"kamu sih udah dibilangin tungguin aku malah nggak sabaran, jadi nya kakimu sakit lagi kan ?" Omel Siyeon pada Jeno yg tengah malam merintih sebab kaki nya terasa sakit lagi
"Ya habis nya kamu lama sih, aku kan udah gerah mau cepet-cepet mandi tadi" jawab Jeno
"Jawab aja terus kalau di kasih tau" balas Siyeon, sambil tangannya bergerak mengganti perban kaki Jeno setelah sebelumnya ia berikan pain killer untuk mengurangi rasa sakit nya.
"Ya maaf, ngambek nih ?" Tanya Jeno sambil mencolek dagu Siyeon, sedangkan Siyeon tak bergeming, ia masih fokus melilitkan perban. Setelah selesai ia pun beranjak dari ranjang dan berjalan menuju meja untuk meletakkan peralatan yg tadi digunakannya.
"Sayang..." Rengek Jeno
"Kenapa lagi ?" Tanya Siyeon sambil berjalan kembali ke arah ranjang
"Kamu ngambek ya ?" Tanya Jeno takut-takut
"Nggak, ngapain aku ngambek ?" Tanya Siyeon balik, Jeno pun tak menjawab ia hanya tersenyum sambil menarik Siyeon mendekat ke arahnya.
"Tidur Jeno, nggak usah macem-macem. Udah mau jam dua belas, besok aku harus ngajar dan kamu harus ke restoran" ucap Siyeon
"Kamu berhenti ngajar aja bisa nggak ?" Tanya Jeno dengan posisi kepala di atas pangkuan Siyeon.
"Kamu pengen aku berhenti ?" Tanya Siyeon sambil mengelus rambut Jeno perlahan.
"Iya, aku pengen kita lebih punya banyak waktu bersama. Aku tahu, kamu bahagia jalanin nya, Tapi aku yg nggak tega lihat kamu. tiap hari bangun pagi, ngurusin anak, ngurusin rumah, lalu berangkat kerja. Belum lagi pas udah pulang ke rumah, nggak langsung istirahat tapi harus ngoreksi tugas murid-murid kamu dulu. Kamu butuh banyak istirahat, aku beneran khawatir kalau kamu sampai jatuh sakit" kata Jeno dengan raut wajah khawatir nya
"Kalau kamu mau nya aku berhenti ya nggak apa-apa, aku akan berhenti" jawab Siyeon
"Aku nggak maksa kamu yang, kalau misal kamu berat buat ninggalin kerjaan kamu aku nggak apa-apa kok, kamu terusin aja. Aku nggak masalah, asal kamu harus janji jangan sampai sakit" balas Jeno
"Aku sebenarnya udah mikirin ini jauh-jauh hari. Kayaknya udah cukup aku ngejar karir nya, udah saatnya aku berhenti dan ganti fokus sama kalian berdua. Kasihan Rowon, waktu dia sama aku kurang banget" cerita Siyeon
"Apalagi waktu sama papa nya, kalau udah sama Rowon pasti aku di lupain" protes Jeno
"Astaga Jeno, kamu cemburu sama anak kamu ?" Tanya Siyeon tidak percaya
"Bukan cemburu sama Rowon, tapi aku lagi protes sama kamu. Kamu pikir setelah nggak ketemu seharian aku nggak kangen apa ? Habis mandi langsung ke kamar Rowon sampai malam, terus kapan waktu buat papa nya Rowon kalau kamu gitu terus tiap hari ?"
"ututu... Bayi gede" gemas Siyeon sambil mencubit kedua pipi Jeno
"Sayang, kamu kira nggak sakit apa pipi aku kamu cubit gitu" protes Jeno
"Habis nya kamu gemesin banget sih" kata Siyeon dan Jeno pun hanya memanyunkan bibirnya
"Udah malam, yuk tidur" ucap Siyeon
"Peluk" pinta Jeno
"Beneran kayak bayi gede kamu" cibir Siyeon
______________________________________
Pagi harinya, seperti biasa Siyeon bangun pagi-pagi untuk memasak lalu membersihkan rumah. Setelah selesai dia akan pergi ke kamar untuk membangunkan Jeno.
"Jeno bangun, udah jam setengah tujuh" kata Siyeon sambil menarik selimut yg dipakai Jeno.
Jeno menggeliat lalu mendudukkan tubuhnya perlahan"Kaki kamu masih sakit ?" Tanya Siyeon lagi, dan Jeno langsung mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...