□□□ MIris! □□□
" Woy cupu! "- pekik seseorang, vania hanya diam memilih terus berjalan tanpa menoleh kebelakang, ia tak tau siapa yang tengah dipanggil oleh gadis itu.
" Kurang ajar banget tu cupu"- umpatnya yang masih bisa didengar oleh vania
Vania menghentikan langkahnya, menoleh kebelakang mendapati selvi kakak kelas nya yang menatapnya dengan tatapan tajam.
" Lo kurang ajar banget ya "- gemas selvi mendorong bahu vania dengan kuat
" Ak-aku gak tau kalo kakak manggil aku "- cicit vania menunduk takut, selvi menarik rambut vania hingga membuat gadis itu hampir saja memekik " Aw- " pekik nya tertahan karna vania menggigit bibir bawahnya berusaha untuk menahan teriakannya.
Bahkan saat ini para siswa - siswi yang berdiri diujung koridor pun menatap kearah keduanya dengan tatapan yang entahla. Hari ini sedang diadakan rapat guru, membuat mereka dengan leluasa bisa berkeliaran diluar kelas, jadi tak heran kenapa mereka semua bisa berada diluar kelas.
" Lo ya, kemarin lo selamat karna gue gak ikut - ikut an ngebully lo ya Cupu! " - semprot selvi semakin mengencangkan tarikan nya pada rambut vania, gadis itu memejamkan mata berusaha menahan rasa sakit atas jambakan selvi pada rambutnya, seakan - akan rambutnya ini akan lepas dari kepalanya karna ulah tangan selvi.
" Kak-aww Ak-aku mohon lepasin Hiks "- ringis vania menahan tangan selvi yang menarik rambutnya dengan sangat kuat, tanpa sadar tetesan bening pun jatuh dari kedua pelupuk matanya karna rasa sakit dari jambakan selvi.
" Dasar gak tau diri lo, bisa - bisa nya berharap kalo rafi bisa jadi milik lo! "- pekik selvi melepas jambakannya dari rambut vania dengan kasar sampai membuat nya terduduk dilantai dengan keadaan yang mengenaskan
" Asal lo tau ya, lo itu gak tau diri, bisa - bisa nya lo ngedeketin rafi "- kecamnya, selanjutnya dia menginjak tangan vania dengan begitu kuat membuat nya kembali meringis kesakitan
" Walaupun rafi pura - pura jadiin lo pacar karna sebuah taruhan tapi tetep aja gue gak iklas, karna lo udah berduaan sama dia "- jelas selvi semakin menekan injakan kakinya pada tangan vania
" Awwww "- vania berusaha menahan kembali teriakannya, siswa - siswi yang berdiri disekitarnya pun tak berani mendekat hanya sekedar menolongnya, justru mereka malah sibuk membicarakan vania.
" mampus kan si cupu "-
" biar diterima aja, siapa suruh kecentilan "-
" sok cantik banget sih "-
" Gak tau diri banget tu si cupu "-
" Sumpah ya gue jadi pengen rusak wajah sok cantik tu cewek "-
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Novela Juvenil[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...