□□□ Mulai Dekat □□□
Sabtu pagi terasa begitu menyenangkan bagi para pasangan - pasangan yang menikmati hari libur dengan tenang, Taman - taman dipenuhi dengan kerumunan orang yang sibuk menghabiskan waktu liburannya dengan begitu semangat, berbeda dengan dua orang ini yang malah bergulat dengan buku paket super tebal yang siap untuk dibaca.
" Ka-kamu paham? "- tnya vania yang sudah menjelaskan beberapa cara - cara memecahkan soal - soal matematika yang nampak begitu menyiksa.
" Lumayan, tapi lo ulang lagi deh "- pinta rafi, vania mengangguk.
Disinilah vania, diapartemen milik rafi, bahkan dihari libur seperti ini, yang seharusnya untuk istirahat ataupun berjalan - jalan pun malah digunakan untuk mempelajari soal - soal matematika yang begitu meresahkan pikiran.
" Susah banget sih mtk ini"- sungut rafi, menghela nafas kasar kala melihat rumus - rumus yang begitu membingungkan
" Gapapa kak, belajar pelan - pelan aja dulu, gausa terlalu dipaksa in, ntar malah otaknya gak nampung "- tutur vania begitu pengertian, membuat rafi menatap vania lalu mengangguk samar
" Tapi kenapa lo bisa sepaham itu sih, padahal ini kan materi kelas 12 dan lo masih kelas 11 "- pikir rafi
" Kalo mau belajar pelan - pelan, semua soal yang susah juga bakalan terpecahkan kok "-
" Tapi ini tuh bener - bener susah lo, berbelit - belit, lebih baik gue hafalan dari pada harus nginget tu semua rumus "- umpat rafi merasa begitu kesal, vania diam - diam tersenyum melihat lelaki dihadapannya yang begitu menggemaskan jika tengah kebingungan.
" Aku ajarin ulang ya "- tawar vania yang sukses membuat rafi menatap kearahnya, itu membuat keduanya saling berpandangan, terdiam sejenak dan memilih larut dalam pikiran masing - masing.
Saat keduanya saling pandang, tiba - tiba saja terdengar suara cacing - cacing dari perut rafi yang meronta - ronta minta diberi makan.
" Eh, Kamu laper "- kekeh vania lalu menatap rafi ragu
" Lo ketawain gue " - geram rafi menatap vania tajam membuat nyali nya menciut.
" Maaf "- cicit vania
Rafi terkekeh geli, mengusap puncak kepala vania gemas " Uhukk, Lo laper juga ga ?"- tnya rafi merasa begitu malu saat tiba - tiba suara cacing diperutnya yang memecahkan suasana
" Eh, Ak-aku udah sarapan kok tadi, tapi kalo kamu mau makan aku bisa bikinin "- tawar vania
" Lo mau masakin gue?"-
" Iya, kalo mau "- tawar vania menunduk, tak terasa sudah beberapa hari rafi dan vania menjalani hubungan sebagai pasangan, bahkan vania merasakan begitu senang saat rafi mampu membuatnya nyaman, jadi sekarang vania sudah tak merasa takut pada rafi. sedangkan rafi? Ntahla bagaimana perasaan lelaki itu pada vania, pernah suatu hari saat rafi dengan terang - terangan menunjukkan perhatiannya pada vania sampai membuat para fans rafi pun mulai membenci gadis itu, apalagi selvi bahkan pernah melabrak vania, tapi dengan begitu perhatian rafi berhasil membela vania, tentunya itu membuat vania semakin yakin jika rafi benar - benar sudah berubah.
" Lo bisa masak?"- tnya rafi
Vania mengangguk samar " Aku gak terlalu jago, tapi aku bisa kok"-
" Yaudah ayo ikut gue kedapur "- ajak rafi beranjak berdiri, keduanya pun segera menuju ke dapur.
" Gue gak terlalu banyak bahan makanan "- ucp rafi tersenyum kikuk, entah kenapa dia mulai terbiasa berada didekat gadis ini, walaupun kenyataannya seperti itu tapi rafi selalu menepis semua rasa nyamannya pada gadis cupu ini.
" Maaf, aku mo ijin buka kulkas kamu ya "-
" Gausa minta ijin juga kalik "- kekeh rafi yang mampu membuat vania mengangguk samar, membuka kulkas milik rafi dan melihat isinya yang begitu lengkap.
