● RAVANIA ~ 78 ●

18.3K 1K 92
                                        


□□□ Mobil merah □□□


Rafi menggela nafas gusar kala mengacak rambutnya frustasi, entah kenapa ia merasa begitu aneh saat ini, bayangan tentang gadis itu selalu mengganggu pikirannya kali ini.


Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi hingga kawasan sekolah sudah sepi, hanya tersisa beberapa guru dan siswa - siswi yang sibuk dengan pekerjaannya yang belum diselesaikan, rafi pun masih tetap sibuk dengan bola basketnya, ia melampiaskan semua rasa frustasinya pada bola berwarna oren ini.


" Ck, Sebenernya apa yang dia sembunyuin sih "- geram rafi

Lelaki itu melempar asal bolanya, mulai berjalan ke ujung lapangan, mengambil sebotol minumannya dan meneguknya hingga tak tersisa lalu menyambar tasnya dan berjalan keluar dari kawasan sekolah menuju ke parkiran.

Tak sengaja melihat kearah beberapa gadis yang masih belum pulang kerumahnya, ia pun memilih untuk tak ambil pusing akan masalah itu. Melihat kearah gerbang sekolah dan mendapati gadis berkuncir kuda itu tengah menoleh kekanan kiri hingga membuat rafi tersenyum, menaiki motornya dan menghampiri gadis itu.

Tapi saat ia sudah sampai disana entah kemana perginya gadis itu.


Rafi menuruni motornya menoleh kekanan kiri, tak sengaja melihat kearah mobil merah yang terparkir didepan halte sekolah hingga rafi sedikit mengernyit kala mendapati seorang gadis keluar dengan seragam sekolah lain, mengenakan jaket berwarna hitam, wajah serta rambutnya tak terlihat karna gadis itu mengenakan sebuah tudung jaket hingga menutupi rambut serta wajah nya sampai bagian hidung.

Sedikit menelitinya, gadis itu sedang kebingungan, menoleh kekanan kiri berusaha mencari seseorang yang rafi pun tak mengerti apa yang dicari oleh gadis itu.


□□□~□□□


Vanya berjalan melewati koridor - koridor sekolah nya dengan jalan yang sedikit cepat, ini semua karna ulah salah satu lelaki sialan itu yang membuat vania harus sedikit terlambat pulang kali ini.


Segera berjalan mendekat ke mobil merahnya lalu masuk, melajukannya menuju kepekarangan sekolah vania dengan tergesa - gesa, ia tak mau jika sampai gadis itu menunggu dirinya yang terlalu lama.

" Sialan, ish semoga aja vania belum pulang "- vanya memukul stir mobilnya

Akhirnya sampai juga ia didepan sekolah vania, menunggu sebentar, menoleh kekanan kiri berusaha mencari dimana keberadaan gadis itu, tapi kenapa kawasan sekolah sudah sesepi ini, apa vania sudah pulang? Tapi tak mungkin jika ia sudah pulang, vania sudah bilang jika akan pulang bersamanya kan, jadi tak mungkin jika ia pulang lebih dulu.


" Udah sepi, atau vania masih ada didalem kali ya "- pikir vanya, sesekali mengecek notifikasi ponselnya


" Ish kemana sih vania ini, atau gue yang kelamaan? Apa dia masih didalem kali ya " - vanya berfikir keras, bagaimana ini, ia harus apa

R A V A N I A  [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang