77. The Real Power of Mom

1.2K 133 4
                                    

"kamu beneran ambil libur hari ini ?" Tanya Jeno pada istrinya

"Iya, Rowon semalem badannya panas banget. Aku nggak tega ninggalin dia" jawab Siyeon, yg saat ini sedang mencuci botol susu Rowon di Wastafel dapurnya.

"Nanti jam sembilan Nakyung Dateng kesini, jadi kamu nggak perlu ke rumah sakit nganterin Rowon periksa" ucap Jeno memberitahu

"Iya" jawab Siyeon singkat

"Aku akan ke restoran sebentar buat ketemu sama calon investor baru, habis itu aku akan langsung pulang buat bantuin kamu jagain dia" kata Jeno lagi

"Kalau kamu sibuk nggak usah dipaksakan pulang cepet, aku bisa kok jaga Rowon sendirian" Jawab Siyeon

"Nggak sayang, semalem kamu sudah nggak tidur. Aku nggak mau nanti malah gantian kamu yg sakit. Kerjaan bisa ditunda lain waktu, kesehatan kalian itu yg paling utama. Aku pergi dulu ya, nanti kalau Rowon nyariin bilang aja papa nya akan segera pulang" pamit Jeno

"Iya, kamu hati-hati di jalan. Jangan ngebut" peringat Siyeon

"Kamu juga, jangan lupa makan ya. Kalau Rowon tidur kamu ikutan tidur aja, nggak usah ngerjain kerjaan rumah. Nunggu aku pulang aja, biar aku bantuin" nasehat Jeno dan Siyeon pun hanya tersenyum membalas nya

"Bye, aku pergi... Love you" ucap Jeno setelah mencium kening istrinya

"Heum... Love you too" balas Siyeon

Jeno pun melangkahkan kaki keluar rumah dan segera menaiki mobil hitam yg akan mengantar nya menuju  ke restoran.

Setelah Jeno pergi, Siyeon pun kembali ke kamar anaknya yg saat ini masih tertidur.
Semalam badan Rowon mendadak panas dan membuat Siyeon maupun Jeno panik.
Ini memang bukan pertama kalinya Rowon jatuh sakit, namun setiap kali ia sakit pasti mereka akan panik, mereka takut jika terjadi hal buruk pada anak nya.

Setelah sampai di kamar, Siyeon pun merebahkan tubuhnya disamping sang anak. Ia mencoba memejamkan matanya yg mengantuk namun belum sampai lima belas menit Rowon sudah terbangun dan menangis.
Ia pun mengurungkan niatnya lalu segera meraih tubuh sang anak.
Ia tampak menggendong Rowon yg masih merengek, ia berjalan mondar-mandir di dalam kamar sambil berusaha membujuk Rowon agar berhenti menangis.

"Sayang, jangan nangis ya. Sebentar lagi Tante Nakyung Dateng buat ngobatin Rowon. Malu nanti sama Tante nya kalau Rowon nangis" bujuk Siyeon

Tangisan Rowon pun mulai berhenti walaupun sesekali anak lelaki itu masih terdengar terisak. Siyeon terus berusaha mengajak Rowon mengobrol agar anak lelakinya itu bisa mengalihkan rasa sakit yg dirasakan.

"Eh, Rowon nanti kalau sembuh mau mama ajak ke tempat mama ngajar lagi nggak ?" Tanya Siyeon antusias

"Mau ma, tapi sama papa juga ya" balas Rowon dengan suara lemahnya

"Kok sama papa ngapain ? Papa kan kalau sore masih kerja" tanya Siyeon lagi

"Biar Rowon nggak sendirian"

"Memang kenapa kalau sendirian ? Rowon takut ?" Tanya Siyeon lagi, dan Rowon pun mengangguk.

"Nggak boleh takut sayang, ada Mama disana" nasehat Siyeon

"Ma, Mama kalau lagi nari keliatan cantik" puji Rowon

"Masa sih nak ?"

"Iya, mama beda sama pas lagi di rumah"

"Memang bedanya apa ?"

"Mama jadi tambah cantik"

"Aduh... Anak mama udah pinter bilang cantik, emang Rowon tahu cantik itu kayak apa ?"

Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang