Sore ini Siyeon telat menghampiri Jeno di restoran karena dia harus mengikuti rapat terlebih dahulu.
Ia pun dengan tergesa masuk ke dalam restoran dan langsung menuju ke lantai 2 dimana letak ruangan suami nya berada.
Tangan nya segera meraih gagang pintu dan membukanya,ia terkejut saat masuk ke dalam ruangan, bukan Jeno yg ia temukan melainkan seorang perempuan muda yg tampak sedang duduk santai di salah satu sofa yg ada di dalam ruangan.Siyeon pun hanya menyernyitkan dahi nya, ia tak mengenal perempuan itu. Siapa dia sebenarnya ? batin nya. Siyeon pun menatap perempuan itu dari atas ke bawah, dress tanpa lengan super pendek, sepatu high heels, serta riasan make up yg tebal, apa tujuan perempuan itu datang kesini sebenarnya ? Pikirnya. Saat sedang terlarut dalam pikirannya, Siyeon tak menyadari jika perempuan tadi juga sedang menatapnya, perempuan itu pun berdehem dan berhasil menyadarkan Siyeon dari lamunannya.
"Apa anda juga sedang mencari pak Jeno ?" Tanya perempuan tadi
"I--iya" jawab Siyeon tergagap karena masih terkejut
"Sudah membuat janji ?" Tanya nya lagi
"Membuat Janji ?" Tanya balik Siyeon karena bingung
"Iya, jika anda ingin bertemu dengan pak Jeno anda harus membuat janji terlebih dahulu karena pak Jeno tidak bisa bertemu orang sembarangan" jawab perempuan tadi angkuh.
Siyeon tercengang, apa yg barusan tadi perempuan itu katakan ? Orang sembarangan ? Apa perempuan itu tidak tahu siapa dia sebenarnya, bahkan ia tidak bisa disebut sebagai orang sembarangan dalam hidup Jeno.
Siyeon pun memutuskan untuk turun sambil menunggu Jeno di salah satu meja restoran. Hari ini sampai seminggu kedepan, putra nya tidak bisa ikut bersama Jeno di restoran karena Jeno sedang sibuk, akan ada menu baru yg akan dikeluarkan di restoran nya. Sehingga, mereka memutuskan untuk sementara menitipkan Rowon di rumah mama Jeno.
Hampir satu jam Siyeon menunggu, tapi Jeno tak kunjung terlihat. Ia pun kembali naik ke lantai dua, saat hendak masuk ia mendengar percakapan Jeno dengan seorang perempuan. Karena penasaran Siyeon, tak jadi masuk dan mendengarkan apa yg perempuan itu katakan dari balik pintu.
"Aku yakin menu baru dari aku ini pasti bakalan disukai banyak orang, jadi aku harap kamu pertimbangkan itu baik-baik Jen" ucap perempuan itu yg saat ini terlihat sedang berdiri di depan Jeno dengan tangan bertumpu di meja kerja Jeno. Perempuan itu juga beberapa kali mengibaskan rambutnya berusaha menarik perhatian Jeno karena sedari tadi lelaki itu terlihat tak memperhatikannya dan fokus pada proposal yg di bawa oleh si perempuan.
Siyeon yg sedari tadi melihat dari balik pintu langsung bergidik ngeri melihat tingkah perempuan itu. Sebegitu inginnya ia mendapat perhatian Jeno sampai melakukan hal yg menurut Siyeon sedikit berlebihan.
Menawarkan proposal kerja sama dengan pakaian semini itu ? Siyeon tak habis pikir, apakah wanita itu baik-baik saja ? Sayup-sayup Siyeon kembali mendengarkan perempuan itu berbicara lagi, kini ia sudah tidak di depan Jeno lagi, melainkan sudah berpindah tempat menjadi di samping Jeno.Perempuan itu mengelus pelan lengan kanan Jeno, yg langsung membuat Jeno mengangkat kepalanya dan menurunkan tangan perempuan tadi dari lengannya.
"Waktu itu kamu belum menjawab pertanyaan aku loh Jen" ucap perempuan itu
"Pertanyaan apa maksud kamu ?" Tanya Jeno bingung
"Mengenai tawaran aku menjadi kekasih kamu, waktu itu kamu nggak jawab apa-apa dan langsung pergi gitu aja" kata si perempuan
"Maaf Eunbi, tapi bukan nya waktu itu sudah kukatakan bahwa aku nggak bisa karena aku punya seseorang yg aku tunggu" jawab Jeno
"Dan waktu itu aku juga berkata bahwa aku akan tetep nunggu kamu sampai orang yg kamu tunggu itu beneran datang" kata perempuan bernama Eunbi itu sambil mendekatkan bibirnya di pipi Jeno.
