"Na... Kamu nggak apa-apa kan ?" Tanya Renjun dari balik pintu
"Nggak apa-apa" jawab Nakyung dari dalam kamar mandi
Dan selalu seperti inilah suasana pagi di kediaman Renjun dan Nakyung. Sejak memutuskan untuk mengikuti program hamil di tempat dokter Siyeon dulu, Nakyung setiap pagi menjadi seperti ini. Merasakan mual yg begitu luar biasa, pusing bahkan lemas. Terutama pada pagi hari seperti ini.
"Masih mual ?" Tanya Renjun saat melihat Nakyung sudah keluar dari kamar mandi
"Lumayan, tapi udah nggak semual tadi" jawab Nakyung
"Hari ini kamu kuat untuk pergi ke rumah sakit ?" Tanya Renjun khawatir
"Kuat kok" jawab Nakyung sambil tersenyum
"Beneran ? Pusing nggak ?" Tanya Renjun yg masih khawatir
"Nggak pusing-pusing banget, masih parahan yg kemaren lusa. Nggak apa-apa aku masih kuat kok buat pergi ke rumah sakit. Jangan khawatir" ucap Nakyung menenangkan
"Na... Apa sebaiknya--"
"Nggak mau, kita udah berjalan sejauh ini. Aku nggak akan berhenti sampai kita mendapatkan hasil maksimal. Aku baru akan berhenti saat dokter Kim menyuruh ku untuk berhenti, tapi berhenti bukan berarti aku menyerah. Aku akan pergi lagi ke tempat lain untuk kembali menjalani program sampai aku berhasil mendapatkan nya" jawab Nakyung antusias
"Na, aku udah bilang sama kamu diawal. Jangan dipaksakan, kalau kamu udah nggak kuat kita berhenti dulu" kata Renjun mengingatkan
"Dan aku masih kuat, jadi kita nggk perlu berhenti kan" Balas Nakyung,
Renjun pun langsung menghela nafasnya saat mendengar balasan Nakyung"Aku kalah lagi pagi ini. Yaudah terserah kamu. Yg penting kamu jaga kesehatan juga. Jangan sampai kenapa-napa" ucap Renjun pada akhirnya
"Iya, yaudah aku mau masak di dapur dulu" kata Nakyung
"Kamu nggak usah masak Na, udah duduk aja istirahat" perintah Renjun
"Terus kamu sarapan apa kalau aku nggak masak ?" Tanya Nakyung
"Aku bisa makan seadanya, roti tawar dan segelas teh hangat udah cukup. Selama kamu masih mual-mual, kamu nggak usah masak ataupun melakukan pekerjaan rumah lainnya. Biar aku aja, aku nggak tega liat kamu ngelakuin semuanya padahal kondisi badan kamu lagi nggak baik" jawab Renjun
Nakyung pun hanya tersenyum lalu mengelus pipi suaminya perlahan."Pasti semua akan segera membaik, jangan khawatirin aku berlebihan" ucap nya lalu mengecup sekilas pipi lelaki dihadapan nya itu.
Dimalam hari, tampak Nakyung baru saja sampai saat jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Wajah nya pucat bahkan matanya terlihat sayu. Wanita itu langsung duduk di sofa dan memijit kepalanya yg terasa berputar-putar. Renjun masih berada di dalam kamar sehingga ia tak menyadari jika istrinya sudah pulang
Saat hendak berdiri, Nakyung merasakan perutnya seperti diaduk. Ia pun segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.
Renjun yg mendengar suara langkah kaki Nakyung segera keluar dari kamarnya. Lagi-lagi ia harus melihat istrinya mengalami hal seperti ini.
Jujur, sebenarnya Renjun tidak tega melihat nya bahkan ia sudah berkali-kali membujuk Nakyung untuk berhenti saja, namun Nakyung selalu menolak."Sayang, kamu kenapa ? Mual lagi ?" Tanya Renjun dari luar kamar mandi,
Tak ada sahutan dari Nakyung. Ia pun mencoba bertanya lagi"Sayang, kamu nggak apa-apa kan ? Aku masuk ya ?" Tanya Renjun lagi, dan lagi-lagi Nakyung tidak menyahut. Karena panik Renjun langsung saja membuka pintu kamar mandi dan mendapati Nakyung yg sudah duduk lemas di lantai. Melihat itu, ia segera membopong Nakyung dan membawanya ke dalam kamar.
Renjun segera mengambilkan air hangat dan memberikan nya pada Nakyung."Besok kita ke dokter Kim" ucap Renjun
"Ngapain ? Jadwal konsultasi nya kan masih Minggu depan" tanya Nakyung
"Kondisi kamu semakin parah, biasanya kamu cuma mual di pagi hari. Tapi aku lihat beberapa hari ini kamu juga mual saat malam hari. Ini nggak bisa didiamkan, kita harus segera menemui dokter Kim dan bertanya padanya, apakah kamu masih bisa melanjutkan program atau tidak"
"Jun--"
"Kali ini, aku nggak mau dibantah. Tolong kamu nurut sama aku" tegas Renjun
Sepanjang malam, Nakyung tidak bisa tidur. Entah kenapa, hari ini rasanya perutnya benar-benar tidak bisa diajak berkompromi.
