Setelah jatuh terjerembab tadi siang, kini Daeun mengalami demam dimalam hari. Heejin tampak sangat khawatir, padahal tadi sore saat di rumah sakit dokter sudah mengatakan bahwa Daeun baik-baik saja.
Heejin terus menggendong anaknya yg sesekali merengek karena merasa sakit di hidung nya. Wanita itu pun tampak sesekali mencium kening si gadis kecil.
Jaemin sedari tadi hanya diam diatas ranjang kamar Daeun sambil memperhatikan istri dan anaknya. Ia tak berani mendekat karena Heejin terlihat sangat marah.
Sore tadi saat ia tahu Daeun terjatuh, Heejin tidak mengomel seperti biasa. Ia hanya diam sambil memandang Jaemin sekilas, walaupun begitu Jaemin tahu, kalau Heejin benar-benar sangat marah padanya.
"Mau aku gantiin yang ?" Tawar Jaemin, yg justru membuat Heejin langsung pergi keluar meninggalkan kamar anaknya dan mengabaikan Jaemin.
Jaemin menghembuskan nafas panjangnya, kali ini Heejin mungkin tidak akan memaafkan nya. Ia benar-benar merasa khawatir, diam nya Heejin lebih menakutkan dari pada jika wanita itu sedang mengomel panjang lebar.
Heejin terus menggoyangkan tubuh putri dalam gendongannya. Meskipun matanya terasa berat, namun ia tak tega jika harus meletakkan putri nya diatas ranjang. Gadis kecil itu, masih sesekali menangis apalagi jika rasa nyeri terasa lagi di hidung nya.
Seperti saat ini, Daeun tiba-tiba menangis sambil memegangi hidungnya yg masih ditempel plester. Ia mengaduh kesakitan sambil memanggil-manggil sang ibu.
"Mama, sakit ma" ucapnya dalam tangis
"Nggak apa-apa sayang, sebentar lagi pasti sembuh. sini mama cium biar nggak sakit" hibur Heejin
Heejin pun mendudukkan tubuhnya di sofa lalu mencium pelan hidung anaknya. Air mata nya ikut menetes menyaksikan gadis kecil nya itu menangis kesakitan.
Jaemin hanya mematung melihat mereka dari depan pintu kamar. Hatinya terasa sakit, melihat dua perempuan yg sangat dicintainya itu kini menangis. Matanya tiba-tiba teralih pada meja di depan Heejin, ia pun segera melangkah kan kaki menuju kesana. Tangan nya dengan cekatan mengambil PS, stik beserta perangkat lainnya dan langsung membawanya ke halaman belakang. ia memasukkan semuanya ke dalam tempat sampah lalu mengambil korek dan membakarnya.
Heejin terkejut melihat apa yg dilakukan Jaemin barusan. Ia pun berjalan menghampiri sang suami yg saat itu sedang berdiri di teras belakang sambil menatap nanar benda yg baru saja dibakar olehnya.
"Kenapa kamu bakar ?" Tanya Heejin
"Karena gara-gara benda itu, anak aku jadi celaka" jawab Jaemin lalu menolehkan kepalanya ke arah Heejin.
"Aku seharusnya udah nggak butuh benda itu lagi sebagai hiburan, karena Sekarang aku punya anak yg begitu lucu yg seharusnya bisa membuatku lebih bahagia daripada memainkan mereka. Kamu benar, aku selalu lalai saat menjaganya hingga dia menjadi seperti saat ini. Sebagai seorang ayah, aku masih terlalu egois karena lebih mementingkan kesenangan ku daripada keselamatannya. Aku benar-benar menyesal kali ini, aku menyesal" lanjutnya, sambil bersimpuh di hadapan Heejin.
"Apa yg kamu lakukan, berdiri !" perintah Heejin
"Aku malu sama Daeun, karena aku nggak becus jagain dia. Aku benar-benar papa yg nggak berguna buat dia" sesal Jaemin
"Jaemin, kamu ngomong apa sih ? Berdiri kamu sekarang, atau aku akan lebih marah dari ini" ancam Heejin
Jaemin pun berdiri, ia menatap Heejin dengan air mata yg sudah menggenang di kedua pelupuk matanya.
