"apa kamu bilang barusan ? Berpisah ? Apa maksud kamu dengan berpisah Na ?"
"Maksud aku Kita Jun, ayo kita berpisah"
"Kamu anggap apa pernikahan kita ? Main-main ? Nggak Na, berpisah tidak semudah itu"
"Kenapa tidak mudah Jun ? Sudah tidak ada alasan untuk kita mempertahankan nya lagi"
"Ada alasan kenapa kita harus mempertahankan nya, itu karena aku masih sangat mencintaimu dan aku yakin kamu pun juga sama. Jika tidak, coba sekarang kamu lihat mata aku. Katakan jika kamu tidak mencintaiku, katakan Lee Nakyung" Tantang Renjun yg membuat Nakyung bungkam
"Kenapa ? Kenapa kamu diam ? Aku benar kan ? Kamu masih mencintai ku kan ? Lalu kenapa kamu ingin berpisah ? Semua masalah pasti ada jalan keluarnya Na, dan berpisah adalah jalan keluar paling bodoh yg pernah ada. Maafkan aku karena selama ini selalu menjaga jarak dengan mu. Aku punya alasan kenapa aku melakukannya. Wanita dari masa lalu ku datang dan mengatakan hal yg tidak-tidak tentang mu, dan semua yg dikatakannya selalu berhasil memancing emosi ku. Aku menjauhi mu bukan karena aku sudah tidak mencintaimu lagi, tapi justru karena aku sangat menyayangimu, aku tidak ingin meluapkan emosi ku padamu, jika mengingat semua yg dikatakannya. Aku percaya sama kamu, untuk itu aku tidak pernah menanggapi nya, tapi dia semakin menjadi hingga berhasil mengacaukan hati ku. Aku tidak pernah marah sama kamu karena kepergian anak kita, justru aku marah pada diriku sendiri karena saat itu aku tidak bisa menjaga kalian dengan baik. Maaf karena semua sikap ku membuat mu menjadi salah paham. Satu hal yg harus kamu tahu Na, bahwa aku sangat mencintaimu dan tidak akan pernah membiarkan kamu pergi dari hidup aku"
Mendengar penjelasan Renjun barusan membuat seluruh tubuh Nakyung lemas. Ia pun terduduk di lantai ruang tamu nya. Ia menunduk dan tangis nya semakin menjadi.
Renjun berjongkok lalu meraih tubuh Nakyung kedalam pelukannya.
"Anak itu titipan Na, dikasih atau tidak aku tidak masalah. Jangan terlalu membebani dirimu sendiri. Walaupun selamanya tidak ada anak dalam pernikahan kita, cintaku ke kamu akan tetap sama" ucap Renjun sambil mengelus punggung Nakyung yg saat ini sedang berada di pelukannya.
Nakyung tak bisa mengatakan apapun, yg ia lakukan hanya menangis dan terus menangis.
Keesokan paginya Ditempat lain terlihat seorang lelaki dan seorang perempuan sedang duduk di kursi yg ada di sebuah gedung Wedding organizer. Kedua orang itu tampak serius memperhatikan penjelasan dari seseorang yg ada di depan mereka.
"Konsep nya kurang lebih seperti itu, ada yg perlu ditambahkan lagi ?" Tanya seseorang didepannya tadi
"Nggak ada sih, kalau saya suka-suka aja, yg penting calon istri saya juga suka" ucap si lelaki
"Konsepnya bagus kok, aku suka. Kita ambil yg ini aja" jawab si perempuan
"Baiklah kalau begitu, nanti untuk undangan, foto prewedding dan lain-lain kita bicarakan Minggu depan"
"Boleh, kalau begitu kami pamit dulu. Terima kasih banyak atas bantuannya" ucap lelaki itu lalu berdiri dan menggandeng tangan perempuan disampingnya itu. Mereka berdua pun meninggalkan tempat tersebut dan masuk kedalam mobil.
"Chan, lusa kita jadi ke Kanada ?"
"Jadi dong, kan lusa kita mau lamaran. Masa nggak jadi sih"
"Papa kemaren kaget banget pas aku bilang lusa kamu mau kesana buat ngelamar aku. Papa mikir yg aneh-aneh, takutnya kamu apa-apain aku karena lamaran kamu kesan nya mendadak banget"
"Astaga yang, nggak mungkin lah aku apa-apain kamu. Lagian apanya yg mendadak sih ? Kan 2 tahun lalu aku udah pernah bilang, kalau nanti aku udah mapan aku bakal lamar kamu"
"Yaiya, cuma kan papa nggak nyangka aja kalau dalam waktu dekat ini. Lagian waktu itu aku pamitnya ke papa mau datang kesini buat nengokin anaknya Heejin, bukan buat bahas lamaran apalagi pernikahan"
"Ennik sayang, aku udah nggak bisa nunggu lama lagi. Kamu tau nggak ? tiga sahabat aku itu resek semua. Tiap kumpul-kumpul pasti bawa istrinya masing-masing. aku kan jadi iri, aku juga pengen dong ngajakin istri aku. Rasanya udah kayak orang bego tau nggak. Mereka mesra-mesraan, lah aku sendirian. Kan ngenes yang"
Ennik yg mendengar itu langsung tertawa kencang. Rasanya lucu mendengar curhatan Haechan tapi di satu sisi dia kasihan juga, pasti selama ini Haechan nyesek banget gara-gara iri sama temen-temen nya."Eumb...Chan, kamu tau nggak Nakyung sama Renjun lagi ada masalah ?"