Sejak selesai makan malam, ia tak henti-hentinya merasakan mual. Bahkan dia sudah tiga kali keluar masuk kamar mandi karena ingin muntah.Karena merasa sudah tidak sanggup Nakyung pun akhirnya menangis. Ia berusaha meredam suara tangisannya agar Renjun tidak terbangun. Namun sayangnya semua sia-sia, Renjun kini bangun dan nampak terkejut saat melihat Nakyung menangis sesenggukan.
"Kamu kenapa nangis ?" Tanya Renjun sambil menarik tubuh Nakyung kedalam pelukannya
"Aku benci sama diri aku sendiri. Aku benci Jun" jawab Nakyung
"Kenapa kamu bilang gitu ?" Tanya Renjun lagi
"Kenapa sih cuma gini aja tubuh aku nggak kuat, padahal cuma pusing sama mual, Kenapa gini aja aku nggak bisa hadapin. gimana kita bisa punya anak kalau tubuh aku aja lemah kayak gini" jawab Nakyung disela tangisan nya
"Sayang... Kenapa ngomong nya gitu. Kamu itu hebat, kamu udah berhasil melewati semuanya selama ini. Harus mengalami Mual dan pusing selama berbulan-bulan bukan lah hal yg gampang. Dan kamu hebat karena bisa melewati semuanya. Ingat kata-kata aku sejak awal. Jangan dipaksakan, kalau sudah nggak kuat nggak apa-apa kalau kamu berhenti" ucap Renjun menenangkan
Keesokan paginya, Renjun dan Nakyung sama-sama izin untuk tidak masuk kerja. Hari ini mereka akan menemui dokter Kim dan membahas lebih jauh tentang program hamil yg mereka jalani. Sepanjang jalan Nakyung berdoa dalam hati, semoga ia masih diperbolehkan melanjutkan program nya. Harapan nya begitu besar sejak pertama kali mendengar dokter Kim mengatakan bahwa masih ada kesempatan untuk Nakyung bisa hamil lagi. Ia tak ingin harapan nya pupus saat nanti dokter Kim menyuruh nya untuk berhenti.
Saat sudah sampai di klinik tempat dokter Kim praktek mereka segera turun dari mobil dan masuk ke dalam. Setengah jam kemudian nama mereka dipanggil dan mereka pun segera masuk ke dalam ruangan dokter Kim, lalu duduk bersebelahan di dihadapan sang dokter.
"Istri saya beberapa hari ini mengalami Mual dan pusing yg begitu parah dokter. Apakah tidak apa-apa kalau dia melanjutkan program nya ?" Tanya Renjun
"Baiklah, saya periksa dokter Nakyung dulu ya" kata Dokter perempuan berusia sekitar 40 tahunan itu.
Nakyung segera dipersilahkan untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan.
Dokter pun segera memeriksa nya, dahi wanita itu tampak berkerut beberapa kali sebelum akhirnya menyuruh Nakyung untuk turun dari ranjang karena sudah selesai diperiksa.Dokter Kim tampak duduk kembali dihadapan Renjun dan Nakyung.
"Sepertinya dokter Nakyung harus menghentikan program nya karena--" ucap wanita itu memberi jeda
"Program nya berhasil, saat ini dokter Nakyung sedang hamil 3 Minggu" kata sang dokter menyelesaikan kalimatnya.
Baik Renjun dan juga Nakyung masih sama-sama terkejut mendengarnya. Mereka masih tak percaya dengan apa yg diucapkan dokter Kim.
"Usaha kalian berhasil, selamat pak Renjun dan juga dokter Nakyung" ucap dokter Kim sambil mengulurkan tangannya memberi selamat pada Renjun dan juga Nakyung
Nakyung sudah meneteskan air mata haru nya. Ia begitu bersyukur saat mendengar bahwa saat ini dia sedang hamil. Itu artinya sebentar lagi, akan ada suara tangis malaikat kecil di dalam rumahnya. Ia dan Renjun tidak akan kesepian lagi, akan ada sosok lain yg akan melengkapi kehidupan mereka dimasa depan.
Renjun berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada dokter Kim. Lalu ia segera memeluk Nakyung erat dan menghadiahi kecupan berkali-kali di kening wanita itu. Ia begitu bahagia sekarang, bayi yg begitu ia idamkan akan hadir sebentar lagi.
Sepertinya, setelah pulang dari sini ia harus memberikan Nakyung banyak hadiah karena tidak menyerah dan berkali-kali menolak usulan nya untuk berhenti. Ia harus berterima kasih pada kekeras kepalaan Nakyung saat itu, karena jika bukan karenanya mungkin bayi nya tidak akan hadir sampai sekarang.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...