"kamu beneran mau masakin aku ?" Tanya seorang gadis pada lelaki yg sudah sejak pagi tadi datang ke rumahnya
"Beneran lah, nggak percaya banget" jawab lelaki itu
"Baik lah kalau gitu, tapi di kulkas lagi nggak ada apa-apa. Kalau kita belanja dulu, kamu nggak keberatan kan ?"
"Sama sekali nggak, yaudah kalau gitu kamu siap-siap kita ke supermarket sekarang"
Tak sampai 30 menit mereka sudah sampai di supermarket. Mereka mengambil sebuah trolly lalu berjalan mengelilingi supermarket sambil mencari bahan makanan yg mereka butuhkan. Saat sampai di rak makanan ringan terlihat lelaki itu memanggil si gadis yg tengah fokus memilih beberapa bahan makanan.
"Yeon sini bentar " panggil lelaki itu
"Kenapa Jen ?" Tanya gadis itu
"Liat, ini Snack kesukaan kamu kan ? Kesukaan dari kecil ? Sekarang masih suka ?" Tanya Jeno
"Aku udah nggak bisa makan ini karena harus diet" jawab Siyeon. Lelaki itupun langsung murung.
"Kenapa harus diet ? Kamu kan udah kurus. Jangan diet lagi, kamu juga harus makan sesuatu yg kamu suka" kata lelaki itu sambil mengambil beberapa makanan yg Siyeon Sukai tadi.
"Tapi Jen aku--" belum sempat Siyeon menyelesaikan kalimatnya, Jeno sudah menatapnya sinis.
"Baiklah, aku akan memakannya nanti" ucap Siyeon pada akhirnya
Setelah selesai berbelanja merekapun memutuskan untuk langsung pulang. Disepanjang jalan mereka sama-sama diam, mungkin mereka masih canggung karena sudah sekian lama tidak bertemu.
"Ekhem... Kita kenapa jadi canggung gini sih ?" Tanya Jeno membuka percakapan.
"Mungkin karena masih baru ketemu setelah sekian lama" jawab Siyeon
"Paris gimana Yeon ?"
"Ya seperti itulah" jawab Siyeon seadanya
"Kamu punya seorang lelaki yg lagi Deket sama kamu nggak sekarang ?" Tanya Jeno tiba-tiba
"Maksud kamu ? Semacam gebetan ?"
"Iya, kamu kan cantik, pasti banyak banget yg deketin"
"Eumb...kalau teman sih banyak, tapi untuk seseorang yg spesial kayak nya nggak ada. Lagian aku disana kan sekolah, dapat beasiswa lagi, nggak pantes rasanya kalau aku ngelakuin hal-hal kayak gitu"
"Kamu udah jadi orang hebat sekarang, pasti kamu akan mendapatkan seseorang itu sebentar lagi"
"Kamu ngomong apa sih Jen ? Kamu deh kayaknya yg saat ini lagi punya seseorang yg di deketin"
"gimana aku bisa deketin orang lain jika seluruh waktu dan perasaan aku cuma tertuju ke kamu ? 6 tahun waktu yg sangat cukup untuk membuat ku merindukanmu dengan sangat luar biasa. Sekarang aku tau rasanya jadi kamu dulu, mengkhawatirkan seseorang ternyata sesulit itu" kata Jeno dengan pandangan yg masih fokus ke jalanan.
"Maafin aku karena nggak bisa memberikan kabar hingga membuat mu khawatir"
"Kamu nggak perlu minta maaf, kamu nggak salah. Baik lah, kita lupain semuanya sekarang. Yg paling penting kamu udah balik dan kita udah ketemu lagi" kata Jeno sambil sebelah tangannya menggenggam tangan Siyeon erat.
Sesampainya di rumah Siyeon, mereka segera turun dari mobil dan membawa belanjaan yg tadi di letakkan di bagasi.
Mereka menuju ke dapur dan memulai memasak."Aku bakal masakin makanan kesukaan kamu" kata Jeno
"Ayam mentega ?" Tanya Siyeon antusias
"Ya, dan kamu nanti jangan kaget kalau rasanya akan lebih enak dari tempat makan langganan kamu" jawab Jeno bangga
"Aku tidak sabar mencicipinya" kata Siyeon kemudian
Jeno terlihat sangat lihai berada di belakang kompor. Siyeon hanya tersenyum sambil memperhatikan Jeno dari meja makan. Jeno melarangnya untuk membantu jadi Siyeon terpaksa hanya duduk sambil memperhatikannya saja.
