□□□ Supermarket □□□
Vania mengatur nafasnya kala melihat jika supermarket sudah terlihat didepan mata, tak sia - sia ia berjalan kaki kesini, akhirnya sampai juga, mengusap keringat yang keluar dari keningnya.
" Lebih baik aku cepet deh "- vania berjalan memasuki supermarket tersebut hingga suhu ac yang dingin mulai menyelimuti tubuhnya
Tanpa pikir panjang lagi, ia membuka nota berisi belanjaan tersebut lalu berkeliling dan mencari bahan - bahan yang dibutuhkan sedikit tergesa - gesa, ia takut jika sampai telat datang ke cafe.
Sesekali meringis merasakan dinginnya ac yang seakan menggerogoti tubuhnya, tadi dingin malam lah yang membuatnya kedinginan, ditambah lagi dinginnya ac yang membuat ia berulang kali harus menggigil.
Menoleh kearah kanan, mendapati jika lelaki yang begitu ia kenali tengah berbelanja disini, ia berharap lelaki itu tak melihat dirinya, vania pergi dari sudut ini menuju kearah yang sedikit jauh agar lelaki itu tak menyadari keberadaanya.
" Aduh aku gak mau ketemu sama dia "- cicitnya ketakutan
" Aduh lebih baik aku cepet - cepet aja deh sebelum dia tau aku disini "- vania memilih mencari kembali bahan yang dibutuhkan dengan begitu cekatan
Setelah dirasa semua nya sudah di dapatkan, ia berjalan kearah kasir untuk memberikan semua belanjaannya dan membayar. Berjalan keluar dari supermarket dengan menenteng kedua kantong berisi bahan - bahan yang begitu banyak membuatnya sedikit kesusahan.
" Huhh, aku harus kuat "- ucp nya menyemangati diri sendiri
Vania kembali berjalan menuju kearah cafe dengan nafas yang sedikit memburu karna begitu kelelahan sekarang.
Tak jauh dari itu ia melihat tiga lelaki yang sibuk berkelahi dua banding satu yang artinya lelaki yang sendirian itu nampak sedikit kesusahan melawan karna keduanya selalu melawan secara bersamaan.
Kembali meneliti wajah lelaki itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat jika lelaki yang sendirian itu adalah orang yang sangat ia kenali.
Berfikir jernih, apa yang harus di lakukan untuk membantu lelaki itu, sekarang vania merasa begitu kebingungan harus berbuat apa.
Dan vania punya ide, ia yakin jika ini mungkin akan berhasil, namun ia juga tak sebegitu menjamin semuanya sekarang, lebih baik dicoba dulu kan mungkin saja berhasil.
Mendekat kearah mereka lalu mengambil nafas panjang, sebelumnya ia meletakkan belanjaannya dipinggir agar tak sampai ikut dicuri.
" POLISI, POLISI !"- Teriak vania nampak begitu kalang kabut dan tentunya itu sukses membuat ketiganya menoleh kearah vania dengan tatapan bingung, berulang kali vania sudah merapalkan doa - doa namun hasilnya sangat lah nihil, mereka semua sama sekali tak mempercayai nya, saat ini mereka tengah menatap ia dengan tatapan yang aneh, lelaki yang begitu di kenal pun tak menatap kearah nya sama sekali.
" Ck, Lo mau ngibulin kita hah"- salah satu lelaki jahat itu
Vania meneguk air ludahnya susah paya " Eng-enggak"- menggeleng kuat
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
أدب المراهقين[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...