□□□ Memanas ! □□□
Vania hanya diam melihat pemandangan didepannya yang membosankan, saat ini ia melihat jika ada para kakak kelas 12 sibuk berlatih basket, sedangkan vania beserta kedua temannya duduk di baduk yang berada didepan kelasnya.
Sejak persami kemarin tubuhnya masih begitu kelelahan akibat perjalanan serta aktifitas nya selama disana.
" Gue kemarin liat lo sama kakak kelas, ngapain? "- tnya vania menatap lia dengan tatapan meneliti " Gue? Gak ngapa - ngapain tuh "- jawab lia kelabakan
" Heh masih aja ngelak lo, sebenernya ada hubungan apa sama tu kakel "- selidik anggi
" Gak tau, dia tiba - tiba ngedeket, dan gue juga gak tau harus bersikap gimana "- pikir lia
" Gue juga kemarin liat lo sama kak rafi "- lia menatap vania
" Whatt jadi lo sekarang udah balik deket sama tu cowok "- anggi menatap vania dengan tatapan tak percaya " Aduh van, lebih baik lo jauh - jauh deh dari tu cowok, takutnya ntar malah disakiti lagi"- tuturnya
" Dia gak sejahat yang lo kira "- lerai vania" Hah, Maksud lo gimana "- heran anggi
" Udah lah nggi, lagipula apa yang dibilang vania bener kok, kelakuan nya yang kayak gitu belum tentu hatinya juga sejahat itu kan "- jelas lia
" Yaampun cowok play boy kek dia mana bisa jadi baik "- cibir anggi
" Heh Cewek Murahan!!"- bentak seseorang menarik tangan vania dengan kuat hingga membuatnya hampir kaget
" Lo kurang ajar ya, lo udah ngerebut rafi dari gue "- pekik selvi menatap vania tajam, mencengkram tangan vania dengan sangat kuat, tapi gadis itu sama sekali tak merasa kesakitan
" Lepas "- peringat vania menatap selvi dingin, tapi selvi masih tetap tak melepaskan tangannya
" Kalo gue gak mau lo mau apa hah!"- semprot selvi, vania menggeram emosi, dengan sekali sentakan ia memelintir tangan selvi membuat gadis itu memekik " Akhhhhhh sakittt gila!!"- jerit selvi
" Akhhhh "- pekik selvi saat vania mendorong nya dengan begitu kuat, bahkan vania melakukan itu semua dengan ekspresi dinginnya yang begitu kentara
Beberapa siswa - siswi yang ada disana pun mulai menatap kearah mereka berdua dengan tatapan bermacam - macam.
" Lo bener - bener murahan ya "- sinis selvi beranjak berdiri, menyodorkan sebuah foto yang menampakkan rafi tengah memeluk vania dengan begitu erat hingga vania harus berusaha memasang ekspresi dinginnya
" Gak tau diri banget lo, Rafi tu pacar gue jadi mendingan lo gausa deket - deket sama dia, tapi kenapa lo malah ganjen banget sih pake meluk - meluk dia hah! "- bentak selvi kalang kabut, tapi vania hanya diam dengan tenang
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Novela Juvenil[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...