Tak lama, masakan itu matang. Mata Siyeon langsung berbinar saat Jeno meletakkan masakannya diatas meja.
"Wah... Enak banget kayaknya" kata Siyeon tampak senang
"Pastinya, nih aku ambilin piring sama sendok kamu cobain"
Siyeon pun langsung mengambil beberapa potong ayam ke dalam piring nya lalu memakannya. Wajahnya langsung berseri-seri saat merasakan lezatnya masakan Jeno ini.
"Enak banget Jen, astaga... Bisa-bisa aku habisin semuanya ini"
"Abisin aja, aku malah seneng. Nanti kalau kurang aku masakin lagi" kata Jeno sambil memandang Siyeon yg tampak bahagia sambil menikmati makanannya.
"rasanya masih seperti mimpi melihat kamu saat ini ada di hadapanku Yeon. Udah lama sekali sejak terakhir kita makan bareng di tempat ini. Waktu itu kamu yg masak buat aku, dan pada saat itu juga aku berharap suatu hari aku bisa melakukan hal yg sama untukmu. Mimpiku menjadi kenyataan, semua yg ku harapkan waktu itu beneran dikabulkan" kata Jeno dalam hatinya.
Saat sedang asyik memandangi wajah Siyeon, Jeno dikejutkan dengan suara bel rumah yang berbunyi. Ia pun beranjak dari kursi untuk melihat siapa yg datang. Ternyata mereka adalah para sahabatnya.
"Loh Jen, kok Lo yg bukain pintu ?" Tanya Haechan
"Siyeon lagi makan di dalam, kalian mau apa datang kemari ?" Tanya Jeno
"gue ada janjian sama Siyeon buat nyari gaun buat nikahan nya Heejin sama Jaemin" jawab Ennik
"Terus Lo ngapain Chan ?" Tanya Jeno lagi
"Ya nganterin my love lah" jawab Haechan yg membuat Jeno mual dengan apa yg barusan Haechan katakan.
"Yaudah, masuk Lo berdua" kata Jeno mempersilahkan
Ennik dan Haechan langsung masuk dan menuju meja makan. Mereka tampak duduk di depan Siyeon yg masih belum selesai dengan makanannya.
"Eh kalian udah dateng, udah pada makan belum ?" Tanya Siyeon
"Kita rencananya mau makan diluar tadi" jawab Ennik
"Nggak usah makan disini aja, nih Jeno udah masak enak banget loh. Kalian harus cobain" kata Siyeon
"Wuih, keliatan nya enak tuh" kata Haechan
"Jen, ambilin gue piring dong" perintah Haechan yg langsung mendapat pelototan dari Jeno
"Enak aja Lo nyuruh gue" protes Jeno
"Gue kan nggak tau tempatnya, lagian gue kan tamu" bela Haechan
"Lo pikir gue bukan tamu ?" Tanya Jeno
"Udah biar gue ambilin aja" kata Siyeon
"Nggak usah kamu lanjut makan aja, biar aku yg ambil" cegah Jeno lalu segera melangkah mengambilkan piring untuk Haechan dan Ennik.
"Kamu nggak makan sekalian ?" Tanya Siyeon dan Jeno hanya menggeleng
"Nanti aja" katanya
Setelah selesai makan mereka segera menuju sebuah mall untuk membeli gaun. Jeno pun akhirnya ikut setelah Siyeon memaksanya. Sesampainya disana mereka tampak berjalan beriringan. Siyeon memandangi Haechan dan Ennik yg terlihat berjalan sambil bergandengan tangan. Jeno pun sedari tadi juga ikut melihat apa yg Siyeon perhatikan. Ia tersenyum saat melihat Siyeon beberapa kali menggelengkan kepalanya.
"Kamu kenapa ?" Tanya Jeno
"Enggak, aku nggak apa-apa" jawab Siyeon sedikit terkejut
"Kamu mau digandeng juga ?" Tanya Jeno dengan sedikit menggoda
"a--apa maksud kamu ?" Tanya Siyeon tergagap. Jeno tidak menjawab namun ia malah menautkan tangannya pada jemari Siyeon yg membuat Siyeon langsung membelalakkan mata saking kagetnya. Ia pun menoleh ke arah Jeno yg justru tersenyum manis kearah nya. Jantung Siyeon berdetak kencang mendapat perlakuan manis dari Jeno barusan, hingga ia tak sadar Jeno sudah melangkah kan kakinya mengikuti Haechan dan Ennik yg berada di depan mereka.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...