gadis itu

"Menurut kamu bagusan yg mana ? Warna ijo apa warna biru ?"

"Kalau menurut aku sih bagusan yg ijo deh, warna nya cerah juga"

"Oke, kalau gitu aku ambil yg ijo aja"

Setelah memberikan pendapat pada Jeno, Siyeon kembali melanjutkan acaranya memilih perabot dapur.
Namun, tak lama kemudian Jeno kembali memanggil nya.

"Siyeon, sini bentar" panggil nya lagi

"Kenapa lagi ?" Tanya Siyeon

"Karpet nya kamu suka yg motif apa ? Garis-garis, polkadot apa yg polos aja ?"

"Mending polos sih "

"Polos warna ? Coklat, merah, abu ?"

"Abu aja"

"Yaudah aku ambil yg abu aja kalau gitu"

Belum sempat Siyeon kembali ke tempatnya, Jeno lagi-lagi memanggilnya

"Bantal sofa, kamu suka yg ini atau yg ini ?" Tanya Jeno sambil membawa dua buah bantal sofa berbeda motif.

"Aku suka yg kanan" jawab Siyeon sambil menunjuk bantal sofa bermotif polkadot warna hijau.

"Kalau meja nya kamu suka yg mana ?" Tanya Jeno lagi, yg membuat Siyeon memutar bola matanya jengah.

"Jeno, itu kan rumah kamu. Kenapa jadi aku yg harus milih ? Seharusnya kamu dong, kan yg tinggal disana nanti kamu, bukan aku" protes Siyeon

"Kamu nanti kan juga akan tinggal disana, memangnya kalau kita udah nikah mau nya tinggal misah gitu ?"

"Jen, kamu ngomong apa sih ? Ngelantur kamu"

"Kok ngelantur ? Aku ngomong serius Yeon. gini ya, jangan anggap apa yg aku katakan ke Haechan kemaren itu main-main, aku serius sama semuanya. Aku bakal mantepin hati aku, dan kalau udah mantep aku bakal seriusin kamu, dengan cara ? Ya nikahin kamu. Kita sudah bukan remaja lagi yg bisa ngulur-ngulur waktu dengan pacaran nggak jelas. Kita udah dewasa, kalau sudah yakin ya segera di resmikan" kata Jeno yg berhasil membuat Siyeon mematung ditempat.

Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang