Sudah beberapa bulan ini Renjun dan Nakyung tidak saling bertegur sapa. Tak pernah ada waktu untuk mereka berdua duduk bersama menyelesaikan masalah yg ada. Keegoisan masih mendominasi diri mereka masing-masing. Rasa saling benar dan saling menjadi korban membuat mereka membiarkan masalah ini berlarut-larut.
Di pagi hari, seperti biasa Nakyung akan bangun untuk membuat sarapan lalu bersiap menuju rumah sakit. Ia tak pernah sarapan di rumah melainkan membawa bekal dan memakannya saat sudah sampai di rumah sakit. Alasan nya sudah jelas. Ia tak ingin berada di rumah terlalu lama jika Renjun juga ada disana.
Entah sejak kapan perasaan itu ada, yg pasti sepanjang hampir 10 tahun mereka saling mengenal, baru kali ini Nakyung merasa bahwa hubungan keduanya bener-bener buruk. Dan ia tak tau akan sampai kapan hal menyakitkan ini akan terus berlanjut.
Pukul 07.05 pagi Nakyung sudah berangkat. Ia mulai menyetir mobil lagi semenjak peristiwa keguguran itu terjadi, karena semenjak hari itu Renjun tak pernah lagi mengajaknya bicara.
Jam 07.15 Renjun keluar dari kamar dengan pakaian rapi dan siap untuk berangkat ke sekolah tempat nya mengajar. Rambutnya masih sedikit basah dan ia berniat untuk mengeringkan nya dengan hairdryer. Ia melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kamar yg dulu ia gunakan bersama Nakyung. Ya, Renjun memutuskan untuk tidur terpisah di kamar tamu sejak hubungan nya dengan Nakyung memburuk.
Renjun mulai membuka laci satu persatu untuk mencari dimana hairdryer itu berada. Saat sampai di laci paling bawah Renjun menemukan banyak sekali tumpukan kertas, semula Renjun tidak begitu tertarik pada kertas-kertas itu namun saat ia teliti lagi, rupanya semua kertas itu berisikan satu hal yg sama yakni tentang 'surrogate mother' Renjun tampak membaca salah satu kertas tersebut. Dahinya berkerut karena tidak mengerti kenapa Nakyung bisa memiliki banyak sekali artikel seperti ini.
"Ibu pengganti ? Apa maksud nya ? Apa Nakyung saat ini sedang meneliti hal seperti ini ?" Tanya Renjun pada dirinya sendiri
Tak ingin ambil pusing, Renjun pun segera keluar dari kamar setelah menemukan hairdryer yg tadi dicarinya. Ia kembali masuk ke kamar tamu dan mengeringkan rambut disana. Setelah selesai ia menuju meja makan untuk sarapan.
Pukul 07.45 Renjun pun berangkat menuju sekolah tempat nya mengajar.
Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk ia sampai sana dan segera memarkir mobilnya.Ia masuk kedalam ruang guru dan menemukan Siyeon yg sedang duduk sambil meminum teh nya.
"Pagi Yeon" sapanya
"Pagi juga" balas Siyeon
"Yeon, gue mau tanya sesuatu ke Lo bisa ? Tapi janji, jangan kasih tau Nakyung" kata Renjun
"Emang Lo mau tanya apa ? Kenapa Nakyung nggak boleh sampai tahu ?" Tanya Siyeon penasaran
"Lo tau nggak maksud nya ibu pengganti ?" Tanya Renjun pelan
"Ibu pengganti ? Ibu pengganti apa maksud Lo ?" Tanya balik Siyeon karena ia tak mengerti
"Surrogate mother, Lo pernah denger ?" Jelas Renjun
"Pernah sih" jawab Siyeon
"Lo tau apa maksudnya ?" Tanya Renjun
"Setau gue surrogate mother itu seorang wanita yg meminjamkan rahim nya untuk mengandung anak orang lain" jawab Siyeon, mendengar itu Renjun pun tertegun. Ia segera menghidupkan laptopnya dan mengetikkan beberapa kata pada kolom pencarian.
Perasaan nya menjadi tidak enak. Ia berpikir, apakah Nakyung sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Semenjak kejadian pagi tadi, Pikiran Renjun menjadi berkecamuk. Perasaan takut dan khawatir benar-benar membayanginya saat ini. Ia harus bertanya pada Nakyung tentang masalah ini. Iya, untuk kali ini ia akan menurunkan egonya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Renjun sudah menunggu Nakyung sejak jam 6 sore tadi. Namun sayang, hingga sekarang Nakyung tak kunjung kembali ke rumah.
Hingga pukul sebelas malam, Renjun akhirnya mendengar suara mobil Nakyung memasuki halaman rumah mereka. Ia pun segera duduk saat mendengar suara pintu rumah terbuka
Nakyung sempat terkejut saat melihat Renjun duduk di ruang tamu padahal malam sudah larut. sebisa mungkin ia segera menutupi keterkejutan nya dan melangkah menuju kamar.
"Kita perlu bicara Lee Nakyung" kata Renjun dengan suara dingin nya
"Mau bicara apa ?" Balas Nakyung dengan suara tak kalah dingin
Renjun pun segera berdiri dari duduknya dan memberikan beberapa lembar artikel yg tadi pagi ia temukan di kamar kepada Nakyung.
"Untuk apa kamu mengumpulkan artikel-artikel ini ?" Tanya Renjun yg membuat Nakyung gelagapan.
"Jawab aku Na, untuk apa kamu baca hal-hal kayak gini ?" Tanya Renjun lagi dengan suara lebih tinggi
"Kamu nggak lagi ngrencanain sesuatu tanpa sepengetahuan aku kan ?" Tanya Renjun untuk ketiga kalinya karena Nakyung yg sedari tadi tak menjawab pertanyaan nya dan malah memilih bungkam.
"Jawab aku Lee Nakyung, kenapa kamu hanya diam saja" bentak Renjun
"Iya... Aku sedang merencanakan sesuatu" kata Nakyung pada akhirnya
"Apa yg sedang kamu rencanakan ? Mencari seorang ibu pengganti ?" Tebak Renjun
"Iya, kamu benar. Aku sedang mencari ibu pengganti untuk melahirkan anak kita" jawab Nakyung dengan suara seraknya
"Apa-apaan kamu ini ? Kenapa kamu merencanakan hal sebesar itu tanpa meminta pertimbangan dari aku. Aku ini suami kamu Na, nggak pantes kamu ngambil keputusan seorang diri disaat kamu punya seorang suami" ucap Renjun
"Aku nggak kasih tau kamu karena aku tahu, kamu pasti tidak akan menyetujui nya" kata Nakyung dengan air mata yg mulai menetes di pipinya.
"Kamu sudah tahu itu, tapi kenapa kamu tetap meneruskan nya ?" Tanya Renjun. Nakyung tidak menjawab, ia malah mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tas nya dan segera membuka isinya.
"Kamu baca ini, aku nggak akan pernah bisa lagi ngasih anak buat kamu" kata Nakyung sambil menunjukkan surat hasil pemeriksaan itu pada Renjun. Mendengar itu Renjun langsung terduduk.
"Rahim aku bermasalah dan tidak memungkinkan untuk bisa mengandung lagi semenjak aku keguguran waktu itu" jelas Nakyung
"Kamu tahu kan apa artinya ? Aku, nggak akan pernah bisa nglahirin anak kamu Jun" kata Nakyung sambil terisak
"Kenapa kamu nggak pernah ngomong ke aku Na ?" Tanya Renjun pelan
"Karena kamu nggak pernah kasih aku kesempatan untuk bisa ngomong ke kamu. Kamu selalu menghindar saat melihatku bahkan kamu tidak pernah mau mengajakku bicara. Bagaimana bisa aku mengatakan keadaan ku jika kamu bersikap seperti itu ?"
"Asal kamu tahu Jun, aku pun juga nggak mau anak ku pergi. tapi aku bisa apa ? Kamu yg saat itu menjadi satu-satunya harapan ku untuk bersandar ternyata juga menghindari ku pasca kepergian nya. Aku tahu kamu marah dan kecewa karena aku nggak bisa menjaganya dengan baik. Tapi tidak kah kamu memikirkan bagaimana perasaan ku juga ? Aku sama sedihnya seperti kamu, aku sama kecewanya seperti kamu. Aku marah dan benci pada diriku sendiri. tapi aku sadar, walaupun aku bersikap seperti itu, anak ku tidak akan pernah kembali lagi kesini. Untuk itu, aku merelakannya, Berharap semoga suatu hari nanti akan ada pengganti lain yg tumbuh dan terlahir dari rahim ku sendiri. Tapi sepertinya, hal itu tidak akan pernah terjadi. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melahirkan seorang bayi lagi" Nakyung pun menghela nafasnya pelan, memberi jeda pada kalimatnya
"Mencari ibu pengganti adalah satu-satunya cara yg bisa aku lakukan supaya kamu bisa memiliki seorang anak. Tapi sepertinya kamu tidak akan pernah menyetujuinya. tak apa, Aku masih punya cara lain. Jika kamu tidak mau menyetujui keinginanku untuk mencari ibu pengganti, maka setujuilah keinginan ku untuk kamu mencari pengganti ku. Carilah seorang wanita yg mencintaimu dan menikahlah dengannya. Pernikahan kita sudah tidak memiliki masa depan Jun. Saat ini jarak diantara kita sudah terlalu jauh, kita hanya akan saling menyakiti jika kita terus bersama. Untuk itu--
Ayo kita berpisah..."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...