"Tau, yg masalah keguguran sama masalah gara-gara cewek gila itu kan ?"
"Cewek gila ? Siapa cewek gila ? Aku malah baru tau. Yg aku tau cuma Renjun jauhin Nakyung gara-gara kecewa sama Nakyung yg nggak bisa jaga anak mereka"
"Aduh yang, kamu percaya Renjun bakal kayak gitu ? Kalau masalahnya gara-gara keguguran aku berani jamin kalau Renjun nggak akan sampai menghindar kayak gitu. Ini masalahnya si cewek gila itu selalu komporin Renjun yang, bilang yg aneh-aneh soal Nakyung. Renjun kan jadi emosi, Makanya itu dia mencoba buat menjauhi Nakyung dulu, karena dia nggak mau kekesalan dia sama cewek gila itu malah ia luapkan ke Nakyung. Dia nglakuin itu demi Nakyung yang, dia nggak mau Nakyung terluka"
"Tapi dengan dia nggak jelasin semua nya ke Nakyung itu juga salah Chan. Nakyung kan jadi mikir kemana-mana. Bukan kah orang rumah tangga itu yg paling penting adalah komunikasi ya ? Tapi kenapa Renjun nggak mau komunikasi yg baik dengan Nakyung, coba jelasin pelan-pelan. Aku yakin Nakyung akan mengerti kok"
"Ya aku juga nggak tau yang, udahlah itu urusan mereka. Kita cuma sahabat, kita nggak berhak ikut campur terlalu jauh. Mereka udah pada dewasa, harusnya mereka bisa nyelesaiin ini semua"
Di kediaman Nakyung dan Renjun. Tampak Nakyung yg sedang memasak seperti biasa. Setelah kejadian semalam Nakyung berusaha untuk bersikap normal pagi ini. Walaupun masih ada rasa sakit dihatinya, namun sebisa mungkin Nakyung lupakan. Setiap orang berumah tangga pasti memiliki Masalah, ia harus bisa melewatinya. Beruntung sekali ia memiliki Renjun yg dewasa, ia tahu suaminya itu tidak akan pernah mengecewakan. Ia sekarang merasa malu pada dirinya sendiri karena berpikir yg tidak-tidak tentang Renjun, bahkan meminta berpisah darinya sebelum ia memastikan kebenaran nya terlebih dahulu. dimana lagi ia bisa menemukan lelaki sebaik itu ? Lelaki yg menerima kekurangan nya dan mencintai dia dengan sempurna.
Saat sedang asyik melamun ia dikejutkan dengan tepukan pelan pada pundaknya. Ia pun langsung berbalik dan mendapati Renjun yg sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat mengajar.
"Kenapa melamun ?" Tanya Renjun pelan
"Nggak apa-apa, ini baru jam 07.00 pagi. Kamu udah mau berangkat ?"
"Iya, sebelum mengajar akan ada rapat terlebih dahulu buat bahas ujian"
Mendengar kata rapat raut wajah Nakyung menjadi muram. Renjun yg mengetahui itu langsung meraih dagu Nakyung dan menatap kedua mata perempuan itu.
"Aku nggak bohong kali ini, kamu bisa tanya Siyeon kalau nggak percaya" ucap Renjun yg hanya dibalas anggukan oleh Nakyung.
"Aku percaya kok, walaupun kamu berbohong aku percaya, kalau itu semua demi kebaikan aku. makasih Jun, karena menjadi seseorang yg begitu luar biasa dalam hidup aku. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu"
Renjun pun memeluk tubuh Nakyung erat. Tangan nya mengelus rambut Nakyung pelan.
"Setelah kamu selesai wisuda, aku ingin mengadakan resepsi untuk pernikahan kita. Aku juga pengen punya foto pernikahan yg bagus sama kamu. Walaupun terlambat tapi aku ingin melakukannya. Kamu nggak keberatan kan ?" Tanya Renjun, dan Nakyung pun hanya tersenyum
"Aku nggak keberatan Jun, melakukan apapun asalkan sama kamu, aku nggak akan pernah merasa keberatan" jawab Nakyung yg berhasil membuat lengkungan dibibir Renjun semakin terlihat jelas.
"Kita harus mulai lagi dari sini. dimasa depan aku harap, kita akan saling menguatkan, jangan pernah ninggalin satu sama lain, kecuali maut yg pisahin. kamu janji ?" Tanya Renjun
"Aku Janji" jawab Nakyung dengan senyum manisnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...