"ayo yang aku temenin jalan nya" ucap Renjun pada Nakyung yg sejak semalam sudah berada di rumah sakit karena hendak melahirkan anak keduanya.
"Kok nggak mules-mules kayak kemaren ya Jun ?" Tanya Nakyung
"Belum waktunya kali yang, nggak apa-apa semau nya si baby aja mau keluar kapan" nasehat Renjun
"Padahal semalem udah nggak nahan mules nya, tapi di bawa kesini malah mules nya ilang" jawab Nakyung
"Sabar yang, kita tunggu aja ya. Yuk jalan-jalan lagi" ajak Renjun
"Deg-degan sumpah" ucap Nakyung
"Deg-degan kenapa ? Tenang aja, aku akan terus temenin kamu" kata Renjun sambil mengelus pelan rambut panjang Nakyung.
"Seojun kita tinggal nggak apa-apa kan ya ? Aku khawatir dia rewel" cemas Nakyung
"Nggak apa-apa, kamu lupa kalau anak kamu itu anak yg pintar. Dia pasti ngerti" hibur Renjun
Nakyung pun menarik nafas pelan lalu melanjutkan jalannya, Baru beberapa langkah ia kembali merasakan perutnya kontraksi. Ia merintih sambil memegangi perut besar nya. Renjun yg melihat itu langsung membopong tubuh Nakyung dan membawanya masuk ke dalam kamar rawat nya.
Belum lima menit Nakyung sampai di ruangan nya ia terkejut saat ada air yg merembes diantara kakinya, ia pun langsung memanggil Renjun dan menyuruh nya untuk segera memanggil dokter.
Renjun pun segera menekan tombol diatas ranjang Nakyung dan sesaat kemudian seorang dokter perempuan berusia hampir empat puluh tahunan masuk untuk memeriksa keadaan Nakyung.
"Posisi bayi nya sudah turun, namun kita harus menunggu nya sebentar lagi, sabar ya dokter Nakyung" ujar dokter itu sambil tersenyum. Nakyung pun langsung tersenyum getir menanggapi nya. Ia masih harus menunggu lagi.
Dokter pun keluar setelah selesai memeriksa keadaan Nakyung
"Tunggu sebentar lagi, sabar ya sayang. Aku akan terus disini kok" ucap Renjun yg tahu kegelisahan Nakyung.
Lagi-lagi kontraksi kembali dialami Nakyung, kini jarak kontraksi nya menjadi lebih dekat hingga membuat Nakyung kewalahan, Nakyung tak bisa lagi membaringkan tubuh nya sehingga ia pun memutuskan untuk duduk.
Renjun menyangga tubuh Nakyung dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya ia gunakan untuk mengusap perut istrinya itu agar ia merasa lebih baik.
"Aku udah nggak tahan lagi Jun" ucap Nakyung diselingi tangis nya
"Tunggu sayang, hanya sebentar. Aku tahu kamu kuat kok, semangat ya" kata Renjun
Nakyung masih menitikkan air matanya, sesekali tangan nya meremas selimut yg menutupi kaki nya saat ia mulai merasakan nyeri.
"Astaga sakitnya..." Keluh Nakyung sambil meremas tangan Renjun yg ada diatas perutnya
"Udah sakit banget ya, aku panggil dokter lagi ya" ucap Renjun dan langsung memanggil dokter.
Berselang lima menit dokter datang lagi, wanita itu tersenyum sambil mengatakan jika posisi bayi nya sudah siap dilahirkan. Seketika jantung Renjun berdetak lebih cepat, ini adalah pertama kalinya ia menemani Nakyung melahirkan secara normal. Lutut nya terasa lemas namun ia berusaha kuat.
Waktu persalinan Nakyung membutuhkan waktu hampir dua jam, dan selama itu pula jantung Renjun dipacu bak naik sebuah roller coaster.
Jantung nya berdetak tak karuan saat melihat perjuangan Nakyung untuk melahirkan bayi nya, namun setelahnya perasaan lega langsung menyergap hatinya saat suara bayi perempuan itu mengalun indah ditelinga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...