□□□ Permen :) □□□
Lelaki itu sibuk bergelut dengan ponselnya, sedari tadi pikirannya melayang entah kemana - mana, padahal ia sama sekali tak pernah berfikir se keras ini.
" Sumpah tadi lo ngapain sama tu cupu "- seru arfan menepuk pundak rafi
" Iya katanya lo dibawah sedangkan si vania ada diatas lo, sebenernya kalian berdua itu ngapain coba? "- tnya tama yang ikut penasaran
Ya benar saat ini rafi, arfan, tama dan rangga tengah berada dikelas, setelah kejadian dikelas vania tadi tentunya rafi hanya sibuk terdiam.
" Apa bener lo digoda sama tu cupu? "- pikir arfan
" Tapi gue radak gak percaya sih kalo si cupu berani godain rafi "- tama berfikir
" Cewek polos kek dia gak mungkin ngelakuin hal aneh "- rangga menimpali
" Betul juga sih, lagian tu cewek keliatannya bener - bener murni polos "- seru tama
" Heh yang terlihat belum tentu bener, sekarang itu jaman - jaman nya cewek yang nyamar jadi cupu "- tandas arfan yang membuat tama menggeleng
" Lo tau dari mana coba?"- tnya tama
" Heh disinetron udah banyak yang kek gitu, keliatannya doang cupu padahal aslinya dia cuma nyamar aja "- jelas arfan
" Woah lo suka liat sinetron model begituan " - heran tama
" Oh atau jangan - jangan lo cuma didepan keliatan modis gini padahal aslinya lo cupu ya "- tebak tama
Arfan mendengus sebal " Lo yang bener aja dugong, ya gaada lah yang kayak gitu "- umpat arfan
" Heh balik ke topik aja njir gausa mengalir kemana - mana "- arfan kembali memfokuskan tatapannya pada rafi yang sedari tadi hanya diam
" Woy raf, lo tadi ngapain sama si cupu?"- intrupsi arfan
" Kasihan sih, katanya dia ditampar ya sama selvi "- jelas tama dengan wajah sedihnya yang di buat - buat
" Jijik woy, jan gitu napa ntar gue tampol ni "- arfan mengambil ancang - ancang akan memukul tama
" Lagian emang kasian kali sebenernya "- ujar tama
Rafi segera mengirimkan pesan pada seseorang diponselnya.
Cupuuu! .
Ntar pulang sekolah balik sama gue!awas aja berani kabur lo.
Masih inget anceman gue kan!.
Turutin kalo lo mau tetep bisa sekolah disini.
Setelah mengirimkan pesan tersebut rafi memilih kembali memasukkan ponselnya ke saku, ia sama sekali tak memiliki rasa kasihan sama sekali pada gadis itu, kejam kan.
" Eh ntar pulang sekolah ke cafe dulu yok "- ajak arfan, ketiga lelaki itu menatap kearah nya dengan tatapan berbeda - beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Ficção Adolescente[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...