79. I want a Baby that Looks Like Me

1.2K 129 4
                                    

"Iihhh... Kemana lagi sih tuh anak bayi, pakai acara ngilang segala. Bisa dicekik emak nya nih kalau sampai nggak ketemu" gerutu Haechan sambil kaki nya terus melangkah mencari keberadaan sang anak

Hari ini adalah hari Minggu, Haechan mengajak Aron untuk jalan-jalan di taman kompleks seperti biasa. Entah sedang ada acara apa, yg pasti kali ini banyak sekali orang yg berkumpul dan juga banyak stand tenda-tenda berdiri disana.

"Mana lagi rame banget... Kalau diculik orang gimana si Aron ? Secara kan anak gue ganteng banget, ya ampun" panik Haechan sambil menarik-narik rambutnya

Tadi Haechan mendapat telpon dari papa nya, saat ia mengangkat telponnya ia menyuruh Aron untuk duduk di salah satu kursi, tapi memang dasarnya tidak bisa diam, Aron pun turun dari kursi dan berjalan menuju sesuatu yg menurutnya menarik.

Jadilah Haechan seperti sekarang, kebingungan mencari dimana anak itu berada. Ia terus mengayunkan kaki nya sambil menoleh ke kiri dan kanan. Saat ia hendak keluar dari taman terdengar suara tawa cekikikan dari Aron. Ternyata sedari tadi anak lelakinya itu berdiri di salah satu stand yg menjual berbagai macam ikan hias.

Haechan pun berjalan menuju kesana, ia lantas mendekati Aron dan menepuk pundak nya.

"Heh anak bayi, ngapain disini ? Udah dibilangin tungguin papi malah keluyuran sendiri, kalau kamu dibawa orang gimana ?" Omel Haechan

"Aron mau itu Pi" ucap Aron tanpa mempedulikan Omelan Haechan barusan

"Apa ? Mau apa kamu ?" Tanya Haechan

"Mau fish yg warna orange" jawab nya

"Nggak boleh, masih kecil nggak boleh mainan fish, nanti kasihan kalau sampai mati" larang Haechan

"Iiihhh papi... Aron bilangin mami lho, biar papi dimarahi" ancam anaknya

"Hahaha... Bilang aja sama mami, palingan nanti malah kamu yg diomelin" balas Haechan

"Aron nangis loh" ancam nya lagi

"Nangis aja, coba kalau berani" tantang Haechan, tanpa di duga Aron pun mengambil ancang-ancang untuk menangis dan sesaat kemudian ia mulai menangis kencang.

"Huwaaa... Papi jahat" teriaknya yg berhasil mengundang perhatian orang-orang yg berjalan disekitarnya. Haechan menjadi panik, ia langsung mendekap tubuh anaknya dan menutup mulutnya dengan tangan.

"Sstttt... Diam Aron, iya iya... Papi beliin fish. Tapi diam ya, nggak boleh nangis" bujuk Haechan, Aron pun langsung diam dan tersenyum mengejek.

"Bener-bener deh, nggak istri nggak anak, nggak ada takut-takutnya sama gue" gerutu Haechan

"Ayo masuk, kamu mau yang mana ?" Kata Haechan sambil menggandeng anak nya masuk.

"papi... Aron mau yg itu" tunjuk anaknya pada ikan hias berwarna orange terang

"Yaudah itu aja ya ? Mau berapa ?" Tanya Haechan

"Mau dua" jawab Aron sambil menunjuk kan angka dua dengan jari nya.

Haechan pun segera menghampiri si penjual.

"Bang, mau yg ini dua dong" kata Haechan sambil menunjuk ikan yg diinginkan anaknya

"Oke, bentar ya" jawab si penjual

Tak lama penjual itu pun mendekat sambil membawa jaring dan juga bungkus plastik.

"Udah ini aja ?" Tanya nya

"Iya" jawab Haechan

Sedangkan Aron pun sudah lompat-lompat saking senengnya.

"Nggak usah gitu, jatuh nanti" peringat Haechan pada anaknya, si penjual pun menoleh

"Anak nya bang ?" Tanya nya

"Iya" jawab Haechan

"Anak kandung ?" Tanya si penjual lagi

"Iyalah, emang anak boleh Nemu ?" jawab Haechan nggak santai

"Ganteng banget sih bang, beda sama Abang" ucap si penjual ikan yg berhasil membuat Haechan panas

"Emak nya bule bang, makanya anak nya cakep. Walaupun muka nya keliatan banget kalau beda sama gue tapi bisa dipastikan kalau 100% dia anak kandung gue" jawab Haechan memastikan

"Udah... Berapa jadi nya ?" Tanya Haechan sambil mengeluarkan beberapa lembar uang

"Lima puluh bang" jawab nya, Haechan pun menyerahkan sejumlah uang yg diminta lalu segera keluar setelah memberikan ikan nya pada Aron.

"Udah ya habis ini pulang. Kamu kalau diajakin jalan keluar ada aja yg diminta" gerutu Haechan sambil menggandeng tangan Aron menuju jalan pulang ke rumah.

Tak sampai lima belas menit, mereka pun sudah sampai rumah. Ennik yg saat itu sedang menyiram tanaman di depan rumah pun tersenyum saat melihat anaknya berlari ke arahnya sambil menunjuk kan satu plastik berisi ikan.

"Uwah... Aron punya fish ya ? Siapa yg kasih ?" Tanya Ennik

"Beli yang beli... Emang siapa yg mau kasih ? tuh beli di depan, yang Abang penjual nya rese banget" kesal Haechan

"Kenapa lagi kamu ? Baru pulang udah ngomel aja" tanya Ennik

"Kesel banget aku, masa iya tadi si Abang penjualnya tanya, Aron itu anak kandung aku bukan, bahkan Dia juga bilang kalau muka Aron beda banget sama aku. Gimana nggak sewot coba" curhat Haechan

"Ya terus kenyataan nya gimana ? Coba kamu aja kalau jadi orang lain, lihat Aron sebagai anak kamu kira-kira pantes nggak ?" Tanya Ennik lagi

"Ya emang beda, muka nya dia kan bule banget beda sama aku. Tapi ya nggak gitu juga dong, mereka kan nggak tau kalau ibunya bule. Lagian kok bisa sih fisiknya Aron sedikitpun nggak ada yg nurun dari aku, kecuali tingkah nya yg ampun-ampunan itu" jawab Haechan

"Lha kamu dulu buat nya gimana ? Kenapa bisa nggak ada satupun yg mirip kamu " tanya Ennik

"Perasaan biasa aja. nggak mau tau yang, pokoknya nanti kalau Aron punya adik dia harus muka nya mirip aku. Biar aku pas lagi jalan nggak di liatin aneh sama orang-orang"  ucap Haechan

"Sejak kapan sih kamu mau dengerin omongan orang, ribet banget tau nggak. Lagian gimana bisa tahu nanti adiknya Aron mirip kamu apa nggak ? Ada aja belum" jawab Ennik

"Kita tanya dokter, gimana caranya biar adik nya Aron bisa mirip aku" usul Haechan

"Terserah kamu aja deh, yg pasti aku baru mau punya anak lagi kalau Aron udah sekolah" jawab Ennik lalu masuk ke rumah bersama Aron

Haechan pun mengikuti mereka di belakang. Sampai dalam rumah Ennik berjalan menuju dapur untuk mengambil Baskom yg akan digunakan sebagai tempat ikan nya Aron.

Haechan duduk di salah satu kursi sofa, ia menyandarkan badan nya sambil menatap Aron yg tengah asyik bermain.

Diperhatikannya wajah Aron dengan seksama, dari depan jelas tidak ada mirip-miripnya dengan dia, ia menggeser duduknya lalu memperhatikan wajah Aron dari samping dan Haechan pun langsung tersenyum lebar saat mendapati wajah anaknya itu terlihat mirip dengannya jika dilihat dari samping.

"Sayang..." Teriak Haechan, Ennik terkejut sampai hampir menjatuhkan baskom berisi air di tangannya.

"Bisa nggak sih nggak usah teriak" kata Ennik sambil menaruh baskom diatas meja.

"Akhirnya aku bisa nemuin kemiripan Aron sama aku" bangga Haechan

"Bagian mana nya emang ?" Tanya Ennik penasaran

"tuh...dari samping tuh, mirip kan sama aku" ucap Haechan sambil memiringkan wajah sang anak

"Mana nya ? Pipi nya maksud kamu ?" Tanya Ennik lagi

"Bukan cuma pipinya, bentuk mata sama hidungnya juga mirip aku pas masih kecil. Wah luar biasa, akhirnya bisa juga nemuin kemiripan aku dalam dirinya" bangga Haechan sambil memeluk erat tubuh Aron.

"Papi, bukain fish nya" pinta Aron

Haechan pun membukakan plastik ikan dengan perasaan berbunga, sedangkan Ennik yg melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

Tbc

















Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang