■■■ Masalah? ■■■
Sedari tadi gadis itu hanya memilih membolak - balikkan buku paket miliknya hingga membuat teman sebangku nya merasa begitu jengah.
" Udah kali van belajarnya "- gerutu anggi, pasalnya sedari tadi gadis itu sibuk membaca bukunya tanpa berniat melakukan hal - hal yang menyenangkan
" Kenapa?"- tnya vania " Gak belajar sehari juga gak bakal bikin bego kalik "- cerocos anggi yang mampu membuat vania terdiam
" Iya aku tau, tapi seenggaknya ini masih jam pelajaran jadi harusnya belajar "- jelas vania
" Yaelah, gurunya aja gadateng jadi mending jangan belajar mulu, lo gak capek apa baca buku mulu "- pikir anggi
" Aku enggak capek kok "- timpal vania
" Ish gue aja mual liat tulisan - tulisan itu "- cerca anggi yang mampu membuat vania tersenyum samar.
Ting tong tinggg ...
Waktunya istirahat .... waktunya istirahat ....
Suara bel sekolah yang menggema keseluruh penjuru itu mampu membuat anggi tersenyum senang .
" Heran deh , bel sekolah kenapa malah jatohnya kek bel anak tk sih "- cibir anggi
" Udah deh ayo ke kantin "- ajak anggi,
vania diam sekedar berfikir keras
" Aku- um kamu duluan aja deh "-
" Yaelah van gue gak bakal suruh lo buat nraktir gue kalik jadi kenapa harus takut buat pergi ke kantin "- pikir anggi yang mampu membuat vania kembali berfikir, ia hanya membawa uang pas untuk naik angkutan umum nanti, jadi jika di gunakan untuk membeli makanan di kantin maka uangnya akan habis dan berakhir dengan ia harus berjalan kaki nanti saat pulang .
" Kenapa lo bawa uang pas lagi ya?"- tebak anggi yang sudah mengetahui apa jawaban gadis ini, toh anggi dan vania sudah bersahabat jadi pasti anggi tau jelas bagaimana gadis itu.
" Eh, Enggak kok"- vania menggeleng
" Udah ih ayo "- ajak anggi segera menarik vania dan tentu nya gadis itu dengan begitu terpaksa mengikuti langkah anggi menuju kearah kantin.
Bagaimana pun suara para siswa - siswi yang tengah sibuk bercengkrama, dan bergosip ria mulai masuk ke dalam Indra pendengarannya, ramainya kantin itu menunjukkan jika seharusnya vania tetap berada di kelas tadi .
Ini lah yang tak vania sukai, semua penghuni kantin menatap kearahnya, padahal vania sama sekali tak melakukan hal apapun yang merugikan orang lain. Seakan - akan vania ini adalah nara pidana yang baru saja dibebaskan dari penjara.
" Gue bakal pesen, lo cari tempat duduk ya "- pinta anggi, Vania berfikir sejenak lalu mengangguk samar.
Vania menoleh kekanan kiri berusaha mencari bangku kantin yang sekiranya kosong, tapi mata nya selalu bertabrakan dengan pandangan para penghuni kantin yang menatapnya tak suka.
Selalu seperti ini, sudah dari awal vania masuk sampai saat ini semuanya selalu memandang vania dengan tatapan tak suka.
Byurrrrrrrrr .
Satu yang vania rasakan saat ini 'Dingin', Tiba - tiba ada segelas air es yang tumpah dan mengenai bajunya, sekilas ia mendongak dan mendapati seorang kakak kelas tengah menatapnya dengan senyuman sinis .
Vania tau itu siapa, gadis dengan make up super tebal itu bername tag Selvi Amora, dengan satu temannya bernama Septa Orlina .
" Upssss, Gue sengaja dong "- seru selvi dengan senyuman jenakanya, menatap vania dengan tatapan sinis
Sebenarnya vania merasa begitu heran kenapa gadis itu selalu berlaku jahat padanya, sudah berulang kali kakak kelas nya ini melakukan tindak pembully an padanya, vania selalu berfikir, sebenarnya apa salahnya sampai - sampai selvi begitu benci padanya.
