□□□ Guru Baru? □□□
" Sudah bapak tegaskan berapa kali lagi sama kamu rafi, harusnya kamu lebih meningkatkan kualitas belajar kamu "- jelas herman, guru gemuk berkacamata yang diyakini adalah wali kelas dari rafi
" Kamu tau kan kalo kamu udah kelas 12, sebentar lagi pasti banyak ujian - ujian jadi harusnya kamu belajar lebih giat lagi "- jelas herman
Rafi hanya memutar bola matanya malas. " Ck, Udah ngomongnya ?"-
Herman menatap rafi dengan tatapan tajam " Baiklah sesuai keputusan dari kakek mu, bapak disuruh untuk memberikan les privat matematika karna kamu sangat kacau dalam bidang itu "- tutur herman
" Tunggu, akan ada yang bakalan mengajari kamu tentang matematika, jadi bapak harap kamu menghargai dia "- jelas herman, rafi mendengus sebal, kalau bukan karna kakeknya maka ia tak akan pernah mau untuk mendapatkan les privat atau semacamnya.
Tokkk ... Tokkk ... Tokkk ...
Pintu ruangan diketuk itu membuat herman dan rafi reflek menoleh kesumber suara.
" Silahkan kamu masuk "- pinta herman, Pintu terbuka, menampakkan gadis manis dengan kunciran kuda itu tengah tersenyum kearah herman. " Maaf bapak manggil saya?"- tnya gadis itu. herman tersenyum lalu mengangguk, memberi isyarat agar gadis itu duduk, sedangkan rafi benar - benar terlihat bodoamat dan tak perduli pada gadis yang baru saja duduk disampingnya.
" Jadi begini vania, bapak mau kamu mengajari rafi dalam pelajaran matematika, karna bapak tau kamu begitu mahir dalam semua bidang tak terkecuali matematika, jadi bapak minta tolong agar kamu dapat mengajari rafi kakak kelasmu ini dengan sebaik mungkin ya "- pinta herman.
Rafi reflek menoleh kearah gadis yang duduk disampingnya, begitu terkejut saat melihat jika gadis yang akan mengajarinya adalah si cupu ini.
" Tapi, saya masih kelas 11 pak, apa bisa "- pikir vania sedikit merasa tak yakin dengan kemampuannya
" Bapak yakin kamu bisa, karna kamu dapat menguasai semua materi tentang matematika dengan cepat bukan "- ujar herman
Vania terdiam sejenak " Eh, Vania bakal usaha pak "-
" Bagus, jadi jika ingin menentukan jam berapa akan belajar bersama maka kalian bisa tentukan sendiri bukan? Jadi kalian atur saja berdua ya "- jelas herman yang mampu membuat vania terdiam, sebenarnya ia merasa sedikit was - was jika di suruh untuk mengajari rafi, ia masih merasa begitu takut.
" Iya pak "- vania mengangguk mengerti
" Yaudah kalian berdua boleh pergi sekarang, terimakasih untuk waktunya "- jelas herman yang, vania tersenyum ramah sedangkan rafi hanya mendengus sebal
Ia memilih untuk beranjak berdiri mengikuti rafi yang sudah lebih dulu pergi dari sini. " Maaf kak, "- tahan vania hingga membuat rafi reflek menoleh menatap vania dengan tatapan bertanya.
" Ka-kapan mulai belajar barengnya? "- tanya vania merasa begitu gugup " Pulang sekolah "- jawab rafi
" Ta-tapi aku gak bisa kalo pas pulang sekolah "-
" Tapi kalo malem lo kerja kan "-
" Yaudah hari sabtu pagi, kan libur "-
" Iyaaaa, "- jawab vania menunduk takut
" Gausa takut gitu kali sama gue, gue sekarang udah gak jahat kok "- ungkap rafi, tapi vania tetap saja menunduk
" Yaudah gue duluan ya "- pamit rafi berlalu pergi begitu saja. Vania tersenyum samar, ia berfikir apa benar rafi sudah berubah sekarang, bahkan lelaki itu sangat baik padanya, entah kenapa vania merasa begitu senang kali ini.
" Woy, ngeliatin apaan?"- seru anggi yang tiba - tiba datang dan menepuk pundak vania sampai membuat gadis itu hampir terhuyung kebelakang karna merasa kaget. " Ih kmu hampir aja bikin aku jatuh "-
" Haha, Lagian lo ngeliatin apaan sih "- heran anggi yang begitu penasaran akan apa yang dilakukan oleh gadis itu disini
" Gak ada kok "- ucp vania tersenyum manis, entah kenapa ia merasa begitu senang kali ini. Bagaimana tidak senang jika melihat lelaki yang selama ini ia perhatikan bisa menjadi begitu baik kepadanya.
Ia begitu senang sekarang, mengingat jika ia dan lelaki itu akan sangat dekat karna harus belajar bersama.
Pasti kalian berfikir jika vania tak tahu diri karna berharap pada lelaki ini bukan, namun vania sama sekali masih terlalu polos untuk mengerti sikap, maksud dan tujuan orang tersebut, jadi wajar jika ia bersikap seperti ini bukan.
" Yok ke kelas, pokoknya lo harus cerita semuanya yang terjadi "- ajak anggi, vania berfikir sejenak lalu mengangguk samar, tak ada salahnya jika ia bicara tentang semua ini pada anggi bukan, bahkan vania memang harus bercerita tentang hal ini pada anggi. Keduanya sudah duduk dibangkunya, anggi sudah duduk menghadap kearah vania dengan sempurnah.
" Ayo cerita cepet "- seru anggi yang
Vania mulai bercerita saat rafi menolongnya, mengantarnya pulang saat mereka tak sengaja bertemu di bar, lalu saat lelaki itu memberikannya roti serta perhatian lebih saat diperpustakaan dan saat ia ditugaskan untuk mengajarkan rafi matematika, bahkan vania menceritakan semuanya dengan begitu antusias.
" Whattt!"- pekik anggi merasa kaget dengan apa yang diungkapkan oleh vania
" Kamu jangan kenceng - kenceng teriaknya "- pinta vania berusaha mengingatkan, anggi menggeleng kuat.
" Apa lo gak mikir van, pasti dia punya rencana jahat, kenapa lo gak peka sih"- gemas anggi tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh vania
" Kita gak boleh berfikir negatif nggi, mungkin aja kak rafi beneran berubah kan "- tutur vania
Anggi menggeleng kuat " Ck, cowok kek dia mana bisa sih berubah, kelakuannya itu udah bener - bener buruk, dengan tiba - tiba dia kayak gitu sama lo, maka harus dipikir mateng - mateng lagi, jangan - jangan dia punya rencana buruk buat lo "- jelas anggi
" Anggi, kamu jangan mikir yang enggak - enggak tentang dia, gabaik tau "- peringat vania yang mampu membuat anggi memutar bola matanya malas " Terlalu mikir yang baik - baik itu juga gaboleh "-
" Tapi kan bisa aja dia emang beneran jadi baik "- pikir vania
" Cowok yang modelannya kek dia gak boleh terlalu dipercaya, ntar banyak bulshitnya "- jelas anggi
" Udah deh, kmu jangan terlalu benci sama seseorang, itu gabaik loh "- tutur vania " Terserah lo aja deh van "- pasrah anggi
Vania hanya tersenyum simpul, ia tau gadis dihadapannya ini begitu takut jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, jadi vania bisa mengertikan kekhawatiran nya dengan baik.
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Nah kan aku kasih doble up heheh :) .
Nextttt???
#Dibaca aja seneng apalagi divote .
Ig : Novelia_af
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...