Ingin sekali vania menangis sekarang, berharap masih ada seseorang yang peduli kepadanya, semua mulai membicarakan dirinya hingga membuatnya semakin menundukkan kepala merasa sangat terhina.
Tiba - tiba ada yang menariknya dan membawa ia pergi begitu saja meninggalkan rafi dan semua orang yang mulai membicarakan dirinya.
□□□ Hancur! □□□
" Itu tadi siapa lo?"- tnya lelaki yang tengah duduk dihadapan vania
" Bu-bukan siapa - siapa "- jawab vania dengan tubuh yang bergetar, jangan sampai ia menangis apalagi dihadapan orang lain.
Lelaki yang menarik vania dari kerumunan orang - orang adalah anak baru itu, ya deo lah yang menariknya, membawa ia masuk ke dalam uks ini, bahkan saat ini vania sudah dibalut sebuah jaket, tentu saja itu jaket milik deo, ia tetap bersyukur karna ada seseorang yang peduli padanya.
" Lo beneran gamau ganti baju aja? Ntar masuk angin loh "- tawar deo " Atau lo mau gue anterin pulang aja hm?"-
" G-gak usah makasih "- tolaknya masih begitu kaget dengan kejadian dilapangan tadi
" Woy deo "- seru seseorang dari ambang pintu, membuat kedua nya menoleh kesumber suara, itu adalah regal, teman sekelas vania dan deo
Lelaki itu masuk ke dalam uks, menyodorkan teh hangat pada deo, hingga ia menunjukkan jari jempolnya kearah regal tak lupa menampakkan senyum manisnya.
" Yaudah gue pamit dlu, cepet sembuh van "- tutur regal, keluar dari uks. Deo kembali menoleh kearah vania yang sedari tadi hanya diam saja tanpa berniat mengucapkan sepatah katapun.
" Heh, jangan diem aja, ntar kesambet loh "- kata deo, vania hanya diam saja
Bahkan untuk berbicara pun ia merasa begitu tak sanggup, karna jujur sedari tadi air mata nya ingin sekali mendesak keluar.
" Nangis aja kalo mau nangis "- ungkap deo
Vania mendongak lalu kembali menunduk " Makasih ya karna udah bawa aku kesini "- ucp vania tulus, tentunya itu mampu membuat deo menatap vania iba, bagaimana tidak iba, jika ada yang begitu tega melakukan hal semacam ini pada gadis sepolos vania, ingin sekali deo menghajar lelaki itu namun seperti yang dikatakan regal jika dia adalah cucu dari pemilik sekolah maka deo memilih menahan semuanya.
" Gak masalah, lagian tu cowok tega banget nyakitin lo "- deo tak habis pikir dengan perlakuan lelaki itu
" Aku emang pantes digituin "- vania kembali menunduk
" Hey, Lo cewek, seburuk apapun cewek itu seharusnya lelaki yang baik gak bakal nyakitin hati cewek "- jelas deo, toh sekarang apa lagi yang ia inginkan, semua nya berantakan bukan, ia ingin berlari dari kehidupan yang begitu menyakitkan ini, kenapa ada saja orang yang ingin menjatuhkan dirinya, sebenarnya apa salahnya hingga semua orang membenci nya, apa orang seperti vania juga tak pantas bahagia? Apa kisah cintanya harus berakhir menyakitkan seperti ini.
" Nangis aja gausa ditahan "- putus deo, air mata vania turun dengan begitu deras " Asal jan lama - lama kalo nangis, ntar air mata lo abis "- kata deo diakhiri kekehan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Подростковая литература[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...
![R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]](https://img.wattpad.com/cover/223646645-64-k745497.jpg)