Habislah vania, seragamnya basah kuyup, bahkan pakaian dalamnya pun sedikit terlihat dan tentu itu membuat tawa selvi meledak .
" Kuman kayak lo itu pantes diginiin "- cerca selvi dengan senyuman jahatnya, sedangkan vania hanya terdiam, tak ada gunanya ia meladeni kakak kelas nya ini bukan " oh ya gue guyur lo itu juga karna gue kira lo belom mandi "-
" Mangkannya gausa sok cantik, hih cantik aja enggak "- cibir septa, membuat vania semakin menunduk, ia memutar badannya berniat untuk meninggalkan selvi namun dengan sekali tarikan gadis itu menjambak rambut vania dengan sangat kuat hingga membuat vania meringis kesakitan, bahkan penghuni kantin pun tak ada yang berani melerai keduanya.
" Awww, Tolong lepasin kak!"- pinta vania meringis kesakitan, tiba - tiba tubuhnya bergetar karna perlakuan kasar dari gadis itu, tubuhnya selalu bereaksi seperti ini saat ada yang melakukan kekerasan padanya.
" Hah apa , Gue gak denger "- seru selvi berpura - pura tak mendengar kan ucapan vania
" Selvi !"- intrupsi suara berat seseorang itu sukses membuat selvi menghentikan aksinya dan menoleh mendapati lelaki tampan itu menatap kearahnya dengan tatapan dingin
" Rafi "- gumam selvi menatap lelaki berperawakan tinggi itu mendekat kearahnya
" Apa yang lo lakuin "- ungkap Rafi dengan suara dingin, vania menatap kearah lelaki itu dengan tatapan memuja, sudah berulang kali vania diam - diam memperhatikan lelaki tampan itu, namun tentu ia sadar akan dirinya.
Saat ini ia berharap jika lelaki itu akan menyelamatkannya dari kakak kelas satu ini seperti di cerita - cerita wattpad jaman sekarang tentunya, bahkan membayangkannya pun membuat vania ingin tersenyum.
" Gue cuma mau nyadarin ni cewek "- ujar selvi
" Sama air ? "- tnya rafi, selvi mengangguk " Iyaaa "-
" Ck "- decakan lolos dari bibir rafi, lelaki itu menyambar sebuah minuman berwarna kecoklatan dan langsung saja mengguyur tubuh vania dari atas rambut hingga membuatnya jadi basah kuyup dipenuhi dengan minuman rasa coklat itu, sampai membuat para penghuni kantin banyak yang menatap kearah vania dengan berbagai macam tatapan.
Seketika vania terdiam, semua hayalannya tentang pahlawan yang akan menolongnya seketika musnah, tampang rafi yang begitu memukau jelas berbanding terbalik dengan kelakuannya .
Vania seharusnya sudah bisa menebak jika lelaki itu tak akan membantunya sama sekali, mengingat setiap ada yang membully nya maka lelaki itu pasti akan berpartisipasi dalam hal itu, seharusnya vania paham dan tak berharap jika lelaki itu akan membantunya .
" Vaniaa !"- pekik anggi, menatap vania dengan tatapan kaget, kenapa gadis itu bisa basah kuyup seperti ini .
" Umm pahlawannya udah dateng"- sindir selvi
" Ayo sayang kita pergi "- ajak selvi segera mengamit tangan rafi menuju kearah bangku yang terletak dipojok kantin diikuti oleh para teman rafi yang lainnya.
" Sialan !"- umpat anggi berniat akan mengejar rafi dan selvi namun vania sudah lebih dulu menahan tangan anggi lalu menggeleng, selalu saja seperti ini, setiap anggi akan memarahi orang yang mengganggu vania, gadis itu pasti selalu menahannya.
" Mereka udah keterlaluan van"- geram anggi, yang dibalas gelengan oleh vania.
Anggi menghela nafas kasar dan mulai berjalan dengan menggandeng tangan vania menuju kearah kamar mandi .
" Harusnya lo gak diem aja saat diperlakukan kek gitu van "- ungkap anggi merasa sangat tak terima
Vania tersenyum masam " Udah aku gak papa kok "- .
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Nextttt???
#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Подростковая литература[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...
![R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]](https://img.wattpad.com/cover/223646645-64-k745497.jpg)