"aduh Jaem, ini anak Lo matanya masih melek lebar banget. Ntar kalau ditaruh nangis, sedangkan nih tangan gue udah kesemutan" keluh Haechan
"Salah sendiri Lo bangunin, udah gue bilang jangan rame-rame Lo malah teriak-teriak" jawab Jaemin
"Yaelah, Jun... gantian napa Jun, kan Lo tadi juga ikutan teriak" kata Haechan
"Nanggung Chan, bentar lagi menang gue" sahut Renjun tanpa menoleh
"Tangan gue udah mati rasa kayaknya. Astaga..." Keluh Haechan untuk yg kesekian kalinya
"Sini biar gue aja yg gendong" ucap Jeno
"Nih baru temen gue" kata Haechan senang
Jeno pun segera mengambil Daeun dari gendongan Haechan. Ia pun tampak memangku bayi itu dengan tenang. Sedangkan Haechan langsung bergabung dengan Jaemin dan Renjun yg masih asyik dengan permainan mereka.
"Ke kiri Jaem Lo ke kiri. Awas-awas depan Lo ada musuh. Mundur dulu, mundur dulu" teriak Haechan yg lagi-lagi membuat Daeun menangis
"Suara Lo kecilin kek, Daeun nangis lagi bego" kesal Jeno, pasalnya tadi ia sudah berhasil membuat Daeun mengantuk namun harus terbangun lagi dan menangis mendengar teriakan Haechan.
"Ya sorry Jen, kelepasan gue" kata Haechan
"Jaem gue bawa ke depan bentar ya, kayaknya dia udah mulai ngantuk. Disini rame banget" pamit Jeno pada Jaemin
"Boleh-boleh. Bawa ke teras aja Jen" kata Jaemin
Jeno pun melangkahkan kakinya menuju teras depan. Ia tampak menimang Daeun sambil sesekali bersenandung. Ia tampak memandang wajah gembul itu, perasaannya terasa hangat. Ia bisa merasakan bagaimana bahagianya Jaemin memiliki putri secantik ini. Jeno pun beberapa kali mengecup pipi bayi perempuan itu karena gemas.
Suatu hari nanti ia juga ingin memiliki bayi manis seperti ini, ia ingin memiliki seorang putri yg bisa ia manjakan. Senyum Jeno mengembang saat melihat bayi itu menguap karena mengantuk.
"Kamu lucu banget sih Daeun... Om Jeno jadi gemes" kata Jeno sambil tersenyum
Saat sudah tertidur Jeno pun membawa Daeun masuk ke dalam rumah.
"Jaem Daeun udah tidur" kata Jeno berbisik
"Taruh kamar aja Jen, pintunya nggak usah ditutup biar kalau dia nangis kedengaran" perintah Jaemin
Jeno pun masuk ke kamar bayi itu, lalu meletakkan Daeun dengan perlahan. Baru saja Jeno mendudukkan dirinya di sofa, suara tangis Daeun kembali terdengar. Jaemin yg juga mendengar nya langsung merebut stik PS yg dipegang Renjun.
"Apa-apaan sih Lo Jaem ?" Tanya Renjun tidak terima
"Giliran Lo yg gendong, tuh Daeun nangis lagi" jawab Jaemin
Renjun pun bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Daeun yg ada di kamar. Ia pun mengangkat bayi mungil itu lalu membawanya keluar kamar.
"Kayak nya haus deh Jaem, buatin susu sana" perintah Renjun
"Jam berapa sih sekarang ?" Tanya Jaemin
"Mau setengah tiga" jawab Haechan yg ada disampingnya.
"Mati gue, harusnya Daeun minum susu jam setengah dua tadi" ucap Jaemin sambil menepuk dahinya. Ia pun segera berlari ke dapur dan membuatkan susu untuk anaknya.
"Untung aja istrinya nggak di rumah, kalau ada udah habis dicincang gara-gara enak-enakan main PS sampai lupa buatin susu buat anaknya" ucap Haechan
Renjun masih sibuk menimang Daeun sambil sesekali bernyanyi untuk nya. Bukan nya diam Daeun malah semakin menangis kencang. Renjun pun kebingungan.
"Kalian bantuin gue dong, bayi nya nggak mau diem ini" keluh Renjun pada teman-temannya namun seolah tuli, Jeno dan Haechan malah asyik main games tanpa memperdulikan Renjun.
Jaemin pun datang dari arah dapur dengan membawa sebotol susu lalu menyerahkan nya pada Renjun.
"Nih Jun, pelan-pelan kasih nya. Jangan sampai anak gue kesedak ya" peringat Jaemin
"Kenapa nggak Lo aja sih Jaem yg ngasih ?" Tanya Renjun
"Kan tadi yg bikin dia bangun Lo, jadi Lo harus tanggung jawab dong" jawab Jaemin lalu kembali duduk disebelah Haechan dan Jeno.
"Nyebelin Lo" cibir Renjun lalu duduk sambil memberikan susu pada Daeun.
"Liat Jaem, kenceng banget dia minumnya. Laper banget ini pasti" kata Renjun
"Jelas laper lah, orang bapaknya aja lupa ngasih susu. Dasar sinting emang" cibir Haechan
"Lha Lo sih pada nggak ngingetin gue" protes Jaemin
"Kita mana tau jadwal anak Lo minum susu kapan, Lo pikir kita bapaknya apa ?" Tanya Haechan nggak santai
"Lagian anak gue juga ogah kali punya bapak kayak Lo, orang bapaknya sendiri aja udah maha ganteng kayak gini, ngapain punya bapak lagi yg buluk kayak Lo" jawab Jaemin tidak terima
"Kurang ajar ya Lo lama-lama" ucap Haechan sambil menarik baju Jaemin dari samping
"Terus... terus... Gelud aja terus kalian, lumayan buat tontonan" kata Renjun dari arah sofa.
"Ngapain berhenti ? Baku hantam lagi gih... Gue pengen tau siapa yg menang" sahut Jeno dari sebelah
"Udah pada tua juga nggak ada malu nya, berantem terus" ucap Jeno
"Bener tuh, emang nggak punya malu nih orang berdua" sambar Renjun
"Lo juga kali, Lo kan juga sering ribut sama Haechan" kata Jeno pada Renjun
"Ya itu juga karena Haechan yg nyebelin, kalau nggak kan nggak mungkin gue berantem sama dia" bela Renjun
"Ya intinya sama aja kan" kekeh Jeno
"Udah-udah... Kasihan anak gue, masih bayi udah liat para manusia nggak inget umur pada berantem. Sini Jun, gue mau ke kamar aja. Tidur sama anak gue, daripada pusing kepala gue gara-gara kalian" kata Jaemin lalu mengambil anaknya dari pangkuan Renjun dan masuk ke dalam kamar
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfic~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...