" Ouhh lo berharap ada seorang pangeran yang mampu membuat hidup lo berwarna "- ejek nina, membaca catatan yang Vania tulis dibelakang buku itu.
Vania harus menahan tubuhnya yang gemetar, ia menyelipkan sebuah catatan tentang seseorang, jika nina membaca itu maka hancur hidup vania.
□□□ Buku Catatan □□□
" Nina ak-aku mohon jangan "- pinta vania " Bodoamat, biar semua tau kalo lo itu terlalu bermimpi "- jelas nina
Tiba - tiba nina berlari keluar kelas menuju ketengah lapangan, terdapat banyak sekali para siswa - siswi yang sibuk berkeliaran dan memenuhi area sekolah apalagi di bagian lapangan.
Vania segera mengejar nina, ia tak mau jika catatan dibuku novelnya itu diketahui oleh orang lain.
" Hai gaess dengerin gue!!"- suara nina meninggi hingga membuat para orang mulai berjalan mengerubungi nina
" Liat nih, Si cupu lagi nulis pernyataan cintanya buat sang pangeran "- nina mencibir
" Untuk Pangeranku, apakah tak ada seorang pangeran yang bisa membuat hidupku jadi lebih baik, semuanya seakan menyalahkan diriku jika sampai aku mencintai dirinya "- kata nina dengan suara kerasnya, bahkan para kakak kelas yang berada dilantai atas pun ikut berpartisipasi.
Vania terdiam kaku, mungkin memang ini yang harus ia terima kali ini, semua tak memihaknya, bahkan takdir pun seakan - akan tak ingin membantu vania barang setitik pun.
" Kak RAFi! "- ucp nya penuh penekanan " Aku berharap dia yang akan menjadi pangeranku, entah kenapa hati ku selalu tertuju padanya, sikapnya yang manis kadang juga mampu berubah menjadi dingin saat aku bersamanya, apakah salah jika aku mencintainya? "- ujar nina dengan suara keras hingga membuat yang lain mendengarnya lalu menatap vania sinis.
" Emang gak tau diri ya tu cewek "- ungkap nina
Tiba - tiba Rafi sudah berdiri didepan nya dan membuat vania menundukkan kepala.
" Angkat kepala lo BITCH!"- bentak rafi lalu pekikan diakhir kata nya, vania kembali terdiam dengan tubuh bergetar hebat, bentakan itu mampu membuat nya menitihkan air matanya, ia tidak bisa jika sudah dibentak
" Udah gue bilang jangan sampek lo suka sama gue, lo itu cupu, gagap, terus jelek lagi, dan kenapa lo malah mikir kalo gue mau jadi pangeran lo "- cibir rafi menatap vania sinis, tentunya itu semua tak jauh dari pandangan para orang yang ada disana.
" Lo itu terlalu gak pantes buat sekedar suka sama gue "-
" Lo itu terlalu lemah, bahkan gue liat lo aja enek lah kenapa lo malah berharap gue yang jadi pangeran lo hah!"- semprot rafi membuat vania semakin menundukkan kepala dengan tangisan yang sudah membanjiri kedua pipinya.
" Lagian semua hal yang gue lakuin ke lo itu cuma main - main Bego, kenapa lo nya gampang banget sih Di GOBLOK in "- Sergah rafi begitu ketus dan tentunya vania sudah mati kutu disana
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...