□□□ Gosong!!!! □□□
Vania menghela nafas kasar saat ia harus berada diapartemen milik rafi ini, sudah berusaha menolak namun rafi tetap saja memaksanya, memang dia itu lelaki yang tak tau diri.
" Ajari gue rumus ini "- rafi menunjuk ke beberapa rumus matematika yang membuat vania kembali menghela nafas panjang
" Kenapa harus gue sih, kenapa gak suruh yang lain aja "- vania menatap rafi tak suka " Lo yang disuruh, udah buruan "-
Melihat kearah beberapa rumus tersebut dan mulai mengamatinya, setelah mampu mengetahui hal itu dengan segera vania menjelaskannya pada rafi dengan cepat tanpa menunggu waktu lama lagi, agar cepat menyelesaikan hal ini, dan bisa segera kembali kerumah.
" Kenapa gue ngerasa kalo cara lo ngejelasin tu beda ya "- celetuk rafi " Maksud lo? "- tnya vania" Ya kek yang sekarang lo itu lebih cepet ngajar nya gak terlalu pelan kek dulu "- pikir rafi
" Cerewet banget sih lo "- semprot vania, rafi tersenyum kikuk
Rafi merasa begitu nyaman dengan gadis ini, entah kenapa ia merasa jika gadis dihadapannya ini membuat dirinya merasa begitu aneh, tidak seperti biasanya saat dia bersama dengan para gadis lainnya, ini benar - benar berbeda.
Vania kembali mengajari rafi, bahkan ia juga tau jika sedari tadi rafi memperhatikannya, anehnya kenapa vania jadi merasa sedikit gugup sekarang. Beberapa jam berlalu dan itu membuat vania segera bernafas lega.
" Lo laper ga? "- tnya rafi tiba - tiba " Hemm"- gumamnya
" Ayo "- ajak rafi menggandeng tangan vania mengajaknya kearah dapur
" Ngapain? "- tnya vania
" Masak, Lo kan bisa masak sih "- ujar rafi " Gak mau, enak aja "- tolak vania cepat
" Ayoo dong, lo kan bisa sih, dan masakan lo juga enak "- pikir rafi
" Gue gak bisa, lo aja yang masak "-
" Aneh banget tiba - tiba lo gak bisa "- rafi menatap vania dengan tatapan bingung " Gue udah lama gak masak "- jelasnya
" Yaudah kita masak berdua "- rafi mengeluarkan beberapa bahan makanan dari kulkas dan itu membuat vania bergidik ngeri, entah kenapa tiba - tiba tidak menyukai hal semacam ini sekarang, ingatannya terlalu minim untuk hal semacam itu karna kejadian beberapa minggu yang lalu.
" Liat di resep itu van "- tutur rafi, vania membuka buku resep tersebut dan melihat - lihat apa saja yang bisa dimasak disana
" Ini, Ayam bali "- tawar vania " Coba aja ayo "- seru rafi
" Lo aja dong yang cuci ayamnya "- vania menatap rafi dengan tatapan memohon hingga membuat rafi tersenyum kecil lalu mengusap puncak kepala vania gemas, bahkan itu semua ia lakukan tanpa sadar karna melihat wajah gadis itu yang sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...