Di tengah malam, saat orang-orang sudah terlelap tidur. Haechan dan Ennik masih terjaga. Di hari-hari mendekati lahiran Ennik sering tidak bisa tidur karena sesak dan juga sering merasakan kontraksi palsu.
"masih sakit yang ?" Tanya Haechan pada istrinya yg saat ini masih bersandar pada kepala ranjang
"Lumayan, udah kamu tidur aja. Besok pagi kan kamu kerja. Nggak usah ikut aku begadang" ucap Ennik
"gimana aku bisa tidur, kamu kesakitan terus dari tadi. Aku nggak tega" balas Haechan
"Nggak apa-apa, kalau udah deket-deket lahiran emang kayak gini. Udah kamu tidur aja sana. Aku beneran nggak apa-apa kok" ucap Ennik menenangkan
Baru setengah jam Haechan memejamkan matanya, ia kembali merasakan tangan Ennik meremas lengan bajunya. Ia pun segera terbangun dan mendapati Ennik yg tengah mengerang kesakitan disertai banyak keringat di dahi nya.
"Sayang kenapa ? Sakit lagi ? Sakit banget ya ? Kita ke rumah sakit sekarang yuk" ajak Haechan dan Ennik pun menggeleng
"Belum waktunya, kita tunggu sampai besok pagi aja" jawab Ennik lalu turun dari ranjang
"Kamu mau kemana ?" Tanya Haechan penasaran
"Cuma mau jalan aja, siapa tahu baby nya beneran mau lahir. Lagian kayak nya aku nggak bisa tidur lagi, jadi lebih baik kalau aku jalan-jalan aja disini" jawab Ennik
Haechan pun hanya memperhatikan Ennik yg sedang jalan-jalan di dalam kamar. Tatapan khawatir muncul saat ia melihat Ennik yg berhenti berjalan sambil memegang perutnya menahan sakit.
"Mau minum ?" Tawar Haechan yg masih setia menunggui Ennik
"Nggak, aku nggak haus. Kamu tidur aja Chan. Nggak usah temenin aku" perintah Ennik
"Aku nggak bisa tidur, kayaknya beneran bayi nya mau lahir deh yang. Apa besok pagi kita ke rumah sakit aja ya ?" Tanya Haechan
"Kita lihat aja besok gimana ? Tapi kalau menurut hitungan aku seharusnya belum" jawab Ennik
"Kamu nggak salah hitung kan ?" Tanya Haechan memastikan
"Harusnya sih nggak" jawab Ennik
Dan malam ini baik Haechan maupun Ennik sama-sama terjaga semalaman.
Di pagi hari, dengan mata sedikit mengantuk Haechan bersiap untuk pergi ke kantor. Jika tidak ada rapat penting mungkin ia akan meminta izin untuk libur agar bisa menemani istrinya.
"Kamu minta jemput supir papa aja Chan" kata Ennik
"Nggak usah lah, aku nyetir sendiri aja" jawab Haechan
"Emang kamu nggak ngantuk apa ? Bahaya loh kalau kamu ngantuk terus nyetir sendiri" peringat Ennik
"Aku nggak ngantuk kok, masih bisa kalau cuma nyetir sampai kantor. Oh iya, jam sembilan nanti mama mau datang kesini. Melihat kamu semalem aku jadi nggak tega ninggalin kamu sendirian. Takutnya kamu mau lahiran nggak ada orang, jadi aku minta mama buat datang" kata Haechan
"Iya" jawab Ennik sambil tersenyum
"Yaudah aku berangkat ya, baik-baik di rumah. Jangan ngapa-ngapain sendiri, kamu cukup duduk atau istirahat aja. Kalau butuh apa-apa jangan pergi sendiri, tunggu sampai mama dateng" pesan Haechan
"Iya, kamu udah bilang kayak gitu hampir lima kali pagi ini" jawab Ennik
"Aku tuh khawatir banget sama kamu, andai nggak rapat aku nggak akan pergi ke kantor. Mau di rumah aja nemenin kamu" kata Haechan sambil mengelus rambut panjang Ennik
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ?
Fanfiction~Semakin aku membantah perasaanku padamu, maka semakin kuat pula rasa itu tertanam dalam hatiku. ~Kamu adalah mimpi yang terwujud dan doa yang terkabul...