"Dengerin aku, aku nggak pernah melarang kamu buat main games atau apapun, tapi aku hanya minta kamu buat tahu waktu. Saat kamu lagi jagain Daeun, kamu harus lebih fokus ke dia, bukan malah ke layar televisi dan juga stik yg ada di tangan kamu. Memang kamu nggak kasihan kalau anak kamu terjatuh seperti tadi ? Dia itu masih kecil Jaem, tubuhnya masih sangat lemah. Kalau dia terus-terusan terjatuh lalu terjadi apa-apa kita harus gimana ? Memang kamu sanggup liat dia kenapa-napa ?" Tanya Heejin pada Jaemin yg membuat lelaki itu menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban.
"Kamu masih ingatkan gimana perjuangan kamu saat dulu dia baru lahir ? Waktu itu dia sempat mengalami sesak nafas dan dokter bilang untuk terus berdoa dan berusaha mengikhlaskan nya jika sewaktu-waktu hal buruk terjadi padanya. Kamu sendiri yg saat itu terus berdiri disisinya bahkan tak pernah tidur karena kamu takut dia akan pergi jika kamu beranjak dari samping nya. Kamu dulu sesayang itu sama dia Jaem. tapi kenapa ? Sekarang, disaat dia sudah tumbuh sehat dihadapan kamu, sudah bisa kamu ajak bicara, kamu ajak bercanda kamu malah mengabaikan keselamatannya ?" Tanya Heejin yg semakin membuat tangis Jaemin menjadi.
"Kita ini orang tuanya, kita seharusnya menjaga dia dengan baik, Bukan malah abai pada keselamatannya dan membuat nya celaka" lanjut Heejin, Jaemin pun mendekat dan memeluk tubuh Heejin dan juga anaknya.
"Maafin aku...aku salah, maafin aku" ucapnya berkali-kali. Heejin pun mengelus pelan punggung Jaemin dengan sebelah tangannya.
"Aku harap ini terakhir kali kamu seperti ini. Tolong jangan lalai lagi saat menjaganya. Jika kamu memang sedang tidak bisa diganggu, lebih baik kamu bilang jujur ke aku, biar aku bisa minta tolong orang lain untuk menjaganya" ucap Heejin
"Nggak...aku nggak akan lalai lagi. Mulai sekarang aku akan menjaganya dengan baik. Aku pastikan, dia tidak akan pernah terluka lagi saat bersamaku" balas Jaemin. Heejin pun tersenyum lalu mengelus pelan pipi Jaemin.
"Aku gantiin gendong dia, bolehkan ?" Tanya Jaemin hati-hati
"Boleh" jawab Heejin sambil mengangguk. Jaemin pun langsung mengambil alih tubuh anaknya dan segera membawanya masuk ke dalam rumah.
Jaemin pun mendudukkan tubuhnya dan memandang wajah sang anak yg saat ini sedang menempel di dada nya dengan mata yg masih terjaga. Sesekali putri nya itu meringis menahan sakit.
"Daeun tidur aja, biar sakitnya nggak terasa" ucapnya pada sang anak
"Nggak bisa tidur pa, sakit" jawab Daeun
"Maafin papa ya nak, papa nggak bisa jagain kamu" ucapnya dengan air mata yg menetes di kedua pipinya.
"Tadi Daeun jatuh sendiri pa, bukan karena papa. Papa jangan nangis ya" ucap Daeun sambil menghapus air mata di pipi Jaemin dengan kedua tangan mungilnya.
Jaemin pun segera mengambil tangan mungil itu lalu mencium nya.Heejin yg sedari tadi berada disamping merekapun tak bisa membendung air matanya. Ia lalu beranjak dari duduknya dan pergi menuju dapur.
"Aku buatin susu buat Daeun dulu ya" pamitnya pada Jaemin.
Setelah selesai membuat susu, Heejin segera menyerahkan susunya pada Jaemin. Jaemin pun langsung memberikan susu itu pada Daeun, walaupun sempat menolak pada akhirnya Daeun menerima nya dengan sedikit bujukan.
Jaemin dengan sabar memegang botol susu Daeun yg isinya mulai berkurang sedikit demi sedikit. Mata Daeun pun mulai terpejam dan membuat nya mulai merasa tenang. Ia melirik Heejin dan menyuruh nya tidur duluan dengan suara berbisik agar tak membangunkan anaknya. Heejin menolaknya, ia malah menarik kepala Jaemin agar bersandar di pundak nya. Wanita cantik itu, mengelus kepala Jaemin pelan.
"Kamu yg harus nya tidur, kamu kan besok pagi harus kerja" ucap nya dengan tangan yg masih setia mengelus surai sang suami.
Tbc
Hari ini double update, mungkin kedepannya nggak bisa update setiap hari karena mulai ada kesibukan.
Happy Reading all 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...