" Ini kamu sendiri yang belanja?"-
" Bukan "- ucp rafi. Vania menatap rafi dengan tatapan bingung namun hanya sebentar lalu kembali menunduk
" Terus siapa ?"- tnya vania
" Ya aku lah, siapa lagi kalau bukan aku "- jawab rafi terkikik geli dan itu membuat vania tersenyum, tentu bagaimana pun ekspresi yang dikeluarkan vania pun tak luput dari penglihatan rafi.
" Eh "- vania menatap rafi dengan tatapan kaget karna tiba - tiba saja lelaki itu menggunakan kata aku seperti itu.
" Kenapa?"- tnya rafi " Ka-kamu pake logat nya aku aku an gitu"- ujar vania menunduk malu
" Emang kenapa? Gak boleh ya, bukannya kita udah pacaran "- pikir rafi. vania berkali - kali lipat harus menahan malu, aduh kenapa lelaki ini selalu mampu membuatnya merasa gugup, bahkan jantungnya pun jadi berdetak lebih kencang saat berdekatan dengan lelaki ini.
" Eh, Bo-boleh kok "- jawab vania tersenyum malu - malu
" Haha, Yaudah mangkannya "- rafi tersenyum, vania kembali mengambil bahan - bahannya dan mulai memasak sesuatu
" Ka-kamu minta dimasakin apa?"- tawar vania merasa begitu gugup karna ia tau jika rafi diam - diam memperhatikannya " Apa aja deh "- jawab rafi
" yaudah deh "- ucp vania segera mengambil beberapa bahan makanan, ia memilih untuk memasak sebuah omlet dan nasi goreng saja, menurut vania itu sangat mudah dan cepat cara membuat nya, jadi rafi tak perlu menunggu lama - lama untuk itu.
Diam - diam rafi memperhatikan gadis itu yang tengah sibuk memasak. Selama beberapa minggu mengenal gadis ini, namun entah kenapa ada perasaan aneh didirinya saat berdekatan dengan gadis itu, tapi ia tentu hanya merasa kasihan saja pada gadis cupu itu, karna mungkin sebentar lagi nasib malang akan menimpanya, maka dari itu rafi merasa sangat iba.
"Ini kak Udah mateng "- ujar vania menyiapkan semuanya dalam piring, setelah itu meletakkan nya didepan meja rafi.
" Eh udah "- kaget rafi " Boleh dicoba ?"- tnya rafi menatap vania sekilas
" Bo-boleh ko"- jawab vania mengangguk samar
Rafi tersenyum samar dan memilih melahab makanan itu, begitu kagetnya dia saat makanan tersebut sudah dirasakan oleh lidahnya
" Enak, pinter masaknya "- puji rafi.
vania menunduk malu - malu " Eh sumpah deh ini enak beneran "- rafi sudah benar - benar hampir menghabiskan makanan tersebut
" Untung aja kamu suka "- pikir vania
" Habis belajar mo jalan bareng?"- tawar rafi
vania mendongak dan menatap rafi dengan tatapan kaget " Jalan?"- ulang vania, rafi mengangguk
" Ta-tapi kakak gamalu jalan sama aku?"- pikir vania menunduk malu
" Ya enggak lah, kan kmu pacar aku "- kekeh rafi, dan sialnya itu membuat pipi vania memanas
" Yaudah kakak habisin makanannya ya, setelah itu selesaiin soal matematikanya bentar gapapa kan ?"- tutur vania
" Okehh kalo gitu "- ucp rafi tersenyum, entah kenapa rafi malah menurut pada gadis berkuncir kuda itu.
" Uhukkk - uhukkkk "- rafi terbatuk - batuk, dengan begitu cekatan vania segera berlari kecil mengambilkan air untuknya
" Ini ini kamu minum dulu"- tutur vania, menyodorkan segelas air tersebut pada rafi, rafi mengangguk dan menegak air minum tersebut dengan cepat.
" Jangan terburu - buru gitu kak "- pinta vania yang dibalas senyuman oleh rafi.
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Yayayaya, kayaknya sifat grogi vania perlahan ilang deh karna terbiasa deket sama si rafi.
Nextt??
#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Genç Kurgu[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...