Karena dinilai sudah keterlaluan Siyeon pun akhirnya keluar dan menghentikan tingkah perempuan itu.
"Apa sebenarnya yg sedang kamu bicarakan sehingga kamu berdiri sedekat itu dengan Jeno ?" Tanya Siyeon sambil berjalan mendekat, Jeno yg Melihat Siyeon pun tampak terkejut dan berusaha menjauhkan diri dari Eunbi.
Eunbi pun juga tampak terkejut namun ia berusaha bertingkah biasa saja."Siapa kamu ? Berani sekali kau masuk ke dalam ruangan ini tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu" tanya Eunbi sambil tersenyum sinis pada Siyeon
"Seharusnya aku yg bertanya seperti itu, siapa kamu sebenarnya ? Berani sekali kamu bertanya seperti tadi pada Jeno, kamu nggak tahu kalau Jeno itu sudah beristri dan memiliki anak ? Atau kamu memang sengaja memancing dia untuk berselingkuh Sama kamu ?" Tanya Siyeon sambil menatap tajam perempuan dihadapannya.
Eunbi pun berjalan ke hadapan Siyeon dengan raut muka marah, sedangkan Jeno sedari tadi sudah berdiri di belakang Siyeon sambil menenangkan wanita nya.
"Kurang ajar sekali ya kamu ngomong nya ? Atas dasar apa kamu berani bicara seperti itu ? Kamu pikir kamu siapa Hah ?" Tanya Eunbi sedikit berteriak
"Ohh ternyata dari tadi kau masih tidak mengerti juga siapa aku. Baiklah, kalau gitu perkenalkan. Aku adalah Park Siyeon, istrinya Jeno sekaligus ibu dari anaknya" jawab Siyeon tegas yg langsung membuat perempuan di depannya itu melongo saking kagetnya.
"Eunbi aku rasa pembicaraan kita cukup sampai disini. Maafin aku, tapi aku nggak mau terjadi keributan disini. Aku mohon sekarang kamu pergi ya" kata Jeno melerai keduanya. Eunbi pun dengan perasaan kesel langsung mengambil tas nya dan pergi begitu saja.
"Ngapain kamu minta maaf sama dia ? Perempuan kayak gitu itu emang pantes diperingatkan. Dia udah bertindak terlalu jauh" ucap Siyeon sambil menatap Jeno lalu hendak pergi dari hadapannya.
Belum sampai Siyeon melangkah, tangan nya sudah ditahan oleh Jeno. Lelaki itu menarik tubuh Siyeon lalu memeluk nya erat.
"Baru kali ini aku lihat istri aku bersikap seberani ini demi aku. Aku seneng banget jadinya" ucap Jeno sambil tersenyum memeluk Siyeon.
Siyeon pun berusaha melepas pelukan itu. Ia lalu menatap Jeno tepat pada kedua matanya."Dengerin ya Jen, mungkin aku dulu hanya diam saja saat banyak sekali perempuan datang merebut kamu dari aku, karena pada saat itu aku sadar Kalau aku hanyalah sahabat kamu dan aku nggak memiliki hak apapun atas diri kamu. Tapi sekarang aku adalah istri kamu, aku juga punya hak atas diri kamu. Untuk itu aku nggak akan pernah biarin perempuan manapun merebut kamu dari aku" ucap Siyeon tegas
Jeno tersenyum semakin lebar, istrinya benar-benar sudah berubah sekarang. Saat ini dia bukan lagi Siyeon yg hanya bisa diam saat Jeno ditarik perempuan lain saat sedang berdua dengan nya.
Siyeon kini, adalah Siyeon yg sangat protektif padanya Sehingga tak membiarkan perempuan manapun berani mendekati nya.Jeno menangkup kedua pipi Siyeon lalu menarik nya mendekat. Ia pun beberapa kali mendaratkan kecupan ringan dibibir sang istri.
"Udah nggak usah marah-marah, aku juga udah nggak tertarik lagi sama perempuan manapun. Hati aku cuma milik kamu, dan selamanya akan jadi milik kamu. Makasih ya karena sudah se protektif ini sama aku. Aku jadi semakin cinta sama kamu" ucap Jeno lalu kembali mencium Siyeon.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...