□□□ Apaa Lagi ? □□□
Vania dan anggi berjalan menuju kantin karna jam istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, vania memilih ikut karna memang percuma saja ia sudah tidak akan menghindari lelaki itu.
Sejak kejadian kemarin sabtu saat vania mengajari rafi sampai tertidur di apartemennya itu membuat vania lagi - lagi harus merasa begitu terbawa perasaan karna lelaki itu.
" Hai "- sapa deo dibalas senyuman oleh vania
" Kenapa si lo "- anggi menatap deo tak suka
" Heh, si deo nyapa vania kalik bukan lu "- saut regal
" Heh, temen lo tampangnya tu tampang playboy, ya gak salah lah kalo gue marah karna dia mo ngerayu sahabat gue "- geram anggi
" Tenang aja, si deo baik "- ujar regal
" Heh tu liat, tampang dia tu tampang - tampang playboy "- cerocos anggi
" Sifat gak bisa dinilai dari penampilan dong "- timpal regal
Tanpa sadar keempatnya sudah sampai di kantin karna perdebatan panjang tadi yang membuat mereka tak menyadari nya.
" Udah deh van, yok cari tempat sekarang "- ajak anggi, duduk dibangku kantin paling ujung.
" Heh cupu Murahan!"- bentak seseorang yang membuat langkah vania dan anggi terhenti
" Ck, Lo beneran gak tau diri ya "- ucpnya menaikkan nada bicara lalu menarik rambut vania hingga membuat gadis itu terhuyung dan jatuh dilantai kantin dengan begitu mengenaskan
" Heh lo apaan sih "- semprot anggi yang membuat gadis bername tag Sania jena 12 ips 2 yang juga merupakan teman satu kelas rafi.
" Lo gausa ikut campur deh, masalah gue sama dia bukan sama lo "- geram sania menatap anggi dengan tatapan tajam
Anggi terdiam, ia harus menahan diri, kedua orang tuanya tak memperbolehkan dia membuat masalah di sekolah, jadi mau tak mau anggi memilih untuk diam, sebenarnya ia merasa begitu iba pada vania karna gadis itu sudah begitu banyak mendapat masalah bertubi - tubi.
" Lo beneran kurang ajar ya "- sania menarik kera seragam vania lalu menatap nya dengan tatapan tajam
" Kenapa lo bikin motor gue rusak hah!"- pekik sania. Vania diam, bahkan ia tak tau tampang motor gadis ini, tapi kenapa malah dirinya yang disalahkan
" Ka-kak aku sama sekali gak tau ap-Akhhhhhh!"- pekik vania tertahan kala mendapati sania kembali menarik rambutnya dengan begitu kuat, vania harus menggigit bibir bawahnya untuk menahan sakit, tiba - tiba sania menghempaskan rambut Vania begitu saja hingga membuat nya kembali terduduk dilantai.
Sekilas bisa ia lihat rafi dan para temannya yang juga menyaksikan hal ini, ada anggi dan lia yang menatapnya dengan tatapan begitu iba, sekarang ini mereka menjadi sorotan satu sekolah, semua tengah mengerubunginya dan sania, sebenarnya apa lagi kesalah vania, kenapa harus dia yang disalahkan.
" Lo bener - bener cuma make kedok aja ya diwajah lo, keliatan bener - bener Terlalu Bego tapi kenyataannya lo munafik, lo cuma sembunyi dibalik topeng sok bego lo itu, padahal aslinya lo tu gak tau diri "- bentak sania
Sania menyambar segelas air minum yang ada dimeja lalu mengguyur tubuh vania dengan begitu kejamnya hingga vania kembali diam dengan mata terpejam, air mata nya tiba - tiba turun, beruntung sekali karna sania mengguyurnya dengan air, hingga saat ia menangis maka air matanya tak akan terlihat.
" Lo itu beneran cewekk yang bego, tolol, sok plonga - plongo dan idiot. Harusnya sampah kek lo gak ada disini Bangs*tt!!"- pekik sania kalap
Sebenarnya apa yang dilakukan vania hingga membuat gadis cantik dihadapannya begitu marah kepadanya seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...