55. A Long Way To Get You

1.3K 132 4
                                    

"tunggu sebentar Seojun ah" Ucap seorang lelaki pada seorang bayi berusia 7 hari.

"Kau lapar ?" Tanya nya pada sang bayi. Dengan hati-hati lelaki itu mengangkat bayi nya lalu dengan segera memberinya sebotol susu.

Lelaki itu menoleh melihat jam yg terpasang di dinding kamar. Jam masih menunjukkan pukul 02.30 pagi.
Ia lalu menyapukan pandangannya kearah ranjang, disana ibu sang bayi sudah terlelap setelah tadi bergantian bangun menjaga anaknya.

Walaupun baru seminggu lalu melahirkan namun wanita itu sudah tampak begitu sehat, padahal ia melahirkan secara Caesar dan luka bekas operasi nya pun masih belum kering.

Wanita cantik itu memang belum boleh menggendong bayinya, namun ia bisa membantu menjaga nya saat sang bayi terbangun di tengah malam.
Wanita itu merasa kasihan jika membiarkan suaminya menjaga bayinya sendirian semalam suntuk, terlebih di pagi hari suaminya harus pergi mengajar.

Bayi tampan bernama lengkap Huang Seojun itu masih membuka matanya walaupun susu di dalam botol sudah hampir habis, sepertinya bayi itu kembali ingin mengajak ayah nya begadang seperti malam-malam sebelumnya.

"Seojun nggak mau bobok lagi ?" Tanya sang ayah sambil berdiri dan menimang nya.

"Tadi Seojun ngapain aja di rumah sama mama dan nenek ? Apa hari ini nenek kembali memberi Seojun hadiah ?" Tanya lelaki itu sambil memandang wajah bayinya

Sejak bayi itu terlahir, lelaki bernama Huang Renjun itu merasa bahwa hidupnya benar-benar sempurna. Hadirnya bayi itu bagaikan lentera terang yg bersinar dalam hidupnya.

Ia ingat betul bagaimana perjuangan ia dan juga Nakyung untuk mendapatkan nya, bertahun-tahun setelah keguguran yg menimpa Nakyung, istrinya itu sempat tak ingin hamil lagi. Namun, ia berusaha membujuk Nakyung dan akhirnya Nakyung setuju.

Mereka pun mulai mengikuti program hamil, berbagai cara mereka coba, berbagai dokter mereka datangi demi untuk mendapatkan bayi yg sudah lama mereka dambakan.

Berkali-kali mereka gagal, bahkan Renjun hampir menyerah karena sudah tidak tahan melihat Nakyung yg menderita. Semenjak program hamil tubuh Nakyung menjadi semakin kurus karena nafsu makannya menurun, bukan hanya itu kesehatannya juga terganggu karena pengaruh hormon nya pasca program.

Dulu Nakyung tidak seoptimis ini saat hendak program memiliki bayi, namun melihat Siyeon yg berhasil mendapatkan anak nya saat menjalani program, ia jadi begitu optimis. Ia percaya jika Tuhan pasti juga akan baik padanya dengan menitipkan satu malaikat kecil yg akan menjadi pelengkap dalam hidupnya.

Pikiran Renjun kembali melayang pada saat pertama kali ia tahu jika Nakyung sedang hamil. Mulai saat itu hari-hari nya terasa begitu menyenangkan. Ia menjadi orang yg tidak sabar melewati waktu agar segera berlalu.

Bayangan-bayangan indah saat ia memiliki seorang anak begitu mendominasi pikiran nya. Banyak rencana yg sudah ia susun saat nanti anak itu telah lahir. Bahkan ia berjanji akan membuat anaknya menjadi anak yg paling bahagia di dunia karena kedua orangtuanya melimpahi nya dengan banyak kasih sayang.

Renjun tersenyum mengingatnya, ia lalu menciumi anaknya yg saat ini masih terjaga diperlukannya sambil memainkan bibir mungilnya.

