Di hari Sabtu ini, kejadian tidak menyenangkan sedang menimpa keluarga Nakyung. Ayahnya tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri saat sedang membaca koran di teras depan rumahnya. Seisi rumah sontak langsung panik dan segera membawa lelaki 52 tahun itu ke rumah sakit terdekat.
Sesampai di rumah sakit, sang ayah langsung mendapat pertolongan. Nakyung yg saat itu sedang koas langsung lemas saat di beri kabar oleh ibunya. Ia terlihat berjalan gontai dengan tatapan mata kosong. Setelah mendapat izin dari dokter pembimbing nya ia memutuskan untuk langsung pergi menuju rumah sakit dimana ayahnya di rawat. Renjun tadi juga sempat menelpon nya, lelaki itu mengatakan jika ia akan menjemput Nakyung lalu pergi ke rumah sakit bersama-sama.
Disepanjang jalan menuju rumah sakit baik Renjun maupun Nakyung sama-sama bungkam, yg terdengar hanya suara isakan Nakyung yg sudah menangis sedari tadi. Renjun tak kuasa menghentikan tangis kekasihnya itu, yg bisa ia lakukan hanya menggenggam tangan gadis itu agar lebih tenang.
Sampai di rumah sakit Nakyung langsung berlari menuju meja resepsionis, ia menanyakan dimana ruangan ayahnya, dan segera berjalan cepat menuju ruangan yg dimaksud bahkan ia sampai meninggalkan Renjun yg tertinggal jauh di belakangnya.
Sampai di depan ruangan, ia melihat ibunya yg kondisinya tak jauh berbeda darinya. Ia segera menghampiri sang ibu lalu memeluknya.
"Mama" panggilnya
Sang ibu lantas mendongak dan merengkuh putri nya ke dalam pelukannya. Kedua wanita itu sama-sama menangis, Renjun yg melihat itu hanya diam di tempatnya dan tak berani mendekat.
"Papa pasti baik-baik saja ma, mama jangan khawatir ya" ucap Nakyung berusaha menenangkan
"Dokter bilang papa kamu kena serangan jantung Na, mama takut" keluh sang ibu
"Mama nggak usah takut, papa itu orang yg kuat. Papa pasti segera sembuh, mama percaya sama Nakyung" kata Nakyung lagi
Tak berselang lama, seorang dokter tampak keluar dari ruangan ICU tempat ayah Nakyung dirawat.
"Keluarga tuan Lee" kata dokter tersebut
"Iya, kami dokter" sahut Nakyung cepat
"Tuan Lee sudah sadar, beliau mencari seseorang bernama Renjun, apakah orang nya ada disini ?" Tanya dokter itu
"Saya dokter" jawab Renjun cepat
"Baiklah anda ikut saya ke dalam" ajak sang dokter
Renjun pun menurut dan segera mengikuti langkah dokter itu untuk masuk. Sampai di dalam ruangan ia bisa melihat ayah Nakyung yg terbaring lemah diatas kasur dengan nafas terengah-engah.
"Om nyari saya ?" Tanya nya yg langsung mendapat anggukan dari ayah Nakyung
"Ada apa om ?" Tanya nya lagi
"Saya rasa, saya akan segera pergi nak. Saya sudah nggak kuat, untuk itu saya ingin minta satu aja permintaan sebelum saya pergi meninggalkan kalian semua" kata ayah Nakyung pelan
"Om mau minta apa ?" Tanya Renjun dengan mata merah menahan tangis
"Saya ingin kamu menikahi putri saya sebelum saya meninggal. Saya ingin mendampingi putri saya satu-satunya saat ia menikah. Apa kamu bisa mewujudkan nya ?" Tanya ayah Nakyung penuh harap
"Saya mohon padamu nak, tolong kabulkan permintaan terakhir saya ini" lanjut ayah Nakyung sebelum Renjun sempat menjawab
Setelah beberapa saat memikirkannya Renjun pun pamit untuk keluar menelpon orang tuanya. Ia menceritakan permintaan ayah Nakyung dan diluar dugaan kedua orangtuanya langsung menyetujui permintaan itu. Nakyung yg tau permintaan sang ayah, hanya bisa diam dan menurut. Perasaan nya sedang tidak baik saat ini sehingga ia tidak bisa berpikir apapun kecuali menyetujui apa yg menjadi keinginan sang ayah.
Bukan hanya orang tuanya, Renjun pun juga menghubungi teman-teman nya untuk datang. Semua tentu saja terkejut. Baru kemaren mereka bertemu dan semuanya baik-baik saja, namun hari ini Renjun memberi kabar bahwa ia akan menikah untuk memenuhi keinginan terakhir calon ayah mertua nya.
"Sayang ayo cepetan" ucap seorang lelaki yg sudah menunggu di depan pintu apartemen kekasihnya
"Iya Chan, bentar. Aduh sepatu gue dimana sih ? Lagi urgent juga pakai acara ilang segala" keluh perempuan itu
"Ennik sayang ayo dong... Kamu nyari apa sih ?"
"Sepatu aku ilang sebelah"
"Pakai seadaanya aja, yg penting ayo cepetan pergi"
"Iya iya..."
Akhirnya perempuan bernama Ennik itu pergi menggunakan sandal rumah bergambar beruang miliknya. Sudah tidak ada waktu lagi, untuk itu ia memakai apa yg ada di depannya.
Dilain tempat, sepasang kekasih juga tak kalah hebohnya. Hari ini rencananya calon pengantin itu akan melakukan fitting terakhir untuk baju pernikahan mereka. Begitu mendapat telpon dari Renjun, Meraka langsung bergegas pergi padahal si perempuan belum selesai memakai gaun nya.
"Sayang... sayang... Ayo buruan kamu lepas gaun nya, Kita ke rumah sakit. Ayah Nakyung kritis"
"Kamu tolong panggilin orang butik nya buat bantuin aku, aku nggak bisa melepas nya sendiri"
"Aduh kelamaan sayang, aku bantuin aja deh"
"Yaudah kamu tarik resleting nya kebawah, pelan-pelan jangan sampai lepas"
Lelaki bernama Na Jaemin itu langsung menarik resleting baju calon istrinya itu, ia dibuat salah tingkah saat resleting terbuka dan memperlihatkan punggung putih Heejin.
"Astaga sayang, punggung kamu keliatan" ucapnya dengan mata tertutup dan tangan yg masih setia memegang resleting gaun.
"Ish...kamu tutup mata, kamu ambilin baju aku di kursi lalu keluar lah" ucap Heejin
Jaemin pun segera menuruti permintaan Heejin. Jantung nya benar-benar hampir lepas hari ini, pertama karena kabar dari Renjun kedua karena ia tidak sengaja melihat punggung putih milik Heejin. Ia pun mengusap wajah nya berkali-kali sambil menenangkan debaran jantungnya.
Pukul 2 siang semua orang sudah berkumpul. Ada kedua orang tua Renjun, teman-temannya dan seorang pendeta yg akan menikahkan mereka. Raut wajah semuanya tampak tegang. Pernikahan ini benar-benar sangat mendadak, bahkan tidak ada persiapan sama sekali.
Tak lama kemudian suara pendeta terdengar menginterupsi semua nya dan mengatakan ia akan memulai acara pemberkatan nya.
Proses pernikahan pun sudah selesai dilakukan, raut wajah lega terlihat diwajah semua orang yg ada disana. Ayah Nakyung pun juga tampak tersenyum, Keinginan nya untuk melihat putrinya menikah sudah terpenuhi.
Semua orang nampak keluar ruangan. Teman-teman mereka pun memutuskan untuk pamit pulang. Nakyung terlihat masih syok, lalu Renjun mendekati nya dan mengelus punggung perempuan yg baru saja menjadi istrinya itu.
"Jangan dijadikan beban ya Na" ucapnya
"Maaf ya Jun, kita harus menikah dengan keadaan kayak gini" kata Nakyung
"Kenapa harus minta maaf ? aku tidak keberatan dengan semua nya. Lagi pula cepat atau lambat kita juga akan menikah kan ? Hari ini, besok ataupun tahun depan sama saja, nggak ada bedanya" kata lelaki itu berusaha menenangkan
"Sekarang kita fokus untuk kesembuhan papa, kamu setuju ?" Tanya Lelaki itu dan langsung mendapat anggukan dari Nakyung.
"Istriku nggak boleh sedih-sedih lagi... Sekarang ada aku sebagai tempat kamu bergantung, mulai sekarang semuanya jangan ditanggung sendirian lagi, kamu harus berbagi sama aku, karena sekarang aku adalah suami kamu" ucap Renjun sambil menarik Nakyung kedalam pelukannya.
Tbc
Mari ucapkan selamat pada pengantin baru kita 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...