"Banyak sekali hal yg mama dan papa lewati untuk bisa mendapatkan kamu nak. Perjalanan panjang yg harus kami lalui untuk membuat mu hadir disini"

Renjun menoleh melihat istrinya, wajah damai yg kini sedang terlelap itu sangat kontras dengan wajah yg beberapa bulan lalu ia lihat. Raut muka menyebalkan yg hampir saja memancing amarah Renjun setiap harinya. Bagaimana tidak, saat hamil muda Nakyung yg biasa nya kalem berubah menjadi banyak maunya. Bahkan ia masih ingat saat ia membentak Nakyung karena di tengah malam dan hujan deras ia meminta makan sushi yg restoran nya terletak sangat jauh dari kediaman mereka.
Saat itu Nakyung menangis sesenggukan karena bentakan Renjun bahkan ia langsung mengemasi baju-bajunya dan berniat untuk pulang ke rumah ibunya.

Untung saja Renjun segera menyadari kesalahannya dan meminta maaf, ia pun berusaha membujuk Nakyung untuk tetap tinggal bersamanya, Walaupun akhirnya tidak berhasil. Nakyung tetap memaksa untuk pulang ke rumah ibunya malam itu juga. Renjun tak bisa menolak, ia akhirnya mengiyakan permintaan sang istri.

Malam itu ibu mertuanya tampak bingung karena melihat anak dan menantunya datang malam-malam ke rumahnya dengan membawa koper besar. Setelah masuk dan Renjun menjelaskan semuanya, ibu mertuanya itu pun mengerti. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa putrinya yg anggun itu berubah menjadi sangat kekanakan.

Renjun lagi-lagi tersenyum mengingatnya, hingga senyum itu memudar saat memori di kepalanya berputar mengingat peristiwa seminggu lalu. Bagaimana ia yg saat itu begitu panik, bahkan ia langsung keluar kelas dan meminta izin pulang di tengah-tengah pelajaran karena mendapat kabar jika istrinya akan melahirkan.

Sepanjang jalan, pikirannya berkecamuk. Rasa panik dan takut benar-benar menguasai dirinya saat itu. Terakhir Dokter Kim mengatakan jika kondisi Nakyung tidak begitu baik dan jika itu terus berlanjut maka itu akan mempengaruhi proses melahirkannya kelak.
Mengingat itu semua Renjun menjadi semakin tak karuan. Ia saat itu ingin segera tiba di rumah sakit untuk segera bertemu istrinya dan memberinya dukungan agar selalu kuat dan optimis karena sebentar lagi bayi yg mereka idamkan akan segera lahir.

Dan dimalam harinya, ia bisa melihat langit pun sedang bahagia menyambut kelahiran anak lelakinya. Malam itu sangat cerah, langit dipenuhi dengan kelip bintang yg begitu terang.
Rasa syukur dan bahagia menyelimuti hatinya. Sejak suster memperboleh kan ia menggendong bayinya, maka semenjak itu pula bayi itu tak pernah terlepas dari dekapan nya.

Renjun terus-menerus menggendong bayinya sepanjang malam, bahkan ia tak mempedulikan ucapan Nakyung untuk meletakkan bayi nya ke dalam box bayi dan pergi tidur. Renjun masih begitu menikmati pemandangan indah didepannya, wajah bayi mungil dengan perpaduan wajahnya dan wajah Nakyung yg terlihat begitu pas disana, mata yg indah seperti miliknya, hidung mancung dan runcing seperti miliknya juga serta bibir mungil dan rambut indah bergelombang seperti ibunya.

Lamunan indah itu terbuyarkan saat ia merasakan tepukan pelan di bahunya. Rupanya sang istri terbangun dan memberi tahukan nya Jika sang anak sudah terlelap. Wanita bermata teduh itupun menyuruh Renjun untuk meletakkan anaknya di ranjang dan segera tidur.

Renjun pun menuruti permintaan sang istri, ia meletakkan anaknya di ranjang mereka dan segera tidur di samping nya, Tangan nya masih setia menggenggam tangan mungil itu. Rasa damai begitu terasa dalam hatinya, kini anak yg sangat diimpikan nya itu sudah terlahir di dunia.

Renjun mulai memejamkan matanya, hatinya tidak berhenti bersyukur kepada Tuhan karena saat ini telah memberikan karunia terindah nya pada Renjun dan juga Nakyung.

Tbc




Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang